Kelabu jingga menguasai semesta. Indah langkah di bawah senja mengitari suasana hati. Senja begitu hebat ya memikat untuk hati jatuh cinta. Namun, kadang kejam yang tega menghilang untuk kehadiran yang sesaat.
"Kata semesta, kau biasa bersimpati pada hati yang tak terisi. Dan setelahnya kau pergi dan kembali di kemudian hari" ucapku.
Lantas senyum seperti apalagi yang harus terpampang kala aku menikmati kehangatan mu dalam mengulas kembali segala memori yang kuharapkan untuk kembali.
Tahu kah, membahas senja tuh rasanya ingin kembali mendekap peluk sosok yang telah lama kurindukan. Dia yang selalu menemaniku ketika aku ingin selalu menikmati kelabu jingga. Sepertinya tak hanya kelabu jingga yang menjadi saksi kebersamaanku dengannya, banyak bagian dari semesta yang telah mengetahui.
Dia yang selalu berusaha menampakkan senyum nan tawa meskipun aku telah lama menghilangkannya.
Semua kenangan tentangnya kini benar-benar tinggal kenangan. Tak ada lagi kenangan yang dapat terwujudkan sampai kapan pun itu.
Karena ia telah berpulang lebih dulu. Hanya ada kata selamat tinggal untuk segala kisah yang telah terarungi bersama. Dan terima kasih.
------ Sastra Aksara ------

KAMU SEDANG MEMBACA
O Tempora
Non-FictionDatang dan pergi. Hilang dan kembali. Cerita tentang kini dan nanti yang takkan selalu bisa untuk didapati. Semua cerita tentang kisah menjadi satu dalam sastra aksara. Dan dalam "O Tempora" ini, banyak kisah tergabung menjadi dua kata yang terikat...