Pagi itu sudah jam setengah sembilan pagi dan rencana (Name) untuk nggak tidur pun gagal karena ia mengantuk dan tertidur di lantai kamar mandi saking ngantuknya. Yah dia mau buang air kecil namun entah kenapa dia malah duduk di lantai dan tertidur.
Untungnya nggak ngompol.
Cewek itu terbangun, merasa pusing dan segera bangkit dari posisinya.
"Bisa-bisanya ketiduran di kulkas...." gumamnya sambil menguap. Sedetik kemudian dia terdiam di tempat.
"........"
"Kulkas....?"
"Kamar mandi, anjir..."
Dia tertawa pelan, entahlah nyawanya masih belum berkumpul semua. Cewek itu meregangkan badannya, mengambil ponsel dan memutar musik kesukaannya lalu sarapan.
Yah menu sarapannya pun cuma seadanya aja. Dia membuat nasi goreng dengan telur mata sapi setengah matang. Kemudian setelah selesai, dia cuci piring dan mandi tentunya.
"LOH BUSET! BUSET!" (Name) reflek berteriak kala keran air di kamar mandinya lepas saat di buka dan langsung menyemburkan air dengan keras ke wajahnya. Dia keluar dari kamar mandi dan termenung.
Dia menghela nafas lelah, ini sudah keempat kalinya terjadi dan dia masih belum mengerti apa yang salah dengan hal ini. Tiap kali dia menyentuhnya itu selalu lepas, membuat cewek itu harus menampung air yang banyak.
Oh! Dia tiba-tiba teringat perkataan Shelly beberapa hari lalu tentang seorang pemuda yang berada di lorong depan yang selalu memperbaiki keran-keran air milik anak-anak kost.
"Gayung? Ganyu? Eh siapa, sih... Giyuu? Oh iya Giyuu."
(Name) mengganti bajunya yang basah, menyisir rambutnya dengan rapi sebelum kemudian pergi ke lorong depan menemui Giyuu.
Ditengah-tengah perjalanannya, sosok Yubin muncul dengan setelan kaus putih polos serta sarung. "Bocil," panggilnya.
(Name) tersenyum kecut namun tetap menyapa cowok berambut merah itu. "Eh, kak Yubin..." balasnya. (Name) menundukkan kepalanya sekilas kemudian menatap Yubin.
Yubin mendekat, memerhatikan wajah cewek itu dengan saksama. Iris dwiwarnanya bergulir ke samping.
"Mandi. Kusam banget kayak keset." ucapnya yang langsung mendapat makian dari lubuk hati (Name). Padahal dia lebih kusam. Ada mata panda juga, kayak abis nyabu.
"Duh, lagi bicarain diri sendiri ya kak?" balas (Name) masih dengan senyum kecutnya. Yubin menghela nafas kemudian berjalan lagi.
"Minimal mandi." ucap Yubin pelan yang masih bisa di dengar oleh (Name). Sialan emang si Yubin ini.
Mengusap dada dengan sabar, (Name) juga melanjutkan langkahnya menuju kamar Giyuu dan melupakan Yubin.
Sesampainya di lorong depan, (Name) langsung saja mencari kamar Giyuu kemudian mengetuk pintu dengan pelan.
"Bang Giyuu," panggilnya pelan. Tak kunjung mendapat jawaban, (Name) mengetuk pintu kamar Giyuu lagi sekarang lebih keras.
"Bang Giyuuuu!" panggilnya semi berteriak.
CEKLEK!
Akhirnya Giyuu membuka pintu kamarnya dengan tatapan bingung. Yah dia kan nggak kenal (Name) jadi wajar aja. Giyuu terlihat sama seperti Yubin, sarungan dengan wajah kusam dan kantung mata yang menghitam.
"...?"
"Beneran yang namanya Giyuu, kan?" tanya (Name).
Giyuu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐆𝐈𝐍 𝐈𝐍𝐃𝐄𝐊𝐎𝐒 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑
Humor"Katanya.. dikosan situ isinya anak spesial semua." ─Keseharian (Name) bersama para anak spesial dikosan Angin! ↷✦; Windbreaker x fem!reader❞ . all windbreaker characters ©Jo Yongseok . story by @cruyffox