Abi masih terus melumat bibir Alana. Tangan kanan Abi memegang tengkuk Alana dan mendorongnya agar lebih dekat dengannya. Sementara tangan kirinya memeluk pinggang Alana agar tubuh mereka merapat menjadi satu. Abi merasa bibir Alana seperti sebuah permen yang sangat manis dan sayang untuk dibiarkan begitu saja. Entah setan apa yang merasuki Abi sehingga membuatnya terus menerus melumat bibir Alana tanpa berniat untuk melepasnya.
Alana sejak tadi masih diam dan menuruti semua perlakuan Abi terhadapnya. Tak tahu apa yang harus dilakukannya. Perlakuan Abi terjadi begitu cepat sampai tak memberi waktu kepada Alana untuk mencernanya terlebih dahulu.
Kebas. Sakit. Itulah yang dirasakan Alana pada bibirnya yang masih setia dicumbui oleh Abi. Alana tak melakukan apa-apa bukan karena dia menikmati ciuman Abi. Tetapi karena tubuhnya sudah sangat lemas dan yang lebih parahnya lagi, hati Alana juga terasa sakit dan sesak setiap kali bibir Abi melumat kasar bibirnya.
Abi yang tersadar dengan perlakuan bejatnya langsung menarik wajahnya dari wajah Alana dan segera memutus kontak fisik dengan Alana. Abi menatap wajah Alana. Wajah yang kini tak menunjukkan ekspresi apapun. Hanya sorot mata kosong yang nampak dari kedua bola matanya. Otomatis hal tersebut membuat Abi membenci dirinya sendiri. Membenci dirinya yang tega memperlakukan Alana dengan kasar. Apalagi saat melihat bibir Alana yang sudah merah merekah dan bengkak. Membuat Abi semakin membenci dirinya sendiri.
Alana memegang bibirnya yang bengkak dengan tangan kanannya yang sedikit bergetar. Dirasakannya perih pada bibirnya saat jari-jari kecilnya berhasil menyentuk bibirnya. Alana menghela napas panjang dan menundukkan kepalanya dalam. Saat itu pula, setetes air mata jatuh membasahi pipinya.
Abi semakin merasa bersalah saat melihat Alana yang masih terdiam ditempat. Apalagi saat Alana yang tiba-tiba menunduk. Disaat seperti ini, Abi malah ingin mendengar teriakan genit yang keluar dari mulut Alana.
"Lana," lirih Abi sambil memegang bahu Alana.
Alana langsung menghapus air matanya saat Abi memanggilnya. Alana langsung mendongak dan saat itu juga matanya langsung bertemu dengan mata milik Abi.
"Aww!" ringis Abi sambil memegang kakinya yang terasa sangat ngilu akibat tendangan yang diberikan oleh Alana.
"OM MESUM KURANG AJAR! LIAT NIH BIBIR GUE! UDAH GAK SEKSI LAGI GARA-GARA ELO!!" teriak Alana sambil menunjuk bibirnya sendiri.
Sesaat Abi terpaku dengan teriakan Alana. Tetapi setelah itu, helaan napas lega keluar dari mulutnya. Gadis ini masih sama, batin Abi lega.
Alana menatap Abi horor dengan tangan yang bersedekap dibawah dadanya.
"Maaf." hanya kata itu yang diucapkan Abi yang membuat Alana mendengus kesal.
"Bodo amatlah, gue mau pulang. Bye!" ucap Alana sambil berbalik dan berjalan meninggalkan Abi yang masih terpaku dengan segala sifat Alana yang tak wajar.
Abi berpikir bahwa gadis itu memiliki kepribadian ganda. Bagaimana mungkin dia bisa berubah-ubah seperti itu. Padahal tadi Abi sempat melihat air mata yang menggenang dipelupuk matanya. Tetapi setelah itu, Alana sudah kembali ke wujud semulanya. Bar-bar.
Abi duduk disofa setelah tak lagi melihat Alana. Abi mendengus kesal karena lagi-lagi gadis itu menendangnya dengan seenaknya. Bahkan rasa sakit bekas tendangannya yang kemarin saja belum hilang, ditambah lagi dengan tendangannya barusan. Tak terbayangkan seperti apa rasa sakitnya.
Abi kembali mengingat kejadian barusan. Saat bibirnya melumat kasar bibir Alana. Entah apa yang membuat Abi tak ingin melepaskan bibirnya dibibir Alana. Bibir gadis itu seperti lem yang merekat erat pada bibirnya sehingga bibirnya tak mau lepas dari bibir gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Stop Loving You
Romance[DIHAPUS - Bisa dibaca lengkap di aplikasi Dreame/Innovel] Hanya karena sebuah ciuman tidak sengaja yang mendarat di bibir seorang gadis aneh bernama Alana, hidup seorang Abi berubah seratus delapan puluh derajat. Hidupnya tak lagi setenang dulu kar...