02

915 110 0
                                    


02

"Selamat datang kembali nona" luke membungkuk sopan menyambut kedatangan becky sambil membukakan pintu masuk untuk nya

"Terimakasih" jawab becky tersenyum
ia sudah tidak sabar ingin segera
memeluk kedua orang tua nya selalu dia rindukan setiap saat meskipun becky
sudah dewasa bahkan sudah pantas
untuk menikah namun di depan kedua orang tua dia tetaplah anak kecil

"Papaaaaaa, mamaaaaa" teriak becky dengan suara melengking nya membuat hwang dan yaya pun menggelengkan
kepala nya sambil menghampiri anak mereka yg keduanya rindukan selama ini

"Sayang mama papa di sini kenapa kau
harus berteriak nanti tenggorokan mu
sakit anak nakal" ucap yaya gemas
mencubit hidung mancung anaknya

Sementara becky hanya terkekeh saja
lalu mencium satu persatu kedua orang
tua nya memeluk mereka dengan erat

"kau sudah besar sekarang" goda hwang

"ck papa aku sudah berumur 28 tahun
kenapa setiap kali aku datang kalian
selalu saja mengatakan aku ini sudah
besar" tukas becky malas sementara
luke terkekeh saja melihat keromantisan keluarga Amstrong ini

"bukan kalian? tapi papa mu memang
mama pernah mengatakan itu" sangkal
yaya sambil mendudukkan dirinya di
sofa di sebelah anak kesayangan nya ini

"mama juga pernah mengatakan itu
jangan lupa" rengek becky menidurkan kepalanya di paha sang ibu

"sudah sudah hahah sayang jangan
sampai anak kita ini merajuk seperti
tahun lalu saat kita mengatakan tinggi
nya tidak pernah naik meskipun usianya
sudah hampir berkepala satu" ucap
hwang tertawa

"Mamaaaaa" rengek becky mengadu

"Hwang sudah sayang kau juga tidak
sadar sudah seperti kakek kakek padahal anak kita saja belum memberikan kita
cucu" ucap yaya mengelus rambut becky

"Pfftt"..

"Luke" Hwang menatap tajam pada nya

"Maaf tuan" lirih luke takut

"Sayang bagaimana rencana mu setelah
ini apa benar kau akan mengajar menggantikan elena di sekolah itu bukan
seharusnya kau berkerja di perusahaan papa" ucap yaya

"mama tau kan aku ingin sekali
merasakan menjadi guru hahah dan sekarang impian ku bisa terlaksana
untung saja saat elena keluar dari sekolah
itu karena kehamilan nya bambam menghubungi ku jadi aku tidak perlu
harus mendaftar" jawab becky

"tapi sayang sekolah itu adalah milik
papa mu kau tidak perlu mendaftar
untuk menjadi guru di sana tapi baiklah terserah padamu terpenting sekarang
anak kesayangan mama ini tidak pergi
lagi meninggalkan kami" yaya mengelus
rambut becky

sambil melirik kearah suaminya yang mengangguk sambil tersenyum saja membuat yaya menghela nafas karena sebenarnya ia ingin anak kesayangan 
ini cepat segera menikah karena usia
bisa di katakan matang untuk segera memiliki anak tapi itu hanya keinginan
yaya yang tidak akan pernah dia ucapkan karena tidak ingin membebani becky dengan keinginan nya itu dan membuat anaknya tidak nyaman

"Tuan, nyonya makanan sudah siap"
maid itu berbicara tanpa berani melihat pada mereka karena itu tidak sopan

"hey bibi apa kabar" becky menegakan tubuh nya melihat pada maid yang sudah
dia anggap seperti ibu kedua nya sendiri

"baik non" jawab maid

"ayo sekarang kita makan" ajak hwang

_

"freen apa kau yakin tidak perlu ke
rumah sakit jangan masalahkan tentang uang aku yg akan membiayai pengobatan mu untuk sekarang pikirkan luka di
wajah mu ini perlu di obati" ucap yeji

"aku tidak apa-apa terimakasih untuk
bantuan nya" freen menolak itu karena selama ini yeji sudah sering kali
membantu nya freen tidak akan enak
jika terus mengandalkan orang lain

"hemm kenapa kau susah sekali sih aku
ajak ke rumah sakit baiklah tunggu
sebentar aku akan membawa makanan untuk mu" yeji beranjak dari tempat
duduk untuk membelikan freen makan
siang nya karena ini baru saja jam
istirahat yeji sudah yakin bahwa sejak
pagi freen belum juga makan

apalagi saat mendengar pengakuan freen yang mengatakan dia hanya terjatuh membuat yeji tidak percaya mana
mungkin kedua pipi freen memerah
dan bibir nya berdarah jika memang
benar terjatuh ya sedikit cerita saja yeji
itu tidak satu kelas dengan freen maka
dari itu setiap jam istirahat yeji sering
kali menunggu freen di luar pintu kelas

freen memilih pergi dan bersembunyi
dari yeji ke tempat rahasia nya ia tidak
ingin merepotkan yeji meskipun kini perutnya terasa lapar freen harus bisa menahan nya dan berdoa saja supaya
saat dia pulang ayah berbalas kasih menaruh sisa makanan di meja makan

*Menit kemudian

"Loh freen kamu di mana" yeji berteriak mencari keberadaan teman nya itu

"sudahlah yeji kenapa kau ingin sekali berteman dengan wanita itu sudah jelas
dia itu manusia yang aneh sudah di
kasihan masih saja jual mahal" balas
salah satu murid bernama nong

"diam kau itu bukan urusanmu aku jauh lebih mengenal freen seperti apa dia
adalah orang yang baik hanya saja freen selalu merasa tak enak jika mendapatkan bantuan dariku" sarkas yeji lalu pergi

di belakang school tepatnya di pohon
besar freen jauh lebih menikmati tempat
ini karena terasa sangat tenang tanpa
ada murid lain yang menganggu nya

wajah freen terlihat sangat pucat waktu sudah menunjukkan pukul satu siang
dan dia belum juga mengisi perut nya
sejak kemarin

Freen menutup matanya hingga berkerut
dan berdoa agar ia tidak mati kelaparan

"Hiks hah hah ibu kenapa kau pergi meninggalkan aku kehidupan di dunia begitu menyakitkan aku kelaparan tidak
ada yang masak ayah jauh lebih mementingkan dirinya sendiri dia sibuk bersama wanita di luaran sana bahkan
aku sudah tidak ayah urus lagi ibu hahh kenapa kau pergi begitu cepat seharusnya tuhan membawa ku juga" tangis freen
pecah menutupi wajah nya

"Ibu aku lapar" lirih freen dengan suara yang melamah kedua tangannya terus
meremas perut nya menahan perih

*Jam pulang sekolah

freen melangkahkan kakinya dengan
sisa tenaga agar segera sampai di rumah

kepala nya terasa sakit pandangan freen buram lidah terasa pahit karena hampir seharian penuh dia tidak minum ataupun menyantap sesuatu kedalam mulutnya

Ceklek

"Sore ayah" ucap freen pada carl

"hemmm" jawab carl acuh bahkan
tidak mengeluarkan sepatah kata pun

freen pergi ke dapur berharap ada
sesuatu yang bisa dia makan sekarang

namun ternyata di dapur benar-benar
kosong air pun hanya tersisa setengah seperti nya carl belum membeli air

Freen tinggal di kontrakan kecil hidup berdua bersama ayah nya saat ibunya
masih hidup semua berjalan baik-baik
saja namun setelah kepergian ibunya kehidupan freen seratus persen berubah

•••

TBC.

GOOD TEACHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang