03 : Balapan

150 48 13
                                    

Pukul tiga dini hari, (Name) membuka matanya perlahan ketika mendengar suara gaduh yang menginterupsi tidur nyenyaknya. Keningnya tertekuk tak senang dan tangannya bergerak menutup mulutnya yang terbuka kala menguap.

"Duh.. Siapa, sih?" ucapnya sembari bangkit berdiri dari tempat tidur.

(Name) memicingkan matanya, mengintip dari jendela kamar untuk melihat siapa yang berani membuat keributan di jam begini. Dalam hati ingin menegur dan melempari pelaku dengan tabung gas.

"Eh, eh, Nam, itu siput lo nggak gerak-gerak!"

"Sotoy! Emang lama itu geraknya!"

"Siput mana yang geraknya cepat?! Punya lo mati kali, ah."

(Name) sungguh tak percaya apa yang ia lihat saat ini. Ia menggeleng pelan, mencoba menyadarkan diri barangkali ia mungkin sedang mengkhayal karena melihat orang-orang yang asik menonton balap siput subuh-subuh.

Tapi itu percuma. Ini bukan khayalan dan yang dilihatnya itu kenyataan. Hannam, Yubin, Minwoo, dan juga Giyuu, mereka berempatlah pelaku kegaduhan yang menganggu tidur (Name).

"(Name)..?"

Mendengar namanya di panggil, (Name) langsung terfokus pada sosok Minwoo yang menyadari kehadirannya di balik jendela kamar. Hannam dan yang lainnya pun turut mengalihkan atensi mereka pada cewek itu.

(Name) membuka pintu kamarnya dan keluar menghampiri mereka. Yah, balap siputnya ternyata di depan kamarnya.

"Sorry, kita ribut banget, ya?" tanya Minwoo sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Cowok bersurai merah kecoklatan itu menatap (Name), sedikit rasa bersalah muncul padanya.

Baru saja (Name) ingin menjawab Minwoo, tapi Yubin sudah lebih dulu bersuara.

"Balik tidur aja. Kita udah selesai." ucap Yubin seraya menendang siput-siput yang berada tak jauh dari kakinya dengan kuat. Hannam, Minwoo, dan Giyuu, terkejut melihat aksi cowok dengan iris heterokromia itu. Bahkan (Name) sendiri tak menyangkanya!

"AAAHHH!! SIPUT GUE!" teriak Hannam histeris. Matanya mengikuti siput-siput yang menggelinding bebas ke sembarang arah sampai akhirnya menghilang dari pandangannya.

"Aset gue... Hilang.." ucap Giyuu dengan wajah datar khasnya. Kedua tangannya bergerak membenarkan kain sarung yang dipakai seraya berjalan pergi dari situ.

"Eh, Yubin! Kenapa ditendang itu makhluk?!" tanya Minwoo dengan kesal. Dirinya kini menoleh kearah Giyuu yang berjalan menjauh dengan tenang, "Lo juga mau kemana, woi?!" teriaknya.

"Mau tidur," balas Giyuu tanpa menghentikan langkahnya. Minwoo menghela nafas frustasi kemudian beralih pada Hannam, Yubin, dan (Name). Ah, kacau sudah balap siput liarnya.

Minwoo berdeham, "Yah, karena siput-siput nggak berdosa tadi udah ditendang Yubin.... Gue cabut dulu, ya." ucap cowok itu lalu mengedipkan sebelah matanya pada (Name).

"Abang balik dulu, dek." ucapnya dengan senyuman.

"Najis. Merinding sebadan-badannya gue, bangsat." ucap Yubin dengan wajah jijik. Dirinya menendang sebuah kerikil kecil dan sukses mengenai Minwoo yang langsung membuatnya mendapat makian gratis dari sang korban.

"Eh, anjing! Cari gara-gara, lo?!" marah Minwoo.

"Apa? Mau gue tonjok?" timpal Yubin.

Melihat Minwoo dan Yubin yang sepertinya sebentar lagi akan berkelahi, Hannam pun menyuruh (Name) untuk kembali ke kamarnya dan meminta maaf karena sudah membuat keributan.

"Itu seriusan mereka dibiarin aja, kak?" tanya (Name) khawatir.

Hannam mengangguk, "Udah biasa itu mah. Palingan memar dikit, kok." jawabnya dengan cengiran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀𝐍𝐆𝐈𝐍 𝐈𝐍𝐃𝐄𝐊𝐎𝐒 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang