"I-INDONESIA?!" teriak mereka terkejut melihat keadaan indonesia, keadaan yang bersimpah darah dan bibir memucat seiring berjalan nya waktu.
timor mematung sebentar,, tunggu?
'i-ini... bang indo.. apa yang- bagaimana bisa?? retakan ini- bukankah hanya ibunda yang bisa mengalami hal ini, tapi kenapa abang menyembunyikannya dari ku?! a-aku-ak-ku tidak akan percaya dengan ini, atau jangan-jangan... abang sudah tau penyebab ibu...'
"TIMOR LESTE?!"
DUNG! "ah- iya?" timor tersadar sekejap lalu mencari posisi indonesia yang sedang diobati, Costarica dengan telaten membalut retakan itu hati-hati.
"Timor... apa yang kau pikirkan tadi? kau terlihat sangat syok" ucap australia sembari merangkul timor leste.
timor leste bergidik, lalu menatap indonesia dengan khawatir,,
"hey leste. kau pasti sudah mengetahui hal itu bukan?" timor merinding mendengar pernyataan itu keluar dari mulut Australia sembari berbisik. dan apa itu tadi? 'leste', itu panggilan yang sangat agresif, karna australia lah yang pertama kali mengakuinya sebagai negara.
yang tak lain adalah 'Australia menginginkan sesuatu dari nya'
'bisa-bisanya dia menanyakan itu sekarang?, tapi...sayang sekali, aku sudah berjanji pada diriku untuk tidak akan melukai ayah lagi.' timor leste melirik Australia sekali lagi, wajah nya benar-benar memuakkan hingga membuat timor merasa ingin meludahinya tepat diwajahnya itu.
"apa urusannya dengan mu? tidak ada sangkut pautnya dengan ku tahu!!" timor melotot dan menggembungkan pipi nya 'haduh.. merepotkan, semoga saja ayah tidak melihat sisiku yang ini'
Australia memang sangat bodoh untuk memudahkan segala cara, dia tak akan berfikir panjang dan hanya mengatakan itu sebuah candaan..
dikelompok ini, hanya timor leste dan finland yang mengetahui hal memuakkan seperti ini. tidak ada yang namanya kerjasama tanpa penghianatan sama sekali, tentu yang netral tidak selamanya netral, mereka juga memiliki tujuan.
'....untungnya... retakan ini tidak terlihat, bisa ditutupi rambut ku' gumam indonesia melihat wajah nya di cermin.
"indonesia?... kau sungguh tidak apa-apa? tadi kau kan hampir pingsan, sebaiknya istirahat dul-" Costarica menunjukkan ekspresi datar mendekati khawatir, dan merapikan kembali alatnya.. tapi indonesia memotongnya sebelum selesai.
"aku tidak apa-apa, lanjutkan saja apa yang kalian lakukan." indonesia mengucapkannya dengan nada dingin, lalu hendak berdiri-
NYUUT!!
"UHGG.." 'aduh.. kenapa kepala ku-' indonesia memegang kepalanya dan tersadar dengan timor.
timor terlihat agak gelisah disamping australia yang merangkulnya, walaupun sepertinya indonesia tau apa penyebab kegelisahan timor..
kini semua personifikasi menatapnya dengan khawatir.. "Timor.."
dan akhirnya timor sedikit tenang setelah indonesia memanggilnya dengan lemah lembut, dengan cepat ia menghampiri indonesia, lalu memapah indonesia dengan hati-hati.
"abang harus istirahat, sepertinya pertemuan kali ini jadi sedikit lebih spesial karena ada ketuanya disini. haha.. aku tak perlu mengingatkan kalian berkali-kali kan?"
"?!" tentu mereka terkejut dengan beberapa sisi timor yang kadang tak terlihat sama sekali, dan akhirnya mereka hanya terdiam.
"tentu saja tak perlu, timor leste" ah lain halnya dengan findland. findland sangat setia kawan dengan timor bahkan dengan indonesia. dia satu-satunya kawan yang menggulurkan tangan kanannya dengan tulus kepada indonesia lalu menariknya ke medan perang ekonomi dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
the cracks
Fanfic"untuk apa aku peduli? dipedulikan saja tidak" "kata maaf? tidak akan mengubah apapun - kecuali..." oh? benarkah?? retakan ini sungguh ada?aku kira retakan itu hanya dongeng... dan sekarang... "harus aku yg mengalaminya sendiri" para personifikasi n...