Mentari terlihat bersandar di sofa sambil menatap kesibukan Awan di dapurnya. Laki-laki itu memaksa untuk mengantarnya lalu setelah itu dia menyuruh dirinya berbaring sementara laki-laki itu terlihat sibuk mondar-mandir membuat sesuatu di dapurnya tak lama laki-laki itu datang sambil membawa nampan yang berisi makanan dan segelas teh hangat untuknya."Makanlah!"
Karena melihat kecanggungan Mentari membuat Awan tersenyum lalu bangkit.
"Kotak obatnya dimana?"
"Diatas lemari itu!"
Setelah mencari-cari akhirnya Awan menemukan kotak obat yang dimaksud yang ternyata adalah sebuah tas kecil berwarna merah dengan resleting sebagai akses buka tutupnya.
"Dimakan buburnya keburu dingin apa minta aku suapin!"
"Mm enggak usah Mas!"
"Kalau begitu dimakan!"
Dengan perlahan Mentari memakan buburnya sesuap demi sesuap dia tidak menyangka bahwa rasa bubur buatan Awan begitu nikmat hingga tanpa terasa diapun telah menghabiskan bubur itu.
Awan berdiri disamping balkon sambil menatap pemandangan didepannya saat Mentari duduk di sampingnya.
"Sudah habis buburnya?"
"Sudah!"
"Sudah diminum obatnya?"
"Sudah!"
"Bagus! Sekarang istirahat!"
"Nggak boleh entar gendut!" Ujar Mentari cepat, Awan yang tergelitik dengan ucapan gadis itu langsung menoleh dilihatnya gadis itu duduk sambil menyilangkan kedua tangannya diatas lutut dengan tatapan keatas menatap langit-langit kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari diatas Awan
RomanceTradisi perjodohan para petinggi untuk putra-putrinya mempertemukan Awan Raka Bumi dan Mentari Aulia Azahra, namun niat kedua keluarga tak semulus kenyataan di depan mata karena nyatanya Awan adalah pribadi yang pendiam dan susah didekati sedangkan...