7. Midoriya, Hinata, Dan Tanjiro

8 1 0
                                    

Rombongan Hinata memutuskan untuk tidur terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan kembali. Hinata lebih memilih untuk menuliskan semua pengalamannya pada buku jurnalnya. Hari ini, ia mendapatkan sesuatu yang menarik. AFO mengatakan sesuatu yang membuatnya berpikir terus.

"Sebenarnya, yang di maksud adik kakak itu apa, ya?" Ucapnya pelan. Ia sedikit takut kalau suaranya akan membangunkan yang lain. Tetapi Kageyama malah sudah bangun dari tadi.

"Lu ini masih bodoh ya? Suara lu gede banget kayak toa. walau kecil. tetep aja kedengeran." Kageyama cengengesan menjahilinya.

"Heh, asal lu tau ya, suara gua emang begini. terus mau bagaimana lagi? oplas pita suara? emang di jaman kayak gini bisa begitu, hah?!" Kageyama mendengus kesal. bisa-bisanya jeruk oren itu bisa menimpalinya.

"Ah, ya ... jeruk oren yang satu ini sepertinya sedang kepikiran sesuatu, ya???" Kageyama berselidik pada Hinata. Hinata segera menutup bukunya agar Kageyama tidak mengetahuinya.

"Nggak! kepo lu!"

"Sini ah! Siapa tahu gua nemuin sesuatu yang penting!" Kageyama merebut buku tebal milik Hinata. Buku berjudul "Shueisha" itu sekarang ada di tangannya.

"Eh iya, lu kenapa pengen banget nyari 4 demigod ini, deh?"

Hinata menghela nafas pelan, "gini bre, buat ngalahin si Kaguya kamvret, kita perlu mereka berempat. Dari diantara keempatnya, gua udah ketemu dua orang," Kageyama memasang wajah terkejut.

"Hah? Dua orang? Itu artinya ..."

"Asal lu tau ya Kags, gue udah tahu siapa aja untuk sementara,"

"Yang satu ternyata gua. Yang satu lagi ternyata si brokoli."

Eh buset deh. Bak peramal-peramal gadungan, Hinata udah tahu semuanya.

"Jadi selama ini lu tau siapa aja?!" Hinata mengangguk.

"Ya gua tahu juga itu semua dari buku ini, boghe. Lu kira, gua yang kecil lagi bogel ini otaknya juga ikutan bogel? Tidak yak! Gua udah nyadar pas kita lagi di kampungnya si Eren!"

"Berarti lu pemegang apa?"

"Kalau dilihat-lihat, Phoenix,"

"Si Midoriya?"

Hinata memikirkan hal itu di dalam otaknya (emang lu punya otak, Hin?).

"Kayaknya Roc. Dia kan punya elemen tanah ..."

"Iya-iya, bener juga."

Midoriya terbangun karena percakapan mereka berdua. Bener- bener. Bukannya tidur malah begadang kayak mau ngeronda.

"Heh! Tidur woi! Besok kita harus ngelanjutin lagi perjalanan!" Protesnya karena bobo cantik manjanya menjadi buyar.

"Tidur tidur aja si. Kalo keganggu tidur aja itu diatas pohon," Kageyama menunjuk ke sebuah pohon besar yang mirip seperti pohon beringin.

"Biar tenang, sekaligus bisa dijailin sama Miss K, Mid,"

"Kagak kagak!"

"Ya makanya tidur!!" Ujar Hinata dan Kageyama serempak.

Tumben. Jeruk sama Burung gagak lagi mau diajak kerja sama.

"Iya-iya!" Midoriya kembali tidur. Ia harus menyimpan tenaganya untuk pergi ke gunung Maria, tujuan mereka besok.

Kageyama ikut tertidur di dekat pohon yang ada di sana dengan menyandarkan dirinya ke batang pohon yang kokoh. Ia mulai berdengkur pelan.

Hinata masih terjaga. Ia masih menelisik si buku tebal. Buku tua yang memuat berbagai informasi tak diketahui. Entah siapa nama penulisnya. Yang pasti ia adalah seseorang yang telah berpengalaman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Shounen Quest (ALTERNATE UNIVERSE: The Crossover Academia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang