(namakamu) merasakan Iqbaal menyurukkannya ke dalam
kamar mandi. Dan... harus ia sadari, mulai hari ini, wajah
mesum itu akan ia lihat setiap hari—Oh, tidak, maksudnya
setiap saat.
***
“Aku harus pamit dulu sama ibu, Baal.” Sebelah lengan
(namakamu) ditarik-tarik sementara sebelahnya lagi berusaha
memasukkan tumitnya ke dalam flat shoes yang masih belum
terpasang dengan baik. “Baal! Bentar!” (namakamu) yang
gagal memasukkan tumitnya ke dalam flat shoes kini berjalan
dengan kaki terseret-seret.
“Kita gak ada waktu lagi, (namakamu).” Iqbaal mendorong
(namakamu) untuk masuk ke dalam mobil.
(namakamu) mendengus, ia membungkuk untuk kembali
membenarkan sepatunya. Iqbaal memang menyebalkan.
Bukankah mereka akan berangkat ke klinik? Ini baru jam 9
pagi. Dan (namakamu) tidak akan keberatan jika ia dipecat
sebelum bekerja menjadi perawat karena datang kesiangan.
(namakamu) segera terhenyak saat Iqbaal dengan terburu
masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya, dan
tentu saja setelah berhasil memelototi (namakamu) untuk
segera memakai seat belt.
(namakamu) mendengus lagi, lalu menyandarkan punggungnya
pada sandaran jok dengan gerakan jengah. Duduk dengan
wajah cemberut ketika Iqbaal kini menjalankan mobilnya
dengan kecepatan seolah keraksukan setan pembalap. Setelah
pria itu menyeret dan memelototinya, kini Iqbaal sangat fokus
pada kemudinya. Sempat Iqbaal terlihat menggerutu dan
menekan klakson dengan kencang ketika ada mobil di
hadapannya yang menghalangi jalan dengan kecepatan
lamban.
“Baal!” (namakamu) menghentakkan suaranya saat Iqbaal
kembali mengomel tidak jelas. “Kita mau ke klinik, kan?
Kenapa harus buru-buru kayak gini, sih? Kamu kayak dikejar
setan tau, gak?!”
Iqbaal tidak menanggapi, ia sibuk melihat jam tangannya lalu
mengumpat tidak jelas saat harus mengerem mendadak
karena ada kendaraan yang berhenti sembarangan di
depannya. Menghiraukan (namakamu) yang terhuyung ke
depan lalu terpelanting ke belakang, ia bertanya, “Kamu gak
apa-apa?” Suara sambil lalu, seperti pertanyaan basa-basi
agar ia seolah-olah memperhatikan (namakamu).
(namakamu) hanya menatap Iqbaal dengan tatapan malas
lalu beralih ke luar jendela. Mendapati deretan gedung tinggi