Hari ini, meledak, demo terhadap pemerintah karena harga bahan pokok meningkat drastis. Sekelompok mahasiswa turut serta dalam melaksanakan demo termasuk Badak, --selaku tim ikut-ikutan-- dengan modal nekat terjun ke lokasi. Tidak terkontrol, bahkan oleh petugas keamanan, hingga membuat para pendemo dorong mendorong, menyebabkan beberapa orang terjatuh.
"Ga apa-apa, Kak?"
Seorang gadis mengulurkan tangannya kepada Badak yang terjatuh dikarenakan rusuhnya para pendemo, seperti drama-drama romance di film-film. Badak tidak akan mengira bahwa ia akan mendapatkan kesempatan ditolong oleh seorang gadis cantik.
"Makasi banyak, Kak," ucap badak kepada gadis cantik yang menolongnya.
"Kita nepi dulu di warung yuk."
Dengan senyum tipis gadis itu mengajak Badak untuk beristirahat di warung terdekat dari mereka.
Sebagai seorang mahasiswa semester 7 tentunya merasa aneh secara tiba-tiba di pertemukan oleh seorang wanita. Badak tidak populer di kampusnya karena ia tidak menginginkannya dan ingin menjalani hari-hari seperti NPC di dunia perkuliahan.
"Sakit ga?"
"N-ngga Kok, biasa cuman jatuh gitu ga sampe masuk UGD kok, hehe."
"Kakak bisa aja, hehe. Tapi tadi keinjek-injek loh kamunya."
Badak hanya membalas dengan senyum tipis kepada gadis itu, karena ia menyadari bahwa ada bekas telapak sepatu di bajunya.
"Ngomong-ngomong kamu sama siapa?" Tanya Badak terhadap gadis disampingnya.
"Aku sama teman cuman kepisah, soalnya ramai juga yang demo."
Lantas terdengar bunyi tak asing dari dalam saku gadis itu, ia lalu mengangkat telpon dan menlostspeaker hingga terdengar percakapan mereka.
"Lo dimana?" Dengan nada cemas seseorang didalam telpon berbicara kepada gadis disamping Badak.
"Gue di warung warna biru yang ada tulisan Warkop Nkong, lo dimana?" Ia sama khawatir, sangat khawatir menanyakan kondisi temannya.
"Yaudah gue kesitu." Telpon tersebut langsung mati membuat gadis itu sedikit menggerutu.
Tak lama setelahnya, datang seorang gadis menghampiri mereka berdua, membuat gadis di sebelah Badak terbangun dari duduknya. Dengan ditariknya tangan gadis itu membuat ia menjauh dari hadapan Badak. "Udah ya aku tinggal, udah ada temen aku."
Badak cemas, dengan rasa penasaran karena ia belum mengetahui nama gadis itu membuat ia tersentak untuk menanyakan nama gadis tersebut, di pikirannya pun terbesit pikiran dari pada mati penasaran lebih baik gue nanya namanya, malu sedikit ga ngaruh.
"Woy Banggg!!! Mau kemana? Belum lo belum bayar!." Baru berjalan beberapa meter dari warung Badak sudah diteriaki oleh seorang pemilik warung. Seketika ia menoleh kebelakang membuat pandangannya terpalingkan dari gadis itu. "Oh iya, kesitu sebentar." Lantas ia langsung menatap ke depan tetapi sudah tidak ada lagi gadis tersebut dipandangnya karena banyaknya orang yang sedang berdemo.
Mungkin terdengar lucu, tidak seperti pertemuan indah malahan pertemuan yang memalukan yang ia rasakan. Hingga dirinya seperti diteriaki maling karena ingin mengejar seorang gadis yang baru saja ia kenal.
"Kek, jadi berapa tadi?" Tanya Badak dengan sedikit rasa gundah di dirinya karena dua hal, pertama tentang seorang gadis yang menghilang begitu saja dengan tagihan yang belum dibayar dan yang kedua adalah harus membayar minuman yang belum dibayar.
"Jadi lima belas ribu bang. Tadi ngambil air mineral sama es teh 2 kan?"
"Makasi Kek, kembaliannya ambil aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
Pria kuat tanpa rumah
RomanceTentang seorang pria yang tak seberuntung kebanyakan orang diluaran sana yang mempunyai tempat untuk bercerita, padahal ia mempunyai banyak hal dan pengalaman tetapi tidak ada satupun sosok orang untuk dijadikan rumah bagianya. sama perasaan aku, ak...