|🜲| 𝕻𝖗𝖔𝖑𝖔𝖌 |✘|

54 7 0
                                    

"Thorn! Awas!!" Teriak seorang remaja kemudian berlari ke arah remaja lain yang ia panggil Thorn kemudian mendorong nya dari jalan raya agar terhindar dari sebuah truk

"Ap— ?!!"

Brak!!!!

"Ka- kak?!" Panik Thorn dengan pupil yang sudah membulat sempurna dihiasi mata berkaca-kaca, ia berlari dan memeluk tubuh kakak nya yang sudah berlumuran darah

"He- he.. Ma- af, mung- kin ak- ku ing- ngin ti- dur se- ben- tar" Ucap saudara Thorn pelan sambil tersenyum lemah sebelum mata nya tertutup

Orang-orang panik dan segera memanggil ambulan dan polisi karna truk tadi langsung kabur, sedangkan Thorn masih menangis sambil memeluk tubuh lemah kakak nya

—————
"Sudah, sudah.. Jangan menangis lagi, Thorn" Ucap seorang remaja remaja sambil mengobati luka ditubuh Thorn

"Mereka menjadi membenci Thorn karna sudah membuat kak Ufan terluka sampai koma.. Bagaimana ini kak Gem..." Lirih remaja dengan iris hijau nya yang sudah tak bercahaya

"Tak apa, pasti mereka akan menerima mu lagi"  Ucapan lembut dari remaja yang dipanggil Gem atau Gempa

"Taufan pasti tidak suka melihat mu bersedih.. Kakak akan mencoba berbicara dengan mereka, jadi tenangkan diri mu ya" Lanjut Gempa sebelum mengecup kening Thorn

"Sekarang, tidurlah" Thorn mengangguk pelan sebagai balasan kemudian merebahkan diri nya ke kasur sambil menatap Gempa yang perlahan keluar dan menutup pintu dari kamar nya

"Aku akan selalu melindungi mu, Thorn.."

—————
Gempa dan si bungsu atau Solar sedang berasa di TAPOPS untuk sebuah urusan, itu membuat Thorn takut karna Gempa tidak ada

"Hei sial--" Panggil seseorang dari belakang Thorn yang sedang melamun dan tak sadar sedang di panggil

"HEI!!!" Panggil orang itu tapi tak di gubris oleh Thorn yang masih menatap kosong kearah tanaman-tanaman nya

"Ish!!" Orang itu mengeluarkan bola api kemudian melempar nya ke arah semua tanaman Thorn sampai hangus membuat pemilik nya tersentak kemudian berbaik

"Kenap—"

"Kenapa aku membakar tanaman jelek mu?! Itu karna saat aku panggil kau hanya diam, BAJI----?!!" Bentak orang itu kemudian langsung pergi

Thorn terdiam menatap tanaman yang tadi ia tatap, bunga biru yang sekarang berubah menjadi hitam karna hangus terbakar, ia menunduk

"Bunga.. Kak Taufan" Lirih nya pelan sambil memegang mahkota bunga itu

"Baji----" Gumam nya, tanpa sadar iris hijau nya berubah menjadi merah sebentar, Thorn menatap tajam pintu belakang

"Bunuh mereka"

Thorn terkejut lalu memegang kepala nya saat mendengar sebuah suara, tatapan nya berubah menjadi gelisah

"Apa.. Itu??"

—————
Sekarang Thorn sedang ada diruang tamu sambil membawa air minum, saat ingin melewati sofa panjang kaki nya tersandung kaki meja membuat air dalam gelas tumpah

Sedangkan gelas nya yang tadi ia pegang pecah saat ia jatuh, tangan nya terluka karna serpihan kaca

"Agh!! Kenapa kau mengganggu tidur ku, dasar bodoh?!" Bentak orang yang sudah basah terkena air minum yang tadi

"Ma- maaf, kak.. Thorn gak sengaja!" Balas remaja yang di bentak

"Pergi saja kau, DASAR PENGGANGGU!!!" Remaja basah itu kemudian pergi meninggal kan Thorn yang terdiam sambil memegang luka nya

"Bunuh!"

Mata hijau Thorn berubah menjadi merah tapi kali ini di sadari oleh pengendali alam itu yang langsung menggeleng

"Aku harus bertanya pada Ochobot besok" Gumam nya sebelum berjalan ke kamar nya berbuat mengobati luka itu

—————
"Oi orang bodoh!!" Panggil seseorang sambil membuka kasar pintu kamar Thorn membuat pemilik kamar tersentak

"Lu disuruh belanja sama bang Hali" Thorn terdiam sebelum akhirnya mengangguk, ia pergi keluar rumah setelah diberi uang

Hari sudah sore, Thorn berjalan menuju minimarket terdekat dengan melewati gang

"Kapan mereka bisa menerima ku?" Gumam nya sambil menatap langit sore sendu, tiba-tiba ada seseorang muncul didepan nya

"Hey" Thorn menoleh saat merasa terpanggil, melihat seorang perempuan dengan jubah, iris mata nya biru gelap menatap lurus ke arah pemuda elemen alam tersebut

"Hah? Kau memanggil ku?" Tanya Thorn sambil menunjuk diri nya sendiri dengan wajah bingung

"Tentu saja, emang ada siapa lagi disini selain kau, Thorn penguasa elemental alam?" Balas perempuan itu sambil memegang ujung tudung nya, merasakan angin lewat

"Huh? Bagaimana kamu tau nama ku?"

"Tak perlu tau, aku disini hanya untuk menawarkan mu ini.." Perempuan dengan iris biru gelap itu menunjukkan sebuah toples kecil berisi beberapa pil

"Apa itu? Thorn gak suka makan obat!!" Ucap Elemental alam itu sambil mundur beberapa langkah karna takut

"Tenang, ini rasa nya manis.. seperti permen" Balas orang itu membuat Thorn tenang "Aku akan memberi mu ini, minum lah saat merasa terbebani, atau tak berguna"

"Huh?" Thorn menatap perempuan yang mulai mendekati nya sambil memberi toples berisi pil tersebut dengan bingung tapi tetap mengambil nya

"Terima—"

Wuhss...

"kasih?" Perempuan itu segera menghilang setelah Thorn mengambil toples yang ia beri "Wah! Cepat sekali hilang nya!"

Setelah berucap seperti itu, Thorn kembali menatap isi toples yang ia pegang dengan tatapan rumit "Kata kak Gem, jangan mudah percaya pada orang, bukan obat kan?" Gumam nya

Thorn akhirnya menyimpan toples tadi lalu lanjut berjalan ke minimarket, setelah urusan nya selesai dia langsung pulang

Malamnya, rumah Elemental suasana nya sangat sepi karna semua penghuni rumah sedang tidur tapi tidak dengan Thorn

Dia masih bangun sambil menatap satu pil di telapak tangan nya, ragu mau di makan atau tidak namun pada akhirnya di makan

Thorn berjalan ke kamar mandi lalu menatap diri nya di cermin, memegang wajah nya, karna saat memakan pil tadi ia merasa ada yang masuk ke dalam diri nya

"Tidak ada yang berubah" Gumam nya lalu memikirkan tentang iris gadis tadi yang ia rasa pernah lihat

"Kau tak berubah sekarang, tapi nanti" Balas seseorang dari arah cermin membuat Thorn tersentak dan menoleh

Bayangan Thorn berubah menjadi seseorang yang hampir mirip dengan nya berdiri dengan senyum lebar menyeramkan, iris merah darah milik orang itu menatap tajam kearah Thorn dan rambut putih salju dengan beberapa helai rambut coklat

"Huh?! Siapa ka– hmp?!"

"Shtt... Jangan berteriak dasar bo---!" Orang tadi keluar dari cermin dan langsung membekap mulut Thorn agar tak berisik

Mereka berdua jatuh terduduk di lantai kamar mandi karna orang tadi mendorong Thorn saat membekap mulut pemuda iris hijau itu

Thorn menepis tangan pucat orang itu lalu menatap nya bingung "Siapa kau? Apa kau hantu yang keluar dari cermin?"

"Kau tak perlu tau untuk sekarang"

"Aku disini hanya ingin bilang, makan pil itu.." Perlahan orang itu hilang, dengan seringai lebar tentu nya

Thorn terdiam sambil berdiri, menatap cermin yang kembali memantulkan bayangan nya seperti sedia kala
————— Bersambung...

Tambahan
Gimana cerita nya?  Hehe, sebenar nya cerita ini adalah hasil revisi dari akun ku yang lain.. mungkin di akhiran akan aku kasih tau akun yang mana

Jangan lupa jika suka vote⭐ (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

☣︎Ekperimen Elemental ☘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang