4. Different

15 2 2
                                    

"Tanpa terasa kau curi hatiku.
Dengan berbeda caramu menaklukan hati kecilku."
Tiket-Hanya Kamu Yang Bisa.



Begitu banyak barang-barang cantik memenuhi kamar kos Tiara. Peralatan rias yang penuh dengan warna, beberapa rambut palsu dengan gaya berbeda ia tata rapi pada bagian atas cermin rias dengan salah satunya yang ia pajang pada patung kepala bertengger di atas rak, aksesoris yang memancarkan gemerlap cahaya berkumpul pada satu wadah kotak berwarna merah muda pada sudut meja rias, rentetan baju beragam model dan warna; semua itu ia abaikan. Tiara hanya memilih untuk mengenakan kemeja polos berwarna biru gelap dengan potongan yang pas di tubuhnya, serta rok berwarna cokelat krem di atas lutut yang menampakkan bentuk pinggulnya. Rambut bergelombangnya dibiarkan tergerai. Ia tak memakai banyak riasan karena tak begitu bersemangat sebab akan bertemu lagi dengan Nelson.

Sebelum keberangkatannya menuju tempat kerja untuk melakukan pertemuan tim yang kedua, Tiara mengecek grup pekerjaannya. Ia mengecek satu persatu pesan semalam yang barangkali luput dari perhatiannya.

“Mandra, Eka, Ihsan, Lia ...”

Ibu jari Tiara menggulir layar gawainya demi membaca pesan yang sebelumnya mereka kirim. Lia tampak paling banyak memenuhi isi grup. Seorang Produser yang juga memimpin jalannya proyek ini bahkan tak menjadi admin dalam grup. Ia tak banyak berbicara, hanya sesekali memperkenalkan diri dan menanggapi sedikit pesan yang dikirimkan Lia. Tak ada sama sekali pesan yang dikirimkan oleh Nelson. Foto profil Nelson juga masih kosong.

Tersadar Tiara yang tiba-tiba penasaran dengan nomor Nelson, ia langsung menyimpan gawainya ke dalam tas dan bergegas pergi dari kamar kosnya.

***

Nelson sudah berdiri di depan banyak orang saat itu. Mereka kembali melakukan pertemuan kerja di tempat yang sama sebelumnya, gedung rumah produksi. Bedanya, kini seluruh tim akan membicarakan perihal isi dari skrip yang akan menjadi proyek kali ini.

Nelson tampak hanya mengenakan kaos putih polos dengan celana panjang berwarna hitam. Tampilannya begitu kasual dan santai, seperti hanya ingin membuat suasana tidak terlalu kaku. Cincin hitam terpasang pada jari manis di tangan kanannya, itu sempat menarik perhatian Tiara.

“Skrip sudah dibagikan oleh Lia sebelumnya ke kalian semua. Sementara kalian juga membaca, saya jelaskan tentang premis dari film kali ini,” jelas Nelson yang begitu percaya diri dengan pembawaan santai darinya. Tak melunturkan citranya sama sekali sebagai seorang pemimpin.

“Berkisah tentang seorang pria yang kebingungan dengan semua yang terjadi dalam hidupnya. Dia seperti mengalami beberapa adegan dalam film yang semuanya memiliki cerita berbeda. Setiap terbangun, dia akan didatangi oleh sosok wanita yang sama, tapi dengan tampilan dan pembawaan yang selalu berbeda. Laki-laki itu tak pernah tahu siapa nama wanita itu, tapi dia tidak merasa asing sama sekali dengan wanita itu. Pada akhirnya setelah dia mengalami semua fase cerita dari dunianya, dia terbangun dari semua mimpinya yang ternyata adalah perjalanan selama dia koma di rumah sakit,” cakap Nelson yang terdengar sangat jelas dengan gaya bahasanya yang begitu formal. Sisi profesional Nelson sangat berbeda dari ketika berbincang santai di luar sesi presentasi, terlebih saat berbicara dengan Tiara.

“Kita akan bangun atmosfer bahagia dan ceria di awal fase sebelum klimaks. Tapi nanti tetep kita kasih suasana yang masih terasa sangat asing dan misteri. Ada beberapa segmen di mana akan diperlihatkan gimana nantinya suasana dan pikiran protagonis seperti diaduk. Selanjutnya baru kita beri situasi mellow dan sedih dari setelah klimaks.”

“Sesuai tajuk kita kali ini, ‘Gadis Bergaun Misteri'; kostum yang akan dipakai artis wanita kita nanti hanya gaun, tapi berbeda jenis. Setiap gaun yang dipakai akan memberikan kesan pada adegan saat itu, tentu saja sama riasan dari karakter pula. Saya akan mengawasi dengan ketat setiap proses yang dilakukan tiap kepala departemen nantinya, terutama wardrobe dan make up artist. Selanjutnya baru akan fokus pada editing dan sound, sama lain-lainnya.”

MY HERO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang