prolog

44 2 1
                                    

Haii absen dari mana aja nih?
Semoga syuka cerita baruku, akunnya juga baru karena lupa sandi
Pi reading

"Aku bagaikan burung yang terkurung dalam sangkar, tidak bisa terbang, dan harus terkurung dalam sangkar, dengan menahan rasa sakit pada sayapnya. "

-Ayyara Nindia humaira-

"

Anak tanpa nasab sepertimu tidak pantas di miliki!"

Cacian serta bentakan yang terucap dari seorang paruh baya bernama Kinan barusan berhasil menembus lubuk hati Ayyara, seorang anak yang terlahir dari hubungan yang tidak sah dan di anggap sebagai aib oleh ibunya sendiri.

"Apa salah, Ay, Ma?" Gadis itu dengan wajah menunduk masih mencoba bertanya, entah berapa kali pertanyaan itu keluar, namun Kinan sudah sangat malas menjawabnya.

"Kamu terlahir saja sudah menjadi kesalahan, Ayyara, kesalahan besar dari seorang laki-laki yang tidak mau bertanggung jawab."

Setetes air mata Ayyara jatuh membasuhi pipinya, sakit rasanya selalu di anggap aib oleh ibunya sendiri.

"Sudah berapa kali Mama bilang, Ay, jangan pernah kamu keluar rumah, itu hanya akan membuat Mama malu."

"Tapi Ay ingin melihat semesta, Ma, kenapa Mama selalu kurung Ay di kamar? Ay juga tidak mau terlahir tanpa seorang ayah."

"Karena kamu itu aib, jadi harus di sembunyikan." Kinan menghela napas sejenak lalu menyambung ucapannya.

"Ini peringatan terakhir, jika sekali lagi kamu berani keluar rumah dan terlihat oleh orang-orang, nanti Mama akan menelantarkan kamu."

Usai berkata tegas pada sang putri, Kinan berbalik badan dari hadapan Ayyara dan membanting pintu kamar, meninggalkan Ayyara dengan langkah kaki penuh kekesalan.

BRAK!

Selang beberapa detik setelah Mamanya keluar, kini gadis malang itu menumpahkan air matanya deras dan meremas bajunya, ia melangkah pada kursi dan duduk berhadapan dengan meja yang disana terdapat buku diary serta pena yang selama ini menjadi sahabatnya, perlahan tangan Ayyara mengambil pena itu dan menuliskan sesuatu.

"Jika Ibuku sendiri saja tidak menginginkanku, lantas bagaimana semesta bisa berpihak padaku? Apa aku sekotor itu hingga terus di sembunyikan? Aku tidak ingin terlahir tanpa ayah, jika ini memang takdir, mengapa sangat menyakitkan?"

"Aku selalu menjaga kewarasanku agar tidak mati di tangan sendiri, namun semakin ku tahan semakin besar bisikan batinku untuk menyuruhku mati saja. Ini semua bukan keinginanku, aku menjalani takdir ini secara terpaksa, karena mengeluh dan menangis pun tidak akan bisa mengobati luka yang dari dulu sudah tercipta, apakah aku boleh meminta semesta yang selama ini ku cari untuk menghampiri dan membawaku pergi jauh dari sini, Tuhan? "

"Satu hal yang pasti, aku bagaikan seekor burung yang kedua sayapnya patah, tidak bisa terbang dan harus terus terkurung dalam sangkar dengan menahan rasa sakit pada kedua sayapnya."

Tulisan itu tercipta dari ucapan hati terdalam Ayyara, kini ia abadikan didalam buku kecil itu yang seakan sudah menjadi sahabat dan penyemangatnya selain kekasihnya. Ayyara memiliki seorang kekasih yang dimana mereka sudah menjalin hubungan selama tiga tahun, tak jarang juga kekasihnya menyelinap masuk rumah saat Kinan sedang keluar.

"Hiks... "

"Gue cuma pengen di peluk... " Lirihnya dengan isakan yang terkumpul pada kerongkongannya.


Spam komen dan bantu ramaikan akun ke2 dulu baru lanjut!

SEMESTA YANG KU CARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang