_____
"Ahkkkkkkk! Telaaat!" Teriak Reza terdengar dari arah kamarnya.
Reza berlari menuruni tangga dengan terpontang panting, hingga hampir terjatuh. Ia langsung mandi, berpakaian, dan menyiapkan alat tulis dengan sangat cepat. Tanpa sarapan terlebih dahulu, Reza langsung beranjak pergi ke kampus. Namun, sialnya ternyata motor dia dipakai oleh sang kakak.
Tanpa berpikir lama, ia langsung berlari dan menaiki angkot. Setelah berada di dalam angkot, ia sangat merasa kesal sebab orang yang berada disampingnya terus menyeretnya sehingga Reza terhimpit badan gempal dari penumpang tersebut.
Pada jam pagi angkutan umum memang sangat jarang yang memiliki penumpang berjumlah sedikit, sebab pagi hari banyak anak sekolah dan para pegawai yang juga pergi menuju tempat tujuan masing-masing.
Reza hanya bisa bersabar atas situasi yang dialaminya saat ini, bahkan ia yang sudah mandi, harus berkeringat kembali karena panasnya suhu kemarau yang terjadi. Ditambah lagi keadaan angkot yang sangat penuh oleh penumpang.
_____
_____Setelah sampai, Reza masih harus meneruskan perjalanan dengan berlari. Karena angkutan umum tidak memasuki jalan area menuju kampus, hanya jalan raya besar saja. Wajah Reza yang seolah bermandi kembali, wajahnya dibasahi oleh keringat. 5 menit berlari hingga akhirnya ia sampai, setelahnya Reza menaiki lift menuju kelasnya yang berada di lantai 3.
Di dalam lift ia sangat terengah-engah kelelahan, untungnya Ibu sempat memasukan air minum ke dalam tas Reza. Sehingga Reza dapat meminumnya untuk mengurangi dehidrasi akibat ia berlari.
Tuk...tuk..tukkk!
Ketukan Reza dari luar mengetuk pintu kelas, dan segera menggesernya.
"Ah sial, ternyata dosennya belum ada" gumam Reza di dalam hati.
"Tumben telat, biasanya paling awal kamu sudah ada di kelas?" Tanya Sindi merasa heran.
Reza tidak menjawab pertanyaan Sindi, karena Reza masih dalam keadaan kelelahan. Sehingga ia langsung duduk di bangku yang berada di posisi bersebelahan dengan Sindi.
"Hahhhhhhhhhhh..." Hembusan napas Reza dengan wajah yang memerah.
"Za!" Ujar Bagas seraya menyodorkan sebungkus tisu kecil.
"Dosennya belum kesini? Tanya Reza seraya mengambil tisu.
"Belum, kata KM sih belum ada kabar." Jawab Bagas.
"Tau gitu ngapain gua lari-larian!" Gerutu Reza dalam hati seraya menyeka keringatnya dengan tisu.
Suasana kelas yang mulai tidak kondusif karena setiap orang mulai mengobrol satu sama lain, bahkan mahasiswa penghuni jajaran paling belakang sibuk MABAR game. Begitupun dengan Reza, Sindi, dan Bagas yang mengobrol memperbincangkan sesuatu.
Hingga setelah 30 menit berlalu, koordinator mahasiswa meneruskan pesan dari dosen ke group kelas. Pada pesan tersebut dosennya ternyata tidak bisa hadir karena berkegiatan lain dan tidak ada tugas alias jam pertama jam kos.
Mendapati kabar tersebut sontak para mahasiswa dan mahasiswi bersorak senang dan satu per satu mulai meninggalkan kelas. Berbeda dengan Reza yang ketika mengetahui informasi tersebut. Wajahnya langsung menunjukkan kekesalan, karena ia pagi ini sudah sangat effort berdesakkan dalam angkutan umum, hingga berlari demi tidak telat masuk kelas.
Tak berselang lama, datang seorang mahasiswa yang pernah mengganggu Selin menghampiri Reza dan langsung meremas kerah kemeja yang dikenakan oleh Reza. Sontak hal tersebut menjadi pusat perhatian beberapa mahasiswi dan mahasiswa yang masih berada didalam kelas. Bagas yang melihat itu pun langsung beranjak berdiri dan Reza segera mengangkat tangan kanannya sebagai isyarat agar Bagas tidak perlu ikut campur. Sehingga Bagas hanya bisa berdiam diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan Tuberkulosis
Teen FictionReza harus menelan fakta pahit ketika dinyatakan mengidap Tuberkulosis kelenjar setelah melewati masa tipes yang cukup melelahkan. Ia sangat tertekan atas hal yang menimpanya, bahkan ia hanya bisa mengurung diri di kamarnya. Meskipun begitu Reza tet...