Alur kehidupan pertama

140 17 2
                                    

Keluarga Keliot adalah salah satu keluarga kaya yang katanya "Harmonis", tapi apakah kalian tau? Itu memang benar tapi tidak dengan sibungsu yang asli.

Mereka bahkan dengan teganya tak mengenalkan sibungsu yang asli malah yang mereka perkenalkan sebagai bungsu mereka adalah anak istri kedua Geren.

Geren sendiri adalah seorang ayah dan suami yang sangat bodoh, ia lebih memilih pekerjaannya saat sang istri sedang melahirkan sibungsu, dan saat sang istri meninggal ia dengan tololnya malah langsung menyalahkan sibungsu.

Sedangkan semua orang dikeluarga Keliot yang sedang berduka pun turut menyalahkan, mengacuhkan dan menyiksa bayi mungil tak berdosa itu hingga ia umur 17 tahun, dan hanya keluarga Pramesa, keluarga dari mendiang sang ibu yang merawat bayi itu.

Mengapa sampai 17 tahun? Karena saat itu terjadi penyerangan dimansion mereka, bertepatan juga dengan jatah Elio berada dikediaman Keliot.

Penyerangan berjalan sangat sengit, tapi Elio tak ikut karena ia berada dikamarnya, kamarnya terletak berada diujung mansion, lebih jauh dari kamar kamar para maid dan bodyguard.

Jadi karena hal itu pula Elio tak menyadari akan penyerangan yang terjadi dimansionnya itu, juga banyaknya maid dan bodyguard yang sangat menjaga wilayah kamar Elio.

Mereka menjaga dengan tekad kuat mereka, mereka tak ingin tuan kecil yang amat mereka sayangi terluka lagi, cukup keluarganya saja jangan orang lain, tapi Mereka juga berharap Elio tak hanya diberi luka saja dari keluarganya.

Namun karena telah lama dikamarnya akhirnya Elio pun keluar dari kamarnya, betapa terkejutnya dia menemukan banyak sekali mayat mayat yang tergeletak disana.

"Paman, bibi ada apa ini? " Ucap Elio khawatir.

"Mansion diserang tuan " Ucap salah satu dari mereka.

Elio pun langsung bergegas mencari keluarganya dan alangkah terkejutnya ia menemukan seluruh keluarganya sudah dibekuk diruang tengah.

Namun anehnya ibu tiri dan anak kandung si ibu tiri kok nggak diikat juga?

Elio pun memutuskan untuk bersembunyi dan terus menerus mengirimkan sinyal sos kekeluarga Pramesa.

"Hahaha, lihatlah sayang, lihat tatapan benci Geren kepadaku dan ibuku, padahal sebelumnya sangat menjagaku dan menatapku penuh cinta, tapi sekarang mereka tak menatapku seperti itu " Ucap seorang perempuan yang sedang berada dipangkuan seorang lelaki tua.

"Pfft hahaha, Geren pasti sangat merasa terkhinati, dan sakit hati karena kalian telah membunuh anak dan istri mereka " Ucap pria tua itu sambil meraba badan perempuan itu.

Ya, anak keluarga Keliot sudah mati dengan sangat mengenaskan semua, istri istri keluarga Keliot pun juga kecuali istri Geren, karena ia berkhinat.

"Dasar jalang, kau sudah kutampung dan kuberi kasih sayang yang sangat berlimpah tapi ini kah balasanmu pada kami" Ucap Geren dengan amarahnya.

"Aku tak meminta itu darimu, itu adalah misiku kalian saja yang bodoh, tak bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar, kalian saja percaya dengan omonganku semua yang tak benar, bodoh memang kalian" Ucap Rina, anak tiri Geren.

"Kalian sangat percaya dengan kata kata yang jelas sekali bila itu tak benar, kalian sudah memandang Elio dengan sangat buruk jadi setelah kalian mendengar fitnahku kalian langsung menyiksa Elio, padahal bila dipikir dengan otak itu sangat mustahil dilakukan oleh Elio"

"Aku tidak peduli juga sih dengan anak jalang itu, karena kalian yang gampang dibodohi ini malah mempermudahku untuk menjalankan misi yang diberi oleh pacarku ini " Ucap Rina sambil membelai wajah Yupe.

Yupe sendiri adalah musuh dari Geren, ia dulunya sahabatnya Geren, akan tetapi Yupe mengkhianati Geren hanya karna iri dengan Geren karna ia lebih sukses daripada Yupe.

"Hahaha, kau pintar sayang, ya tak salah kau kan jalang paling terkenal sedari kau kecil, jadi tak heran kalau kau sangat gampang menggoda mereka dan mendapatkan kasih sayang dari mereka, apalagi kau agak mirip dengan mendiang istri si sialan Geren itu" Ucap Yupe sambil menodongkan pistol kearah Geren.

Elio yang melihat itupun ia bimbang, disatu sisi ia ingin sekali membiarkannya karena ia sangat setuju dengan Si Yupe Yupe itu kalau dilihat dari perlakuan ayahnya kepada dirinya selama ini, tapi keluarga ibunya mengajarkannya tentang kebaikan dan bukan keburukan.

Saat Yupe sudah akan menarik pelatuknya, Elio langsung berlari dan menendang tangan Yupe yang memegang pistol, namun sayang pelatuk sudah Yupe tarik membuat peluru dalam pistol itu keluar.

Dor

Brukh

Peluru tadi nengenai Elio tepat pada ginjalnya, hal itu membuat Geren tertegun tak percaya dan Yupe marah.

"Eel... Elio kenapa nyelametin ayah nak? " Ucap Geren tak percaya.

"Karna Bunda sangat sayang dengan anda jadi saya gak mau kalau anda terluka dan membuat bunda saya bersedih diatas sana" Ucap Elio datar tanpa kesakitan sedikit pun diraut wajahnya yang imut karena ia sudah bisa terkena luka ini tak seberapa.

"Cih... Drama murahan keluarga, kau bukannya si bayi yang membunuh ibunya sendiri itu ya? " Ucap Yupe sambil menunjuk Elio dengan pistol yang ia genggam sedari tadi.

"Mati sajalah kau" Ucap Yupe..

Dor
Dor
Dor
Dor

4 peluru diloloskan oleh Yupe dan mengenai Elio, 2 dibadan dan 2 dikepala hal itu membuat Elio langsung mati.

"TIDAK SAYANG" ucap wanita paruh baya yang berlumuran darah ia adalah Yunmi ibu dari Tera mendiang istri Geren.

"Tidak sayang bangun lah, Grandma tak mengizinkanmu untuk tertidur" Ucap Yunmi sambil menangis tersedu sedu memeluk badan sang cucu.

Sedangkan dibelakang sana keluarga Pramesa langsung membekuk Yupe, Rina dan Dajnal ibu Rina.

Karna tinggal mereka bertiga yang selamat, anak buah yang dibawa Yupe yang sangat banyak tadi sudah dibunuh oleh keluarga Pramesa.

"Sial, lepaskan aku" Ucap Yupe, Rina dan Dajnal sambil mencoba melepaskan diri mereka.

Hening melanda ruangan megah yang seram karena terdapat genangan darah dan tumpukan mayat disana, bau darah tak lepas dari bau khasnya tempat itu, dan disana hanya ada suara isak tangis dari keluarga Pramesa dan Geren yang sangat amat menyesalkan kehidupan ini.

Tanpa babibu dan tedeng aleng aleng...

Dor*10

10 tembakan Yunmi lepas kerarah Geren tanpa belas kasihan sedikit pun, yang membuat Geren mati seketika dan membawa penyesalan yang amat besar dalam hidupnya.

"Mungkin bila ada kehidupan kedua aku tak akan pernah mengulangi kesalahan yang membuat awal kehancuran keluargaku...... " Batin Geren sebelum ia mati dengan tak tenang sedikitpun.

Setelah kematian Geren keluarga Pramesa pun langsung meninggalkan Mansion Keliot tak lupa mereka membakar mansion itu dengan keluarga Keliot lengkap didalamnya kecuali Elio yang sudah dalam gendongan sang Grandpa.

Tak butuh waktu lama untuk mempersiapkan pemakaman Elio, mereka sangat amat menyesal memperbolehkan Elio untuk pulang kemansion Keliot hari ini. Namun bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur....



Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1 Keluarga kembali kemasa laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang