Prolog

2 0 0
                                    

No.. Aku kangen banget sama kamu >_<

Akhirnya ujian masuknya kelar juga, fiuh..

Soal-soalnya... Beuh.. mantep abis!

Deng-Deng-Deng..

Jam tua rumah itu berdentang dua belas kali. Namun dara yang baru bernostalgia kembali dengan, Nono, diary kesayangannya itu tetap asik menarikan jari-jarinya di atas buku lama bersampul kulit sapi itu. Lampu kamar yang menyala temaram membuat kamarnya yang sebagian besar dihiasi benda-benda vintage terlihat makin klasik.

'Oh iya, Besok aku bakal jadi murid baru (lagi!) Fuh... Heran deh, pindah sekolah harus pake tes masuk segala. Mana soal tesnya aneh bin ajaib lagi!

Kata Papa itu sekolah unggulan. Nomor satu di kota ini biarpun sistem RSBI udah dihapus sama pemerintah kita yang ababil. (Dari dulu coba gonta-ganti kurikulum mulu? Pusing pala dindah..) Eh kok aku jadi ngomongin pemerintah sih? Gagal fokus nih hmmp -_-

Bintang berhenti menulis sejenak. Menetralkan pikirannya.

Kamu tahu? Sekolahnya gedeee pake banget..ngetz! Katanya anak-anak kelasku itu spesial. Lah diriku? kebanting abis dah, hadeuh..

jadi minder daku,hiks.."

'Eh, tunggu-tunggu..

kok aku jadi cemen gini sih?! Gak.. Gak boleh Bi, positif thinking aja dan semangat! Inget yang ibu bilang, gak boleh berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah J

Bissmilah aja dah buat besok. Lagian kalau ada yang macem-macem, masih banyak jurus rahasia dari Papa khu..khu'

"Hiya..hya..hya.."

Bintang terkikik sendiri membayangkan dirinya beraksi tak kalah dari Jacky chen yang selalu diembel-embelinya "om" entah dari garis keturunan mana. Sementara itu di lantai bawah Bi Umi langsung ngibrit lagi ke kamarnya karena mengira si mbak kuntilini sedang iseng di rumah majikannya. Untung si bibi udah wudu, jadi niatnya buat solat malam still go on. Emang dasar nona mudanya kurang kerjaan.

Bintang sendiri langsung tidur setelah melakukan ritual malam harinya, gosok gigi plus wudu, bagus buat kesehatan kulit dan membuat tidur lebih tenang loh!

Setelah membaringkan tubuhnya dengan posisi ternyaman lalu menarik selimut, sepersekian detik kemudian terdengar dengkuran halus. Gadis itu tewas dibunuh kantuknya tanpa ampun. Sebuah pertanyaan tertinggal di baris terakhir buku hariannya.

Kaya gimana ya besok?

Sementara itu di belahan bumi yang sama namun di tempat yang jauh berbeda, seorang laki-laki tanggung berpostur tinggi tengah menatap tajam ke luar. Kamarnya yang didominasi warna biru laut. Kita bisa melihat langit malam hanya dengan menengok ke atas. Sepertiga dari atap kamarnya terbuat dari kaca bening.

Sekelabat bayangan dengan mata menyala melesat dari atas kanopi. Makhluk anggun berbulu putih abu-abu melompat pelan dan mendarat tepat di depannya. Mata hijau pualam makhluk itu menatap tajam.

Meong..

Apa yang sedang Anda pikirkan tuan muda? mungkin itu kali ya makna tatapannya atau entahlah, aku belum pernah belajar bahasa kucing hehe.. tapi jelas laki-laki itu paham karena kini kabut di matanya sedikit memudar. Dia tersenyum. Sayang senyum manis itu jarang diperlihatkannya. Tangannya membelai kucing siam betina yang kini duduk cantik di sebelahnya.

Rasi Bintang AurigaWhere stories live. Discover now