Sword of Ice Fog

9 5 0
                                    

Te Heya memberikan pedang kebajikanya sebagai hadiah ulang tahun Lobelia akan tetapi, hari demi hari dia susah menemuinya. Hingga, memutuskan pergi turun gunung meninggalkan pedang itu di kamar Lobelia dengan sepucuk surat bertuliskan; Happy birthday.

"Di mana Master," tanya Lobelia dengan berjalan cepat bertanya pada Anggita.

"Dia turun gunung ke negara bagian karena mendapat serangan dari naga Ecidna.

"Lalu dengan siapa dia pergi?"

"Sendiri."

"Apa?"

"Lobelia!"

"Grece."

"Apa kamu sudah mendengarnya bahwa Master Te Heya pergi sendiri."

"Kenapa?"

"Dia tak ingin kita turun gunung."

"Aku harus pergi!"

"Mau kemana?"

"Ke Paman Baron."
Ujarnya dengan berjalan sembari terburu buru melawati semuanya hingga saling bertatapan dengan Gandhi dari akademi ephemeral.

Pendengaranya mulai menyimak percakapan yang akan segera di mulai yang dia sebut sebagai pendengar baik .

"Te Heya... wanita itu sejak bayi telah di rawat oleh Ze Ttera. Orang tuanya gugur di medan perang yang meninggalkan kisah pilu. Saat itu kamu di tinggalkan di gunung Meilian tanpa identitas dan di rawat sementara oleh Master Celeste dari Paviliun Imperial. Jadi, jika ingin tahu tentang mu, dia lebih memahaminya dari pada aku."

"Lalu paman..?"

"Setahuku dulu ada anak laki-laki yang bernama Illios. Te Heya dan dia adalah teman kanak-kanak Namun takdir berkata lain saat mereka menginjak usia belia. Terjadi sebuah propaganda di dalam gunung yang mana harus mengecewakan Illios. Lysandra, adalah kakak dari Illios."

"Kepala Pelayan?"

"Ya, dan sekarang kamu dapat melihat bahwa Illios menjadi penyendiri dan terpisah tempatnya."

"Aku tak mengenalnya aku hanya tahu mengenai 'Si putih...?'"

"Ya benar, dia kini dekat dengan Elvern yang sering kita panggil si putih. Dia tinggal Bersama lelaki itu."

"Illios ini laki-laki atau perempuan?"

"Perempuan akan tetapi dia selalu berpenampilan seperti wanita tomboy."

"Oh..."

"Apollodorus sangat menginginkan membalas dendam dari leluhurnya pada gunung Meilian. Sehingga, dia ingin sekali membuat para murid Melian agar segera turun gunung. Itu lah sebabnya Te Heya begitu berlebihan menjaga kalian. Wanita itu melakukanya semata-mata hanya untuk melindungi keluarganya bukan untuk hal lain."

Tanpa sengaja air mata Lobelia terjatuh. "Aku harus pergi."

"Tidak boleh," seru Grece. "Kita minta bantuan dari master lainya saja," sambungnya memberikan saran pada temanya tersebut.

"Tidak!"

"Siiing..."
Sebuah cahaya mengenai tubuh Grece dengan kuat menghantamnya.

"Aw .."

"Lobelia..."

"Ellgar."

"Mengapa menangis?"

"Tolong, jangan biarkan dia pergi." Teriakan Grece yang terluka akibat serangan dari Lobelia.

"Jangan pergi. Katakan kamu mau apa dengan pedang itu?"

"Aku harus menyusul Master Te Heya untuk turun gunung."

"Aku ikut."

"Tidak boleh, kamu itu hanya manusia biasa..."ungkapnya dengan lantang.

"Aku..."

"Minggir," balasnya menghempaskan Ellgar dan segera menuju turun gunung.

***

"Akhirnya kita bertemu..." Ungkap Apollodorus sebagai pria paruh baya dengan tubuh kurusnya dan rambut hitam di sekitar wajah.

"Kamu gigih sekali."

"Hmmm... kamu berasal dari mana?"

"Kamu tak perlu tahu orang tua."

"Sombong sekali! "

Te Heya tak menggubrisnya dan hanya menghindarinya saja.Dia terus menghindar tetapi Apollodorus tetap berhasil mengejarnya.

"Pedangmu bagus juga."

"Ini, apa kamu mau aku menampakanya?"

"Ya, boleh..." Te Heya mulai membuka perlahan pedang dari sabuknya.

"Sriiing..."
Bunyi pedang kabut es yang telah terlepas keseluruhan.

Apolldorus, penjahat pria penyuka wanita itu terkejut setelah melihat pedang yang besar tersebut, teringat pada kejadian masa remajanya saat melihat Ayah kandungnya terbunuh di tangan Ze Ttera hingga, mengikrarkan sumpah kepada penerus Kerajaan Barat Daya.

"Kamu....hahahahah. Dunia ini sangat sempat sekali Ecidna. Bukankah itu benar?"

Te Heya tak membalas ucapanya.

"Kini saatnya bermain-main lagi kesayanganku naga Ecidna."



🇪 🇳 🇩 | Posterior Cases Of Love And Sacrifice| ᵃᶜᵃᵈᵉᵐⁱᵃTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang