Saat matahari sudah tenggelam dan bulan sudah muncul bersamaan dengan bintang bintang yang sangat indah yang menandakan bahwa sekarang sudah malam hari dan waktunya untuk kembali beristirahat ditempat tidur masing masing namun notif dering dari handphone ku membuat ku enggan untuk beristirahat. Yap, dugaan ku benar, grup gugus 9 yang sedari tadi membuat ku tidak bisa tidur dan memilih untuk nimbrung di grup bersama mereka. Kulihat isi grup itu yang ternyata sedang membahas soal Ji dan Achel, teman segugusku. Aku mulai tersenyum saat membaca bubble chat dari mereka. Disana aku melihat bahwa mereka semua men-jodoh jodohkan Ji dengan Achel. Aku yang tidak ingin ketinggalan keseruan itu pun ikut serta membantu teman temanku yang lain agar Ji benar benar mengungkapkan rasanya kepada Achel. Ji pun akhirnya turun tangan dan berkata bahwa dia tidak menyukai Achel seperti yang kita kita, begitu juga dengan Achel. Ji pun mulai membuat topik baru bahwa yang sedang cinlok itu Ajel dan Binday. Ajel yang melihat itu pun panik seketika, dia segera berkata bahwa Binday adalah teman biasa seperti kita semua. Aku semakin tertawa membayangkan betapa paniknya Ajel saat ini. Aku tidak berani ikut menceng-ceng in Ajel, karena aku tau saat itu Ajel sedang menyukai seseorang di gugus 9. Aku yang sedari tadi hanya membaca bubble chat dari mereka pun kena ciprat. Tiba tiba saja namaku disebut oleh Ajel. Ajel berkata bahwa aku menyukai Ji. Aku yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut pun langsung mengirim foto Arhan dan berkata bahwa dia adalah pacarku. Abay yang mengetahui bahwa foto itu adalah Arhan pun langsung berkata bahwa aku halu. Aku tetap membela diriku sendiri dan berkata bahwa aku tidak menyukai Ji. Sampai akhirnya Ajel berganti mengganggu Abay. Dia berkata bahwa Abay menyukaiku. Aku hanya diam melihat bubble chat yang Ajel kirim tersebut. Aku melihat Abay sedang mengetik sesuatu ke grup itu, namun Abay tidak mengirimkan nya sedari tadi. Tiba tiba saja Ajel menghapus pesan yang berkata bahwa Abay menyukaiku. Aku keluar dari room chat grup itu karena mendapatkan notifikasi dari Abay.
"kamu suka bunga apa fi?"
"hah? bunga?"
"heemm"
"gatau, bunga dandelion kalik"
"okei"
"buat apa bay?"
"ada deh wkwk"
Setelah itu aku keluar dari room chat Abay dan beralih ke aplikasi tiktok. Aku tidak ingin berharap lebih kepada Abay karena kami baru saja kenal pada saat segugus kemarin. Ditengah tengah keasyikan ku melihat video random di tiktok, muncul notifikasi dari WhatsApp. Aku segera membukanya dan ternyata notif itu berasal dari Abay.
"fi, di kantin ada eskrim ga?"
"ada, kenapa? mau beliin aku ya wkwk"
"iya, besok ya istirahat pertama?"
"hah?? beneran?"
"iya, mau ga?"
"kapan aku pernah nolak eskrim? tpi dalam rangka apa?"
"wkwk liat besok dah"
"oke"Keesokan harinya aku pun bersiap siap untuk ke sekolah dengan semangat. Hari ini adalah hari Rabu, hari dimana kami siswa siswi SMAN 1 dibebaskan untuk menggunakan sepatu berwarna warni. Aku menantikan hari ini karena aku sudah tidak sabar menggunakan sepatu putih yang baru saja ku beli saat malam Sabtu sebelum sekolah.
Saat sampai disekolah, kebetulan sekali aku melihat Caca sedang berada di depan gerbang sekolah sedang berpamitan dengan ayahnya. Aku segera berlari menuju Caca dan segera salim kepada ayah Caca. Setelah ayah Caca pergi menggunakan motor nya, aku dan Caca memasuki sekolah sambil saling membahas tentang grup gugus tadi malam.
"Untung aja Damar kemarin ga di ceng ceng in sama anak anak gugus ya!" seru Caca membuka pembicaraan kami.
"Eh? kamu suka Damar, Ca?"
"Hehehe, iya fii." ucapnya sambil memegang mukanya yang mulai memerah.
Aku sedikit kaget mendengar hal itu, namun aku membalas pengakuan Caca dengan tawa.
"Eh, kamu tadi malem di ceng ceng in sama anak anak ya fi??" tanya Caca tiba tiba.
"Huh, tauk tuh Ajel!" jawabku dengan kesal.
"Padahal aku kan gasuka sama Abay." lanjutku.
"Mungkin Abay kalik yang suka sama kamu fi!"
"Hah? masa si, perasaan kita baru aja kenal." ucapku menyanggah ucapan Caca.
"Dih kamu aja suka sama mas mas itu, padahal belum pernah ngobrol!" ucap Caca tidak mau kalah.
"Itu mah beda Ca!!!"
"Tapi ca, tadi malem Abay emang nge cht aku." ucapku dengan nada pelan.
"Hah, sumpah????" ucapnya dengan nada kaget. Aku sedikit melirik kearah wajah Caca, ternyata bukan hanya suara nya yang menunjukkan bahwa dirinya kaget mendengar itu, wajahnya juga menunjukkan ekspresi kaget.
"Iya Ca, dia nanya aku suka bunga apa sama nanyain di kantin ada yang jualan eskrim apa ngga." jelas ku.
"Ih, itu pasti mau ngasih kamu bunga sama mau beliin kamu eskrim fi!"
"Kalau soal bunga si aku gatau ca, tapi soal eskrim katanya si dia emang mau beliin aku."
"Hah?? fi itu dia beneran suka ama kamu mah!"
"Iyata? kalau gitu aku tolak aja deh eskrimnya, ga enak ntar kesannya kayak aku utang eskrim ke dia." Ucapku sambil mengambil hp ku yang ada di saku.
"Eh jangan fi, eman tau!!" Ucap Caca mencegahku. Aku menghiraukan ucapan Caca karena jika memang Abay suka aku dan ingin memberiku eskrim, aku akan merasa sangat bersalah karena menerima eskrim tersebut. Aku tidak mau Abay berharap lebih kepadaku.
Baru saja ku buka hp ku dan menghidupkan paket data ku, aku melihat ada notifikasi dari WhatsApp. Feeling ku mengatakan bahwa yang ada dibalik notif itu adalah grup gugus. Tapi aku salah, ternyata Abay yang mengirimkan pesan kepadaku. Ia bertanya apakah nanti jadi tidak untuk membeli eskrim. Aku segera membuka chat dari Abay dan memberitahukan kepada Caca.
"Aku harus bales apa ca??" tanyaku kepada Caca.
"Jawab aja jadi fi!" ucap Caca dengan yakin.
"Gaenak ke dia tau fi, ntar malah dibilang mainin perasaannya dia!" sanggah ku.
"Gabakal, ntar aku temenin deh biar kalian ga berdua!" Tambah Caca meyakinkan ku.
Sebenarnya aku ingin menolak ajakan Abay, tetapi disisi lain aku juga ingin sekali eskrim gratis. Pada akhirnya aku malah memilih untuk menyetujui perkataan Caca.