“Satu hal yang harus kamu tahu.” Menarik napas untuk
menjeda. “Kamu gak ada apa-apanya buat aku sekarang.
Jadi... lupain semuanya.” Dan setelahnya, dengan jarak yang
terlampau dekat, membuat wangi vanila itu datang begitu
saja untuk menggoda. Membuatnya segera memejamkan
mata dan menggeram frustasi.
Ok, sepertinya seekor serigala tidak seharusnya menyukai
terkaman berbau vanila. Itu... tidak masuk akal. Serigala
menyukai daging segar, bukan semacam kue-kue manis
dengan menguarkan wangi vanila. Ya, serigala menyukai
daging segar... mungkin yang bisa digigiti dan berwarna
mauve.
“Aku tahu... Dan aku mohon, jangan berpikir kamu berarti
apa-apa.” Ucapan yang keluar saat dalam keadaan tertekan
dan nyaris terdengar sengau. Suara dengan volume
lemahnamun mampu membuat Iqbaal mengendurkan
cengkraman tangannya, lalu perlahan melepas. Menjauhkan
tubuhnya dan... tercenung. Seharusnya ia memang ingat, dari
dulu ia memang tidak berarti apa-apa.
***
Satu hal yang (namakamu) benci saat ini, pukul 7 pagi. Oh,
mungkin ia bisa meralat? Ia membenci ‘setiap pagi’. Waktu
yang merupakan awal untuk melangkahkan kaki ke rumah itu,
rumah besar itu. Sungguh, (namakamu) sangat tidak
keberatan untuk bekerja menjaga Ve. Hanya saja, bisakah
Tuhan menyimpan makhluk bernama Iqbaal selama ia berada
di rumah itu? Pria itu benar-benar membuat (namakamu)
seperti menjalani hari-harinya di antara hutan rimba yang
menyembunyikan serigala di balik semaki-semak,
menyembunyikan binatang buas yang bisa menerkamnya
kapan pun, tanpa ia tahu.
“Bu.” (namakamu) hanya menatap sarapannya tanpa
menyentuh, saat ibunya duduk di sampingnya ia mulai
berbicara lagi. “Bu, (namakamu)—”
“Betah kerja di sana?” Tidak dipungkiri saat pertanyaan itu
terdengar, wajah ibunya seolah mengharapkan jawaban yang
terdengar baik-baik saja.
Tekad (namakamu) yang sudah menggantung di pangkal lidah,
kini tertahan. Sesaat melihat wajah ibunya yang berseri-seri,
(namakamu) memutuskan hanya mengangguk. Menelan ludah
beserta niatnya untuk menceritakan persiapan lamaran baru
ke tempat kerja lain.
“Aku pengen ketemu deh sama Ve. Dia cantik?” Sabriya yang
sudah mengenakan seragam putih abu-abunya kini tengah