Bab 3 Kepedulian

9 3 1
                                    

_____

Rasa lezat pada bakso mampu menundukkan perut Reza yang sedari tadi terus bernyanyi, bahkan Reza menjadi tidak fokus selama pembelajaran berlangsung saat perkuliahan tadi. Reza makan dengan lahapnya ditemani segelas air teh manis dingin dengan bulir air diluar gelasnya.

Setelah selesai makan, Reza tidak langsung bergegas pulang. Ia bermain game terlebih dahulu, seraya menikmati suasana ramai para pengunjung tempat makan bakso tersebut. Setelah beberapa lama, Reza beranjak pulang.

Reza menuju parkiran dan berlalu bergegas pulang. Reza menjalankan motornya dengan santai seraya menikmati suasana selama dalam perjalanan. Hingga akhirnya Reza berhenti di sebuah perempatan, pandangannya tertuju pada seseorang yang dibawa dengan kasar oleh 8 orang pria berbadan besar.

Setelah beberapa saat memperhatikan, Reza baru menyadari orang yang dibawa tersebut adalah salah satu teman Anjas yang memiliki perawakan tinggi. Menyadari hal tersebut, Reza langsung membuntuti mereka, hingga sampai di area jalan buntu, dan Reza memperhatikan tindakan yang mereka lakukan dari balik tiang listrik.

"Lu harus mati hari ini!" Ucap seorang yang sepertinya ketua dari sekelompok orang-orang berbadan besar tersebut.

Hingga akhirnya teman Anjas itu dihajar oleh orang-orang tersebut, meski melakukan perlawanan. Jumlah yang sama sekali tidak seimbang menjadikan teman Anjas tersebut kewalahan dan tersudutkan dengan bagian wajah yang mulai berdarah.

Keadaan yang semakin tidak kondusif, menjadikan Reza tidak bisa lagi menahan diri. Ketika teman Anjas akan di pukul oleh salah seorang dengan menggunakan sebuah tongkat kasti. Reza pun berlari dan tepat menendang pria berbadan besar tersebut hingga terpental.

Kejadian tersebut membuat mereka cukup tertegun, karena hanya dengan satu kali tendangan Reza yang tepat mengenai bagian kepala samping. Membuat pria berbadan cukup besar itu langsung tidak sadarkan diri.

Reza lalu berusaha membangunkan teman Anjas yang keadaannya sudah cukup parah. Namun, salah satu dari komplotan penjahat itu langsung kembali menyerang. Hingga perkelahian antara Reza, teman Anjas dengan sekelompok pria berbadan besar tersebut tidak bisa dihindari.

Meski perawakan para penjahat bergestur besar, tetapi mereka berdua mampu mengungguli perkelahian tersebut.

"Mati lu Zayan!" Ucap salah seseorang seraya menendang bagian perut teman Anjas.

Melihat kejadian itu, Reza menjadi kehilangan fokusnya. Sehingga ia pun tidak menyadari dari arah belakangnya ada seseorang yang melayangkan pukulan menggunakan sebilah kayu, dan Reza pun seketika ambruk. Pada situasi tersebut Reza sempat tidak memiliki harapan lagi. Namun, ia teringat ucapan Bagas yang mengatakan bahwa laki-laki tidak layak menyerah dengan keadaan.

Reza akhirnya bangkit kembali, dan melawan 3 orang yang masih belum tumbang. Meski dengan keadaan yang sudah kelelahan, Reza masih mampu melawan serta menumbangkan dua orang diantara mereka. Hingga Reza benar-benar kelelahan dan ia terdiam dalam posisi berlutut dibarengi napas yang terengah-engah.

Pada saat itu satu orang yang belum tumbang, secara tiba-tiba melakukan penyerangan dengan mengarahkan pukulan menggunakan tongkat besi.

Bruggggg!!!

Zayan menahan pukulan tersebut dengan tubuhnya dan pukulan itu mengenai lengan atas Zayan. Yang seketika Zayan ambruk dibuatnya. Mendapati kejadian itu, Reza langsung membalikkan tubuh dan melayangkan tendangan yang tepat mengenai bagian samping kepala orang tersebut.

Bruggggg

Orang berbadan besar itupun tumbang dan langsung tidak sadarkan diri.
Kini keadaan menjadi tenang kembali, Reza dan Zayan berhasil mengalahkan 8 orang berbadan besar tersebut.

Pelukan TuberkulosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang