*2*

271 37 9
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*



Farka melaju dari parkiran dengan kecepatan tinggi, mengendarai mobilnya dengan penuh kekesalan.

"Baru setengah acara, baju udah basah kuyup!" gerutu Farka dengan kesal, sambil melonggarkan dasi dan menekan tombol untuk membuka jendela.

Angin malam pun masuk berhembus, mencoba meredam emosi yang tengah membara di dalamnya.

🍃🍃

Sementara malam menghampiri, Casandra mengemban perasaan yang kacau. Dia berjalan di sisi jalan jembatan yang sepi, di bawah cahaya temaram lampu jalan yang terus berkedip.

Angin malam berhembus dengan dingin, menyebabkan rambutnya yang lembut terbang liar, seperti menyuarakan kesedihannya yang mendalam.

Langkahnya terhenti sesaat, dan dia memandang ke bawah, melihat aliran sungai yang meluap akibat curahan hujan yang deras.

Air mengalir dengan ganas, mengingatkan Casandra akan keganasan nasibnya sendiri.

Tubuhnya yang rentan terasa diterkam oleh berbagai masalah yang tak kunjung usai.
Ia merasa lesu dan letih, dan akhirnya terduduk di pinggir pagar jembatan yang dingin.

Air mata mengalir di pipinya saat ia menyadari perlakuan keluarganya yang kejam, yang dengan seenaknya membuangnya begitu saja.

Rasa kesepian dan kehampaan melanda hatinya, menyebabkan isakan tangisnya memecah keheningan malam.

🍁

Tak lama sebelum pergi  jembatan, Casandra tiba di rumah keluarganya dengan harapan menemukan tempat perlindungan. Kehadirannya tidak disambut dengan kehangatan yang diharapkannya.

Ibunya, Yunezza, membuka pintu dengan ekspresi campur aduk.

"Siapa?" tanya Yunezza, suaranya penuh dengan keraguan.

Casandra, dengan penuh harapan, menjawab dengan nada lemah,

"Bunda!"

Walaupun Yunezza terkejut melihat putrinya berdiri di depannya, namun tatapan matanya mengungkapkan kekecewaan yang dalam.

Ia hanya membuka pintu setengah tertarik, memberikan sedikit celah untuk Casandra masuk.

"Ca.. Casandra? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Yunezza dengan suara yang terdengar dingin.

Casandra, yang melihat keraguan di wajah ibunya, merasa jantungnya semakin hancur.

Please, Call Me Papa Anka's [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang