Rambut cokelat hazel nan tebal bergelombang hingga pinggang itu disisir kasar oleh seorang gadis yang tengah terburu-buru mempersiapkan dirinya untuk segera pergi bekerja.
"Shit, shit, shit! Aku telat!"
Setelan rapi yang tak begitu formal sedemikian ia tata pada tubuhnya yang indah. Ia hanya membubuhkan bedak tipis pada kulit wajahnya dan lipstik berwarna merah muda natural pada bibir bulat nan kecil itu. Kulit kuning langsatnya ia oles dengan losion wangi lemon secara tergesa-gesa.
Tiara, seorang wanita berusia 27 tahun yang kini mengawali kariernya bekerja di salah satu rumah produksi film itu seharusnya sudah berada dalam perjalanan menuju tempat kerja barunya. Tetapi ia justru membuat kesalahan dengan membiarkan perasaan groginya karena pekerjaan baru ini membuatnya sulit tidur semalaman.
Deru langkah kaki Tiara memenuhi ruang kosnya. Ia berlari kencang pergi dari bangunan bertingkat dua, menuruni tangga tanpa memedulikan sepatu hak tingginya yang bisa saja membuatnya jatuh tersungkur sebab berlari tanpa hati-hati. Beruntung ojek yang ia pesan sudah tiba tepat waktu.
***
"Oh, shit! Hampir aja!" Tarikan napas Tiara terdengar begitu kencang karena ia baru saja lari sebab takut terlambat.
Gedung itu tampak begitu tinggi dan megah, banyak artis terkenal keluar masuk dari dalam sana. Tiara sempat kebingungan saat memasuki gedung tersebut, ia lupa dengan arahan yang diberikan oleh perekrut sebelumnya."Aduh! Ini ke mana, ya? Coba tanya aja ke Resepsionis."
Tak berselang lama, Tiara akhirnya mampu menuju ruangan yang diarahkan oleh Resepsionis dengan menggunakan lift. Ruangan itu berada di lantai 3 yang kebanyakan di sana digunakan sebagai tempat Meeting.
"Permisi ..." Tiara adalah orang (yang sepertinya) terakhir masuk ruangan tersebut. Semua mata tertuju pada Tiara.
"Ah, kamu make up artist yang baru ya?" tanya seorang wanita dengan kacamata bingkai hitam nan bulat yang menjadi ciri khas darinya. Ia tampak seperti memimpin acara pertemuan saat ini.
"Iya- Maaf saya terlambat. Tadi sempet nyasar," jawab kikuk Tiara.
"It's ok. Silakan ambil tempat duduk! Sebentar lagi kita akan perkenalan, sambil nunggu Pak Bos."
Tiara mengambil tempat paling ujung dari meja yang begitu panjang itu, dengan postur tubuhnya yang sedikit kaku karena merasa canggung.
Wanita itu berdiri di bagian depan ruangan rapat, melepas topi baseball hitam yang selalu ia pakai saat bekerja. Rambut lurus panjang yang warnanya cokelat kemerahan itu ia ikat biasa agar tak mengganggu aktivitasnya.
Penampilannya begitu kasual dan santai. Sepertinya ia tak merasa keberatan bila orang lain yang tidak begitu mengenalnya akan menilai dirinya sebagai pribadi yang sering menganggap remeh momen tertentu, seperti rapat kali ini.
"Perkenalkan, saya Lia, seorang Asisten Sutradara yang akan bekerja sama dengan kalian dalam pembuatan film 'Gadis Bergaun Misteri'. Pertemuan kali ini kita adakan untuk tim produksi terlebih dahulu karena arahan dari Pak Bos." Matanya berusaha melihat jam tangan yang terpasang di tangan kirinya.
"Harusnya dia udah datang sekarang. Saya coba hubungi lagi." Lia memberikan isyarat untuk memberinya waktu menghubungi sosok yang sebelumnya ia bicarakan, Pak Bos.
Tiara memperhatikan Lia yang berjalan sedikit menjauh dari titik awal ia berdiri untuk menghubungi Pak Bos. Belum sampai telepon tersambung, seseorang memasuki ruangan tersebut tanpa mengetuk pintu.
Pria yang dengan percaya diri berjalan saat banyak pasang mata memandangnya. Rambutnya yang berwarna cokelat gelap dengan sedikit tekstur bergelombang itu tampak sehat berkilau. Mengenakan setelan kemeja hitam yang rapi tapi terlihat cukup santai tidak tampak kaku. Sesekali ia menganggukkan kepala saat melewati orang-orang yang sudah duduk berkumpul dalam ruangan itu. Sorot mata dengan warna yang begitu cerah itu sangat Tiara kenali dengan jelas.
Mata Tiara terbelalak lebar saat memandang sosok tersebut. Ia tak menyangka akan bertemu dengannya dalam kesempatan ini.
"Nelson?"
-Bunga Sepatu🌺🥾
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HERO (On Going)
Fanfiction"Lo itu bukan Hero, lo itu cuma Zero!" Sosok masa lalu yang begitu Tiara benci sejak remaja kini muncul kembali dalam kehidupannya. Ia adalah Nelson. Rentetan memori yang penuh dengan kesialan akibat Nelson sulit ia pudarkan, meski kini Nelson telah...