Prolog

11 2 0
                                    

Jan lupa voment sebanyak banyaknya😻
Ouiyaa follow juga dongg🤩

Jauh dari tempat yang ingin aku tempuh, namun tak kunjung temu. Setidaknya diri ini berhenti dari langkah yang salah dan memilih jalan yang seutuhnya tuk berlari dari alur putih yang menyapa.

Jika aku dikembalikan menjadi diriku sendiri, aku lupa bahwa esok tak akan tentu bertemu dengan pemilik raga yang datang mengukir cinta. Tapi jika aku menjadi orang yang dulu, akankah semuanya terukir indah meski tercetak dari potretan buram?

Rasanya kedua raga ini adalah pilihan demi kebaikan, bukan hanya untuk diriku, bukan hanya untuk ayahku, bukan hanya untuk ibuku, bahkan abangku, melainkan kebaikan untuk semesta. Siapa pun yang melihatku buruk, sudah tentu raga ini tak baik. Hubunganku kemarin, pergaulanku kemarin, sudah cukup untuk membuatku semakin tahu bahwa bergaul tak perlu untuk melakukan hubungan haram.

Dan sudah ku tekadkan, keputusanku adalah yang terbaik. Biarkan mereka membenci hanya karena aku tidak berpacaran, biarkan mereka membenci hanya karena aku mengurangi bergaul dengan laki-laki, dan biarkan mereka membenci hanya karena aku berubah.

Dan aku akan terus berpegang erat kepada Allah SWT yang senantiasa bersamaku dan bahkan tidak akan meninggalkanku. Seperti kutipan ayat suci Al-Quran.

"Laa tahzan innallaaha ma'ana"

Dan aku tidak akan bersedih jika hanya karena kehilangan potretan buram.

✧✧✧





Hayyoo gimana nihh ceritanya?
Semoga kalian suka yaaa.
Dukung terus cerita ini karena pasti ada banyak banget pelajarannya ✨🥰
Baca juga cerita ceritaku yang lainnya ya, meski emang vibes nya nggak religius tapi insyaallah ada pelajaran jugaa😻
Jan lupa juga vote komen dan share🫶

Perfect Faith In Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang