"Oke fine, gue kasih lo satu kesempatan lagi. Dan hal yang harus lo ingat adalah, gak bakal ada lagi kesempatan ketiga atau keempat buat seorang pembohong kaya lo!" ucap Lia disertai penekanan pada setiap kalimatnya. Ia benar-benar muak saat ini.
"C...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
Devon masih menemani Lia dan waktu menunjukkan pukul 18.25, orang tuanya mengabari bahwa mereka pulang terlambat karena harus mengecek perusahaan mereka terlebih dahulu.
Devon dan Lia pun terus bercerita sampai Devon bertanya kepada Lia, apakah Lia benar-benar sudah move on dari mantannya? Dan jawaban yang Devon dapatkan adalah sudah. Itu artinya Lia memang tidak berbohong bahwa gadis itu memang sudah menghapus nama sang mantan kekasih dari dalam hatinya.
Flashback
Julia Saraswati, orang-orang memanggilnya Lia. Gadis berambut lurus sebahu itu sekarang menginjak tahun keduanya di Sekolah Menengah Pertama. Usianya baru 14 tahun, masih sangat dini. Di usia yang belum mengalami pendewasaan itu tidak seharusnya menghadapi hal yang berat-berat, percintaan misalnya? Namun, Lia sendiri sudah memiliki kisah percintaannya sendiri dengan teman sebayanya. Lia memiliki seorang kekasih sejak kelas satu SMP, di usia yang masih labil itu tentu Lia ingin menikmatinya dengan mengukir banyak kenangan, caranya dengan membuat kenangan tersebut dengan seseorang dan kelak akan memiliki kenangan yang indah di masa putih birunya.
Kekasih Lia adalah teman seangkatannya, yaitu anak kelas sebelah. Usianya sama dengan Lia dan dia bernama Arjuna Sangkara, Lia memanggilnya Juna. Sejak memiliki kekasih, Lia merasa bahwa dirinya semakin bahagia dikarenakan kekasihnya itu. Juna orang yang baik dan pintar, begitu kata Lia. Juna selalu menemani Lia saat jam istirahat, memberinya perhatian layaknya yang dilakukan oleh seorang pasangan kepada pasangannya. Juna juga tidak pernah membuat Lia menangis.
Hari-hari menjadi kekasih seorang Arjuna memanglah menyenangkan, walaupun Lia tahu jika banyak gadis di sekolahnya menyukai kekasihnya itu. Tetapi Lia tidak pernah mempermasalahkannya, toh Juna akan memilih Lia, bukan yang lain. Lia begitu bahagia berada di sisi Juna. Hubungan mereka pun sangat awet hingga keduanya menduduki bangku kelas tiga SMP.
Saat itu, ujian akhir akan dilaksanakan satu hari lagi. Tentunya hal tersebut membuat mereka, terutama yang berada di tingkat akhir Sekolah Menengah Pertama merasa takut dan waswas. Takut jika mereka tidak bisa mengerjakan soal yang ada, takut jika mereka kehabisan waktu sebelum menyelesaikan semua soal yang ada, dan takut jika mendapatkan nilai yang jelek dan tidak sesuai dengan harapan mereka. Itu juga yang dirasakan oleh Lia.
Sore itu, Juna meminta untuk bertemu dengannya di sore hari, Juna menyuruh Lia untuk datang ke taman dekat rumah Lia. Taman yang sering mereka kunjungi jika keduanya senggang. Lia pun menurutinya, hitung-hitung untuk pertemuan terakhirnya sebelum ujian dan baru bisa bertemu lagi pada saat ujian telah selesai, begitu pikirnya.
Saat sampai di taman, Lia melihat Juna sedang duduk di salah satu bangku taman, Lia pun menghampiri Juna dan ikut duduk di sebelahnya. Juna yang menyadari kehadiran Lia hanya tersenyum tipis sebelum pemuda itu memanggil namanya.