parteu 3

90 10 0
                                    

happy reading
.
.

pagi yang cerah di korsel, membuat para kaum hawa dan adam terbangun dengan suasana hati yang tenang. namun tidak dengan jeongwoo. ia malas sekali untuk pergi berangkat ke sekolah.

"kamu kenapa jeongwoo?"

"tau nih bocah murung mulu yah" haruto menatap jeongwoo sembari memakan roti hangatnya.

"berisik lu nto!!" matanya mendelik menatap tak suka pada sang kakak keduanya.

"kenapa sih dek? kenapa? ayah nanya dicuekin tuh" jeno ikut andil dalam perdebatan kedua adiknya. ia duduk di kursi sebelah jeongwoo sembari memakan sarapannya.

jeongwoo yang ditatap oleh tiga orang itu menjadi gugup bukan main, dengan keberaniannya ia bertanya.

"kalo misalnya jeongwoo gajadi alpha kaya ayah gimana?"

maniknya bersitatap pada kedua mata tajam sang ayah. menatap lekat sang ayah meminta pendapat.

"ya gapapa, kan ada dua kakak kamu yang mungkin salah satu dari mereka atau dua dua nya jadi alpha"

"kalo misalnya kita sama kaya jeongwoo?" haruto menimpali, ia sungguh merasa takut dengan fakta.

"gapapa dong, kan ada ayah. kalian bisa saling menjaga. apalagi kan nanti kalian punya mate, so? apa yang harus ditakutin?" namjoon menatap ketiga anaknya, sembari meletakan tiga gelas susu putih dan segelas kopi diatas meja.

tiga kakak-beradik itu hanya diam, mereka menundukkan kepalanya. dengan pikiran yang berkecamuk mereka segera pergi untuk berangkat ke sekolah.

"ayo, ayah"

"iya, sayang. ayo" siwon menghampiri namjoon, mengecup singkat bibir namjoon dan pamit dari sana.

"hati-hati ya mas, jagain anak-anak"

..

"belajar yang bener!!"

"iya, ayah" haruto dan jeongwoo segera berpamitan kepada siwon. berbeda dengan jeno yang beda sekolah dari adik-adiknya. jadi dia lebih memilih menaiki motor untuk pergi ke sekolah sm high school. dan kedua adiknya di sekolah fav yg high school.

"to, gua mau bully"

"yaudah gua ikut! masih ada 15 menit lagi"  haruto menoleh kepada jeongwoo yang hanya menatap lurus.

"telpon anak-anak, kita bawa ke gudang"

"bejir" haruto berujar pelan, ia menatap punggung sang adik yang berjalan mendahului nya. dengan rasa kaget dia melihat kemarahan muncul dalam diri sang adik.

"gawat anjing, gece wei si jongu mau bully ke gudang"

setelah mengirim pesan suara pada grup, haruto berlari menghampiri jeongwoo.

brak

tangan kekar jeongwoo menggebrak meja ryo. dengan keterkejutannya, ryo menatap manik tajam tanpa ekspresi jeongwoo dihadapannya.

"sabar woo"

"lu ikut gua ke gudang!!" haruto bergidik ngeri, ia menatap ryo yang hanya menatap datar pada jeongwoo yang sedang marah.

"kenapa harus?" ryo bertanya tanpa gentar pada jeongwoo yang masih menatapnya dari atas.

"cih, lu gamau?" jeongwoo memandang remeh kepada ryo yang berada dibawah tubuhnya.

dengan cepat, jeongwoo menarik kasar tubuh ryo yang lebih kecil dari nya. membangunkan ryo yang sedang duduk untuk berdiri dan berjalan secara kasar kearah yang dituju jeongwoo.

"gausah ngadu lu pada ya!!" titah haruto menatap tajam siswa/i yang ada dikelas itu, lalu menyusul jeongwoo yang berhenti didepan pintu kelas saat ada tubuh seseorang menghalangi jalan mereka.

"kenapa woo?"

jeongwoo menatap sengit pada asahi yang menghalanginya.
dengan wajah datar andalannya, asahi menatap jeongwoo lalu melirik ryo yang ada digenggaman pria park itu.

"lu ga takut bk?"

"cih ga ngurus"  jeongwoo menatap remeh asahi yang hanya diam tidak bergeming.

" WEH ANJENG NGAPA COK??!!"

plak

"berisik bego!"

teriakan keras gunwook membuat semua orang yang berada di sana menoleh cepat, terkecuali jeongwoo dan asahi yang hanya diam berpandangan sengit didepan kelas. jaehyuk bahkan sampai refleks memukul kepala gunwook.

teman-teman jeongwoo baru saja datang setelah dengan cepat berlari kearah kelas jeongwoo saat haruto mengabari mereka. padahal mereka baru saja sampai di depan sekolah. namun langsung menghampiri jeongwoo.

"asahi, minggir!!" jeongwoo menekan setiap kata yang ia keluarkan.

"gamau" suara deep asahi membuat haruto dan ryo menoleh kaget secara bersamaan. dengan refleksnya asahi merebut paksa lengan ryo dan membawa ryo kedalam kelas, melewati tubuh besar jeongwoo tanpa getar. diikuti oleh yuta yang berada dibelakangnya.

"SIALAN, EMANG LU SIAPA ANJING?!!!"

amarah jeongwoo membuncah, ia menarik kasar kerah kemeja belakang asahi. menghentikan langkah asahi yang langsung disambut oleh tatapan dingin asahi.

"woo sabar woo" haruto dan teman-temannya mencoba membawa jeongwoo menjauh dari asahi. namun nihil, tenaga jeongwoo saat marah lebih besar daripada mereka.

"hamada asahi"

deg

tubuh jeongwoo mematung. hamada? apakah mereka sekeluarga? hamada ryo dan asahi? lalu mengapa jeongwoo merasa takut? ada apa?

asahi hanya diam menatap raut wajah jeongwoo, lalu pergi dari sana membawa kembali ryo ketempat duduknya.

"sial" batin jeongwoo.

"WOO MAU KEMANA WOO?!!"

"weh anjeng dikit lagi mau masuk, udah lah jin, won kita balik ya. biarin si jeongwoo bolos sendiri" haruto berucap lalu pergi membawa kedua temannya.

"hadeuhh ribet banget sih lu woo, yuk won"

mereka menuju ketempat duduk masing-masing, dan tak lama pak taeil pun datang untuk memulai pelajarannya dipagi hari.

"bodoh, ngapa harus ikut campur sih dia?" batin seseorang diujung sana sembari melihat kearah asahi, yang hanya fokus memandang lurus kedepan.

di lain sisi...

jeongwoo menatap lurus pemandangan dihadapannya. sekarang ia sedang berada di rooftop sekolah. berdiri di dekat tiang pembatas rooftop.

hatinya berkecamuk tidak karuan. ia memikirkan fakta tentang asahi dan masa depannya. entahlah, jeongwoo merasa sebuah pisau akan menusuk nya nanti. namun jeongwoo tak pasti.

apakah dia alpha? atau omega? lalu, bagaimana dengan asahi dan ryo? haruskah dia terus membully ryo? bahkan sekarang sudah ada penghalang. batin jeongwoo terus bertanya dalam hati. marah, takut, sesak bercampur jadi satu. ntah itu perasaan apa namun jeongwoo merasa aneh pada dirinya ini.

.

.

ada typo? maaf yaa

enigma || sahiwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang