02. Janji Mang Edo

58 42 40
                                    

Bismillah...

Hai Reader's

   _____Happy Reading_____

  •°•Dunia Imajinasi POV•°•

Bell sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu, menandakan pembelajaran akan segera dimulai, siswa siswi berbondong bondong memasuki kelasnya masing-masing untuk memulai pelajaran.

Alin memasuki kelasnya tiga menit yang lalu, ia sudah duduk dibelakang pinggir jendela. Dan guru sudah ada di depan papan tulis.

Kini Alin sedang mendengarkan perkenalan anak baru itu, karena hari ini kedatangan murid baru.

"Hai teman-teman, nama aku Renzie Resondriya panggil aja Renzie aku pindahan dari SDN 1 Jaya." Ucap Renzie. "Okee, Renzie boleh duduk nak." Ucap wali kelas itu  tempat yang kosong, ia menghampiri tempat yang kosong di sebelah Alin.

"Baik anak-anak kita akan mulai belajar nya, udah siap ?" Tanya wali kelas perempuan itu. "Siap buk." Jawab murid dengan serempak.

    
                Model Photo location

Seorang wanita yang sedang berfoto sebagai model. Dia adalah Vania Clarista–Ibu Alin, dia bekerja sebagai foto model yang terkenal.

"1, 2, 3." Ucap fotografer. 'Cekrik' "Nah bagus." Ucap fotografer itu memuji Vania melihat di kamera.

"Masih ada foto lagi?" Tanya Vania sambil mengambil sebotol air mineral yang sudah disiapkan oleh asistennya disini.

"Masih, nanti kamu ganti baju lagi yang udah disiapin fashion stylist."  Jawab fotografer itu yang sedang melihat-lihat potretannya di kamera Canon nya.

Vania mengangguk lalu berjalan untuk keruang istirahatnya, untuk beristirahat sejenak.

           
       Andersn Group Investment

Itu adalah nama perusahaan yang sangat sukses dan terkenal dimana-mana.

Seorang pria yang sedang berjabat tangan pada rekan bisnisnya.

"Terimakasih Pak sudah berbisnis di perusahaan ku." Ucap Pri itu. Dia adalah Ervan Andersn si pemilik perusahaan itu sekaligus papa Alin.

Dia sedang  menginvestasikan saham pada Perusahaan Roliago yang cukup sukses."Iya pak, saya permisi pulang." Ucap Roli berpamitan.

"Ouh baik pak silahkan, mari saya antar." Ucap Ervan mengantarkan Roli sampai ke depan. Roli mengangguk dan berjalan diikuti oleh Ervan.

Sampai didepan perusahaannya Roli berpamitan pada Ervan "Saya Izin pulang, nanti saya kabarkan lagi." Ucap Roli "Baik Pak Roli semoga lancar bisnis kita." Ucap Ervan

"Tidak ada yang tidak lancar ketika berbisnis dengan Perusahaan milik pak Ervan." Ucap Roli memuji perusahaan milik Ervan.

Ervan hanya terkekeh kecil sebagai pujian Roli.

Roli mengangguk dan memasuki mobilnya dan mengklakson mobilnya sebagai sapaan pada Ervan. Ervan yang paham ia mengangguk sebagai balasan sapaan Roli.

Ervan berjalan memasuki perusahaannya kembali setelah mobil Roli berjalan agak jauh. Masih banyak dokumen bisnis yang belum ia selesai.

                              •°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kini waktu menunjukkan pukul 12.30. Bell SDN Trisakti berbunyi lima menit yang lalu menandakan waktunya untuk pulang.

Kini Alin tengah menunggu supir pribadinya didepan gerbang sekolah, ia ingin cepat-cepat bertemu dengan mang Edo untuk menagih janjinya untuk mentraktir seblak.

"Duuhh mang Edo mana sih lama amat." Monolog Alin sambil menengok- nengok kejalanan.

Tiinn

Suara mobil dari arah kiri, Alin menengok dan tersenyum. Akhirnya yang ia tunggu-tunggu datang juga.

Edo turun dari mobilnya menghampiri Alin "Non Alin ngapain nengok sana nengok sini, lagi nyari apa emang?." Tanya Edo heran.

"Lagi nyari mang Edo." Jawab Alin. "Nyari mang Edo?." Tanya Edo bingung "Iya, mang Edo lama banget sih jemput Alin, Alin kan gak sabar mau di traktir mang Edo." Ucap Alin.

"Heheh maaf telat dua menit doang non, soalnya macet dijalan." Ucap Edo jujur, ditengah jalan ia kejebak macet .

"Uhh si Enon mah traktirnya masih diingetin ajah." Ucap Edo kembali "Ya iyalah mang Edo kan udah janji sama Alin mau traktir Alin seblak."  Jawab Alin "Mang Edo uangnya adakan?." Tanya Alin takut gak kebawa lagi nanti dia yang bayar lagi.

"Takut amat si Enon kalau mang Edo gak bawa duit." Ucap Edo sambil mencubit pipi Alin lembut. "Mana coba uangnya." Jawab Alin butuh bukti.

Edo melogok kantong celananya dan mengeluarkan uang berwarna biru "Tenang ada kok ." Ucap Edo sambil menunjukkan uangnya. Alin tersenyum "Nah bagus." Ucap Alin sambil mengacungkan jempolnya ke arah Edo.

"Ayo non kita let's go." Ajak Edo "let's go mang Edo." Balas Alin lalu masuk di mobilnya.

Di pertengahan perjalanan Alin baru ngeh, ia bertanya pada Edo didepan yang sedang mengemudi "Mang Edo." Panggil Alin.

Edo menoleh ke arah cermin diatas didalam mobil itu "Iya non ada apa?." Tanya Edo. " Alin baru ngeh, kok bi Njun gak jemput Alin, biasanya kan bi Njun jemput Alin bareng mang Edo." Ucap Alin .

"Baru sadar ya non, gara-gara traktir jadi gak sadar kalau bi Njun gak ikut jemput non Alin."ucapnya sedikit terkekeh. "Ish mang Edo." Kesal Alin.

Edo terkekeh kembali melihat respon Alin di cermin itu. "Iya bi Njun gak ikut jemput non Alin, Karna belum masak makan siang." Terang Edo pada Alin.

"Kenapa harus masak makan siang, lagian yang makan juga Alin doang mama papa kan sibuk terus Ama kerjanya mana bisa mau makan siang dirumah." Ucap Alin sedikit kesal dengan mama papanya yang tidak pernah pulang siang untuk makan siang bersamanya.

Edo bingung mau merespon apa dari ucapan Alin tadi. Karena yang diucapkannya tadi memang benar majikannya selalu sibuk sampai tidak sempat untuk makan bareng dengan Alin.

"Iya non mungkin lagi sibuk. Udah ah pokoknya kita itu tujuannya untuk beli seblak ya kan?." Tanya Edo untuk menenangkan Alin.

"Hmm iya mang Edo, makanya agak  cepetan bawa mobilnya."ucap Rara menyuruh Edo untuk menambah kecepatannya sedikit.

"Okee siap non."ucap Edo sambil hormat. Dan terlihat oleh Alin dari kaca mobil yang ada di dalem.

Edo melajukan sedikit kecepatan mobilnya dan beberapa menit akhirnya sampai di tempat penjual seblak yang enak sampai sudah di kerumuni oleh orang-orang.

       ~~~~~Batas Cerita Alin🌷~~~~~

Gimana sama cerita baruku inii??

Moga suka yaa hihi..

Minta bintangnya dong kan habis baca cerita ku seenggaknya ngehargai karyaku🙂

Okedeh see you next part 👋🏻

I Need Parental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang