01 : Duo merah

597 112 13
                                    

"Bocil?"

Langkah (Name) terhenti mendengar suara seseorang yang sepertinya memanggilnya. Dia nggak mau kepedean tapi cuma dia yang ada disitu, masa sih yang dipanggil hantu?

(Name) menoleh kebelakang, mendapati sosok cowok bersurai merah yang berhenti dengan sepeda ungu miliknya.

"Saya?" tanya (Name) ragu.

Cowok itu berdehem, "Siapa lagi?"

(Name) memicingkan matanya, tak berniat mendekat atau pergi dari situ.

"Yubin." ucap cowok itu maksud mengenalkan dirinya pada (Name). (Name) mengangguk pelan, dalam hatinya berpikir kalau itu adalah cowok yang kemarin dibilang paling tua oleh Shelly di gc mereka.

(Name) tersenyum ramah, "Oh iya kak, saya (Name)." ucapnya pelan.

Yubin hanya diam, dia tidak peduli dengan ucapan cewek itu. Ia kemudian sedikit memiringkan sepedanya kesamping membuat (Name) kebingungan karenanya.

"Naik. Repot ngurusin Shelly kalo lo ilang." ucap Yubin ketus. Timbul perempatan merah pada (Name) ketika mendengarnya. Rasanya ingin dia gaplok tapi masih sopan sama yang lebih tua.

(Name) pun menolaknya dengan halus, "Nggak apa-apa kak. Udah deket juga."

"Dih, naik." titah Yubin.

"Nggak kak." tolak (Name).

"Naik, gue disuruh Shelly jemput lo tadi disekolah." ucap Yubin menghela nafas. Sialan dia jadi babu cewek pirang itu!

(Name) mengerutkan alisnya. Tak mengerti dengan ucapan Yubin barusan. Mff agak lemot.

"Hah?"

"Gue disuruh Shelly jemput lo sekalian. Sekolah gue searah sama sekolah lo. Ngerti nggak?"

"Oohh, iya kak. Tapi sumpah nggak apa-apa kak. Udah deket juga."

"Lo mau tanggung jawab kalo Shelly ngamuk ke gue?"

"Nggak sii."

"Makanya naik, bocah ngeyel amat dibilangin."

"Nggak bocil kak."

"Terserah, cepet."

Masih tak percaya dengan Yubin, (Name) pun akhirnya menurut pada Yubin. Dia duduk dengan hati-hati dibelakang Yubin. Astaga rasanya mau jatuh, mendingan naik motor dah, pikir (Name).

Saat sudah duduk mantap dibelakang, Yubin tiba-tiba saja melepas jaketnya. Menyisakan seragam miliknya dan menyodorkan jaket itu ke arah (Name). Begitu juga dengan tasnya.

"Pegang." ucap Yubin tanpa menoleh kebelakang.

"Jangan sampe tuh cowok-cowok liatin lo." sambungnya.

(Name) hanya diam menurut. Menaruh jaket Yubin di pahanya, menutupi bagian yang nggak tertutupi rok miliknya dan memegang tas Yubin dipangkuan.

Ketika sudah siap, Yubin pun mulai mengayuh pelan. Membawa mereka berdua ke kos mereka dengan cepat.

(Name) bisa mencium wangi parfum milik Yubin yang tertiup angin. Oh astaga, ini sudah sore dan cowok itu masih wangi?! Mungkin saja dia pake parfum dulu sebelum pulang. TAPI NGGAK ADA BAU KERINGATNYA SAMA SEKALI!

Dijalan, Yubin beberapa kali menyapa teman-temannya dan orang yang ia kenal. (Name) yang baru di kawasan itu hanya tersenyum ramah ketika bersitatap dengan mereka.

"Woy! Yumi gimanaa!" teriak salah satu temannya sambil cengengesan.

"Bacot, anjing." balas Yubin.

(Namw) melihat itu pun hanya tertunduk tak enak. Tunggu, siapa Yumi? Dia pacarnya kak Yubin? Pikir (Name). Tercium bau-bau ovt nih sebentar malem.

𝐀𝐍𝐆𝐈𝐍 𝐈𝐍𝐃𝐄𝐊𝐎𝐒 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang