Kudapan Malam.

459 40 2
                                    

Melewatkan makan malam, sebuah kebiasan khas Genah. Dia bisa berlatih dari pagi hingga malam lalu hanya berhenti ketika perutnya merengek dan tubuhnya menjerit ingin pingsan.

Kontras dengan Azre, yang teratur dalam makannya. Memang, seorang dewa tidak benar-benar harus makan seperti manusia. Tapi dia tidak suka membuat dirinya terlihat mencurigakan dengan melewatkan jadwal makan.

Kebiasaan mereka berdua dipangku mesra sampai Spadia. Seorang immortal ribuan tahun hidup disatu rumah dengan manusia belasan tahun (dan tiga bayi).

Beberapa hari pertama di Spadia adalah yang paling berat. Genah terlihat bisa pingsan kapan saja dengan kedua lingkaran hitam yang ada dibawah matanya. Sedangkan Azre hanya berusaha yang terbaik membantunya membesarkan Marvel, Pey dan Samsul.

Sebuah kesialan mereka, Genah tidak pandai memasak, begitu pula Azre. Lalu apa yang harus mereka lakukan? Apa iya mereka harus meminta bayi Pey, Vel dan Sul untuk membuatkan makan siang?

Tapi Genah tidak pernah sedikitpun mengeluh. Dia hanya makan saat dia sedang mood untuk memasak. Yang artinya biasanya sehari sekali. Itu membuat temannya resah. Masa remaja itu masa pertumbuhan, tapi Genah bahkan ogah untuk menoleh dapur rumah mereka.

Tidak bisa dibiarkan, mau atau tidak Azre jadi sering membuat makanan. Bukan hal sulit, hanya beberapa roti, buah dari pohon sekitar, dan ikan bakar.

Lagi-lagi, si anak remaja ini memancing emosi. Meski banyak makanan yang disediakan tapi yang masuk kedalam perutnya hanya sedikit. Bahkan tanpa kata terimakasih, memang menyebalkan!

Hingga suatu malam biasa, atau setidaknya, awalnya biasa. Azrealon menyibukkan diri dikamarnya, membaca buku seperti 'manusia' biasa. Sampai akhirnya ada suara rusuh dari dapur.

Reflek lah dia berlari kesana. Apa-apaan ini? Apakah Marvel, Samsul, atau Peppey mungkin sudah cukup besar untuk membuka pintu yang tinggi itu? Apakah ada yang menyelinap kedalam? Atau mungkin ada angin besar hingga berisik?

Sesampainya didapur, dia disambut oleh pemandangan yang menyebalkan.

Genah, memegang semangkuk susu. Bahkan itu bukan bagian teraneh, dia memasukan 2 pretzel kedalam susu.

Pertama, orang ANEH mana yang melakukan itu? Kedua, apakah harus sekali aksi ini dilakukan ditengah malam?

".... Orang gila!" Seru Azre sembari tertawa geli.

"A-apaan sih! Enak tau kalo pretzelnya jadi lembut!" Gerutu temannya sembari menaruh mangkuknya dengan wajah yang diselimuti semburat merah.

"Ya biarin mlempem aja kalau mau begitu dong.." Azre berjalan kearahnya dan merapihkan beberapa hal yang berantakan disana.

"Enakan begini, susunya jadi rasa pretzel.."

"Yaudah, terserah kamu."

Ini memutar otak Azre. Jika Genah makan sangat minim namun melengkapi sisanya dimalam, apa artinya makanan Azrealon kalah dengan camilan manis macam pretzel?

Dasar merepotkan. Jika begini kan mau atau tidak Azre jadi tergoda untuk belajar memasak lebih jauh.

Jadi di malam-malam selanjutnya, biarkan menjadi misteri bagi Genah. Tentang siapa yang meninggalkan kue kering disebelah susu. Mulai dari Gingerbread, Kukis, pizzelle, dan sebagainya.

"Zre, kamu yang suka ninggalin makanan ringan malam-malam, ya? Makasih loh, padahal aku aja mau beli camilan mikir-mikir dulu, apalagi jauh dari Spadia kan." Ujar Genah di salah satu pagi. Membuat si penyihir menyeringai puas.

"Iya, sama-sama, Gen."

Jika harus jujur, rasanya curang karena semua kue itu dibuat dengan bantuan 'sedikit' sihir. Tapi jika bahkan Genah tidak sadar, tidak ada yang perlu sadar.

Clover dan Ace | Viva FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang