Filial

8 0 0
                                    

Happy reading

__________________

"Berbaktilah pada orangtuamu sebelum mereka semua tidak bisa melihat kita berbakti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Berbaktilah pada orangtuamu sebelum mereka semua tidak bisa melihat kita berbakti."

-
-
-

"Suganda kamu telah melakukan yang terbaik nak, untuk apa berusaha keras lagi?" Celetuk wanita paruh Bayah bernama silfa ibu dari Suganda.

"Bunda, lihat ayah, dia sudah semakin tua, ga salah kan kalo Suganda mau bantu ayah membiayai keluarga ini?" Balas Suganda dengan nada lembut yang selalu membuat orangtuanya nyaman berbicara dengannya.

Suganda saat ini selalu meninggalkan pelajaran sekolah karena selalu berlatih ice skating walaupun selalu meninggalkan pelajaran Suganda juga termasuk anak yang pintar dan berbakat guru saja sampai heran apa yang ada di otak Suganda yang jenius ini, Suganda juga mengikuti banyak perlombaan, setiap hadiah lombanya adalah berupa uang yang akan selalu dia berikan kepada keluarganya, dan setiap malam dia akan mengisi waktu nya bersama Jidan, dengan bernyanyi di cafe-cafe karena hoby bernyanyinya, Suganda bisa dibilang dari keluarga sederhana, namun dirinya terlalu cinta bekerja hingga tak bisa membuat Suganda istirahat, dan Jidan berasal dari keluarga yang sangat berada tapi dirinya tetap ingin bernyanyi di cafe-cafe bersama Suganda.

"Kamu ngejek ayah udah tua gitu?" Celetuk peria dewasa bernama Yuda Ayah dari Suganda.

"Ga gitu ayah, Suganda cuma mau berbakti di depan ayah sama bunda, kelak kalo ayah udah ga ada gimana cara Suganda nunjukin bakti Suganda ke ayah?" Balas Suganda dengan tenang menjelaskan.

Dari seberang kiri Suganda terlihat seorang gadis cantik memandangnya dengan tatapan serius dan sedih.

"Anak kecil? Kenapa tatapannya begitu? Ada yang jahat di sekolah?" Tanya Suganda pada gadis tersebut.

"Kaka ga bakalan pergi duluan kan?" Tanya yafa adik Suganda.

"Kenapa pertanyaannya kaya gitu?" Heran Suganda.

"Aku takut kamu pergi terlebih dahulu dan aku belum bisa berbakti padamu." Jawab yafa.

"Takdir ga ada yang tau... adik kecil Kaka, sekarang berbakti dulu sama ayah, bunda." Ucap Suganda sambil mengelus puncak kepala adiknya.

"Udah ayo makan." Ucap bunda lalu mengambilkan makanan untuk keluarga kecilnya di meja makan.

_

Keesokan Paginya
_

"Pagi Ganaa." Sapa Jidan sahabat Suganda.

"Pagi Dan, nama aku Ganda bukan Gana." Ucap Suganda.

Tarian indah pangeran EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang