"Ku ulangi. Jangan mempercayai orang lain melebihi dirimu sendiri. Berhati-hatilah.”
.
.
.Alunan musik klasik yang terdengar lembut menghiasi ramainya sebuah pesta megah disalah satu hotel ternama itu. Suasana elegan namun hangat dari balroom tersebut begitu terasa. Semua orang yang hadir berusaha mengenakan pakaian terbaik mereka dan tidak sedikit pula yang memesan khusus untuk acara tersebut.
Tak terkecuali lelaki tampan berambut gelap itu, Uzumaki Sasuke. Lelaki dengan bentuk wajah bak arsitokrat yang kini mengenakan tuxedo berwarna hitam yang dihiasi dasi kupu-kupu berwarna senada.
Ia tengah mendengarkan beberapa rekan satu timnya yang tengah asik membahas rencana libur akhir pekan nanti. Sasuke bukanlah tipe orang yang suka bicara, ia hanya menanggapinya dengan senyum miring khas bangsawannya.
“Kau harus mencobanya, bos! Itu luar biasa!” Ucap salah satu rekan timnya yang memiliki kulit putih yang cenderung pucat.
“Cih, percuma kau mengajak dia. Karena yang ada diotak jeniusnya hanya kerja, kerja dan kerja.” Ucap lelaki lain yang memilih untuk menguncir rambutnya tinggi.
“Apa aku harus memberikan cermin kepadamu, Shikamaru?” Sasuke menimpali ucapan leader dari divisi web developer itu dengan santai.
“Well setidaknya dalam satu bulan aku menyempatkan satu kali berpelesir.”
Sasuke hanya berdecak tak peduli dengan jawaban lelaki Nara itu. Ia kembali menyesap wishki yang ada ditangannya. Matanya yang segelap malam menyapu ruangan yang didominasi warna keemasan itu. Lalu sepasang matanya bertemu dengan iris berwarna hijau yang tengah berjalan mendekatinya.
Sasuke meletakan gelas yang sedari tadi ia pedang ke meja bundar yang ada ditengah-tengah timnya berdiri. Ia menundukan badannya memberikan hormat kepada dua orang yang tersenyum ramah kepadanya dan timnya.
Shikamaru, Sai dan beberapa orang lainnya ikut menunduk memberikan hormat kepada Tuan dan Nyonya Haruno yang merupakan owner tempat mereka bekerja.
“Selamat atas launcing produk terbarunya, Tuan Haruno." Sasuke menjabat tangan Tuan Kizashi yang dibalas dengan senyum hangat oleh orang yang memiliki pangkat teratas diperusahaannya tersebut.
“Terima kasih anak muda.” Ucapnya sambil menepuk bahu Sasuke. Sasuke tersenyum dan mengangguk.
“Ah… kudengar kau dan timmu kemarin berhasil mengidentifikasi orang-orang yang ingin meretas sistem kita?”
“Ah itu, ya. Kami berhasil mengetahui sebagian besar dari mereka yang ingin menyusup ke perusahaan ini.”
“Apakah parah?” Tanya Kizashi yang mengerut ngeri.“Ada lebih dari satu juta IP dalam satu hari yang mencoba untuk membuka akses sistem kita, Tuan.”
“Oh god.”
“Tapi tenang saja Tuan, aku dan tim akan selalu berjaga agar tidak ada benalu yang menempel.” Ucap Sasuke meyakinkan.
“Terima kasih, Sasuke.” Kizashi menjabat tangan Sasuke untuk berterima kasih dan dibalas dengan senang hati oleh Sasuke.
“Dan oh kenalkan ini istriku, Haruno Mebuki.” Kizashi memperkenalkan wanita yang sedari tadi menggandeng mesra lengan kirinya. Wanita dengan perawakan ideal diusianya yang sudah tidak muda lagi itu mengenakan gaun mewah namun tetap elegan berwarna maroon.
“Senang bertemu denganmu Nyonya.” Ucap Sasuke menjabat tangannya.
“Senang berkenalan denganmu, Tuan.”
Sasuke tersenyum membalasnya, lalu setelah percakapan singkat itu rekan Sasuke yang lain bergiliran untuk memberikan selamat kepada Kizashi dan juga berkrlenalan dengan Nyonya Haruno tersebut.Kizashi sudah akan melangkahkan kakinya untuk menyapa tamu lain hingga langkahnya terhenti dan berbalik menghadap Sasuke.
“Datanglah kerumahku jika hari sabtu nanti kau tidak ada acara.”
“Baik, Tuan.”
.
.
.Lanjut??
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust [SasuSaku 21+]
Fanfiction"Dari mereka aku belajar untuk tidak terlalu mempercayai orang lain. Bahkan orang yang sudah kita anggap sahabat terdekat pun perlu diwaspadai. Karna nyatanya banyak kejahatan yang muncul dengan tersangka adalah orang terdekat korban. Maka dari itu...