Prolog🌷✨

75 44 50
                                    

Haii👋🏻

Bismillah...

Selamat Datang dicerita baruku walaupun cerita Rey & Ra  belum selesai 😭😁

Jangan lupa mampir di cerita Rey & Ra yaa.

___Happy Reading___

•°•Dunia Imajinasi POV•°•

"Ma pa Alin besok bagi Raport, mama sama papa bisakan ambil Raport punya Alin?." Tanyanya dengan ragu sambil memeluk boneka kesayangannya.

"Gak bisa mama lagi banyak foto besok." Jawab Vania fokus melihat-lihat baju yang barusan ia beli di mall

"Oh." Ucap Alin mengangguk "kalau papa bisakan?." Tanyanya kembali. Mengharapkan Papa nya bisa.

"Papa juga gak bisa, banyak dokumen yang belum papa selesaikan." Jawab Ervan fokus dengan laptopnya tanpa melihat Alin.

"Suruh Bi njun aja yang ambil atau mang Edo." Ucap Ervan kembali.

"Beneran gak bisa ya?." Tanyanya pada kedua orangtuanya itu.

"Iya Lin, udah sana keluar Jangan ganggu mama. Mama mau tidur buat besok foto shoot." Ucap Vania.

"Mah pah sekali ini aja Alin mohon." Ucapnya dengan suara yang bergetar menahan tangisnya.

"CK berisik Alin! papa lagi fokus ini, udah deh jangan manja kamu udah dewasa." Tegur Ervan sedikit keras.

"Bi, Bi Njun!!." Teriak Vani memanggil asisten rumah tangganya.

"Iya nyonya ada apa?." Tanya Enjun

"Bawa Alin ke kamarnya saya mau tidur." Jawab Vania sambil berjan ke arah ranjangnya.

"Oh baik nyonya." Njun berbalik badan menghadap Alin yang sedang menatapnya dengan mata yang sudah berembun.

"Ayok nak Alin ke kamar nanti bibi ceritain sang kancil." Rayuh Njun pada Alin.

Alin mengangguk sebagai jawaban dan berjalan dituntun oleh Njun sebelum melangkah keluar dari kamar Ervan memanggil Njun kembali.

"Bi nanti besok ke sekolahan Alin, ambil raport. Saya gak bisa dateng lagi sibuk." Suruh Ervan

"Oh baik Tuan." Jawab Njun.

                __•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•__

"Bi ini gimana ceritanya Alin bisa keserempet?." Tanya Erva pada Njun.

"Bibi gak tau tuan, Alin juga kesini di bantu sama 2 orang." Jawabnya dengan jujur "maaf ini semua salah bibi." Ucap Njun kembali.

"Kamu lagi Vania coba sih jaga anakmu itu jangan sibuk dengan karirmu mulu!." Pekik Ervan pada Vania yang sedang main Handphone sambil berdiri.

Vania berhenti dari aktivitas memainkan hpnya ia menatap suaminya "Apa sih mas, kamu gak ngerasa juga hah? Kamu juga selama ini sibuk dengan kerjaan mu itu!." Pekik Vania tidak kalah dengan Ervan

"Saya kerja buat keluarga!." Pekik Ervan kembali

"Terserah deh mas, saya mau keluar." Jawab Vania berjalan keluar tanpa memperdulikan Alin.

"VANIA!!." Teriak Ervan Menggelegar di rung tamu. Ervan beralih menatap Alin.

"Kamu ini ya Alin bisanya nyusahin aja!." Pekik Ervan pada Alin yang sedang duduk di sofa, menunduk menatap kakiknya yang tidak terlalu luka.

"Tiga hari yang lalu kamu jatoh dari tangga, kemarin kamu sakit, Sekarang kamu keserempet motor nanti besok apa lagi HAH?!!." Pekik Ervan kembali dengan wajah yang sudah merah.

Njun yang merasa kasihan dengan Alin yang dibentak itu ia berucap " Tuan bibi mohon jangan bentak-bentak Alin, kas-." Ucapnya terpotong saat Ervan membentaknya juga.

"GAK USAH IKUT CAMPUR!!." Pekik Ervan menuding

"Maaf pah." Ucap Alin menunduk tidak berani untuk menatap papahnya.

"Gagal ginjal kamu aja belum sembuh Tiap Minggu papa ngeluarin uang untuk cuci darahmu!." Pekik Ervan.

"Maaf pah." Jawab Alin hanya itu yang bisa ia ucapkan.

"Maaf ? Kata maaf mu gak bisa ngeluarin uang yang udah saya keluarin untukmu!." Pekik Ervan Kembali. Membuat Alin susah untuk  menahan tangisnya.

"A-lin janji bakal gantiin u-ang yang papa keluarin." Ucapnya dengan Nada yang bergetar.

"Alah omong kosong, emang kamu bisa apa? Bisanya nyusahin aja." Jawab Ervan Ia berjalan meninggalkan Alin.

~~~~~Batas Dunia Imajinasi~~~~~

Gimana sama Prolognya suka?

Nanti prolog ini kira- kira ada di part 25

Bantu suport ya temen-temen dengan cara pencet tombol bintangnya

Okee Thank's

See you next part 👋🏻🤗

I Need Parental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang