Perjodohan🔞

663 35 7
                                    

BxB (BoyxBoy)
🔞 Yang minor jangan scroll
Sorry for typo(s)
Happy reading~

🐨

Jeno menyingkap selimut yang membalut kaki Jaemin. Masa bodoh dengan kekasihnya yang sedang merajuk, penisnya saat ini sedang ingin dipuaskan. Jeno kemudian melepaskan celana Jaemin, menyisakan dalaman pemuda itu. Dilihatnya paha putih yang mulus dan bersih, mengundang untuk diberi kecupan sebanyak mungkin.

"Ish Jen apaan sih." Keluh Jaemin yang merasa risih karena Jeno terus menyentuhnya.
"Bantuin bentar sayang, janji gak sampe masuk. Udah gak tahan ini." Mohon Jeno.
"Mana ada temen yang bantuin temennya coli." Sahut si manis dengan penekanan di satu kata.
"Yaelah sayang, maaf deh buat yang itu. Mami belum tau kita pacaran. Nanti aku bilangin Mami ya, kamu jangan ngambek gitu."
"Serah lu ah, awas aja sampe masuk." Ucap Jaemin dengan memunggungi Jeno.

Tak menjawab ucapan Jaemin, Jeno langsung mengarahkan penisnya ke paha mulus kekasihnya. Ia gesekkan penis tegang itu hingga menciptakan cairan pre-cum. Paha Jaemin becek karena cairan dari Jeno, licin terasa tatkala seluruh pahanya dijamah oleh batang penis si pacar.

Kaki Jaemin dirapatkan oleh Jeno untuk menjepit penisnya itu. Ia mainkan paha sang kekasih guna menjemput putihnya dengan cepat. Paha Jaemin luar biasa, hanya dengan gesekan saja mampu memanjakan penis Jeno.

"Sayang nghh paha kamu aja udah enak ahh." Racau Jeno dalam gerakannya.

Tak peduli jika hanya dirinya yang aktif dalam permainan ini, paha Jaemin pun sudah lebih dari cukup. Jepitan kulit mulus itu mampu menghantarkan dirinya pada kenikmatan.

Sembari menggerakan penisnya pada paha dalam Jaemin, tangan Jeno yang menganggur kemudian menyingkap baju yang Jaemin kenakan. Ia mainkan puting mungil si manis yang mencuat. Ditarik dan dipilin dengan gerakan sensual membuat sang empu mengerang kegelian.

"Eumhh Jen ahh jangan disituhh." Desah Jaemin yang titik sensitifnya dimainkan.
"Bentar sayanghh mau keluarh nih ahrgh." Sahut Jeno yang mempercepat gerakannya pada paha Jaemin

CROTT

Suara cairan yang keluar dari penis Jeno terdengar di telinga Jaemin. Kekasihnya itu telah mencapai klimaks hanya dengan menggunakan pahanya saja. Terbukti bahwa setiap bagian tubuh Jaemin mampu memanjakan penis besar Jeno.

Jeno sedikit lelah, ia merapikan celana dan baju Jaemin kembali. Lalu, menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua. Jeno memeluk Jaemin dari belakang, menggenggam erat tangan kekasihnya itu. Sepertinya pemuda itu lupa akan perintah Ibunya untuk makan terlebih dahulu.

🐨

Hari sudah sore, Jeno dan Jaemin telah bangun dari tidur nyenyak mereka berdua. Sejujurnya Jaemin merasa tak enak karena datang ke rumah Jeno hanya menumpang tidur saja, tetapi kekasihnya itu beekata bahwa dirinya tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Kemudian mereka berdua beranjak untuk mandi bersama, tentu saja atas inisiatif Jeno.

Selesai membersihkan tubuh, mereka berdua hendak mengisi perut karena tadi melewatkan jam makan siang yang justru digunakan oleh Jeno untuk menjamah tubuh Jaemin. Kebetulan Ibu Jeno sedang berada di meja makan.

"Jen, nanti malem siap-siap ya. Temen Mami mau dateng kesini." Ucap sang Ibu.

Tak menjawab, Jeno hanya berdeham untuk menanggapi ucapan Ibunya itu. Jaemin hanya diam melihat interaksi sang putra dengan Ibunya, tak berniat untuk ikut campur dalam rumah tangga orang lain. Dirinya hanya fokus melahap makanan yang tersedia di meja, tak lupa mengucap terima kasih kepada Ibu pacarnya itu. Sejauh ini yang Jaemin lihat, Ibu Jeno tampak seperti orang baik yang tak membeda-bedakan seseorang. Bahkan Jaemin tak ditanyai asal-usulnya, bagaimana bisa berteman dengan Jeno, atau tujuan apa dia datang kesini. Entah Ibu Jeno yang tak peduli atau memang wanita itu yang berhati lembut.

🐨

Malam telah tiba, Jaemin masih berada di rumah Jeno. Sang dominan melarang pacarnya itu untuk pulang, padahal Jaemin sudah merasa tak enak seharian berada di rumah Jeno. Yang mereka lakukan hanya berdiam diri di kamar Jeno.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu kamar Jeno terdengar.

"Jen ayo turun, temen Mami udah dateng."

Jeno pun beranjak dan mengajak Jaemin ikut turun bersamanya. Ia melihat dua wanita disana sedang duduk di sofa ruang tamu, yang satu sudah sedikit berumur dan satunya lagi seperti seumuran dengannya. Jeno tak mengenal dua wanit itu. Lalu mengajak Jaemin untuk duduk di sebelahnya.

"Kenalin Jen, ini tante Tina temennya Mami. Yang cantik itu Siyeon namanya, anak tante Tina." Ucap sang Ibu sembari memperkenalkan kenalannya itu.

Siyeon tersenyum manis kepada Jeno, ia kagum pada ketampanan pemuda itu.

"Saya Jeno, tante." Sahut Jeno seadanya, dirinya tak tertarik pada perkenalan ini. Jujur saja sekarang Jeno hanya ingin membawa Jaemin pergi dan berciuman mesra.

"Ganteng banget anak kamu." Ucap tante Tina kepada Ibu Jeno.
"Bisa nih dijodohin bareng Siyeon." Lanjutnya.

Apa? Dijodohkan? Hell! Jeno tak ingin hal kuno seperti itu.

Siyeon hanya menanggapi ucapan Ibunya itu dengan malu-malu, sedikit setuju pada rencana itu.

"Ih mama jangan gitu." Ucapnya dengan nada yang dibuat-buat.
"Gapapa sayang, kamu cantik terus Jeno ganteng udah cocok banget." Jawab Tina.

Tunggu, apa yang sedang Jaemin saksikan ini? Kedua keluarga yang hendak menjodohkan anak mereka? Sedangkan dirinya adalah pacar dari salah satu anak yang ingin dijodohkan itu. Bisakah setidaknya Jaemin pergi dari situasi ini terlebih dahulu?

"Kalo saya sih mau aja, Jeng. Mereka bisa kenalan dulu." Ucap Ibu Jeno kemudian.
"Apaan sih, Mi. Jeno gak mau." Sahut Jeno yang mendenger ucapan Ibunya itu.
"Jeno! Kamu itu udah besar, selama ini belum pernah Mami lihat kamu bawa pacar. Sekarang ada Siyeon cantik ini, siapa tau cocok."
"Pokoknya Jeno gak mau ikut perjodohan kuno gini." Balas sang putra kemudian.

Suasana menjadi canggung akibat pertikaian kecil dari Ibu dan anak tersebut. Jaemin bingung, apakah ia harus menegur Jeno yang tak sopan? Atau ia justru harus mendukung Jeno yang telah menolak pejodohan konyolnya? Tentu saja Jaemin senang jika Jeno tak menerima perjodohan itu, kan dirinya merupakan kekasih resmi Jeno.

Hey! walaupun Jaemin tak mempunyai dada bulat dan besar seperti wanita, setidaknya dia mempunyai bokong sintal dan lubang yang nikmat. Tak perlu diragukan lagi rasa dari tubuh Jaemin, penis Jeno telah mengeluarkan sperma lebih dari ratusan kali karena tubuh Jaemin itu.

Jeno kemudian beranjak darisana, enggan untuk melanjutkan kembali pembicaraan yang tak disukainya. Sembari menggenggam tangan Jaemin, Jeno menaiki tangga menuju kamarnya.

Ketiga wanita yang melihat kepergian dua pemuda itu sedikit heran. Mereka hanya pergi keatas, apakah gandengan tangan itu perlu untuk seukuran dua orang pria dewasa?

©️ koalanomin 🐨

The Secret of Us [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang