6

4.7K 342 13
                                    

Mobil Jeno terus mengikuti target, namun ketika target sudah berhenti disatu tempat, Jeno memberhentikan mobil jauh dari sebuah villa besar yang terlihat megah. Dari analisis Jeno ada CCTV yang terpasang hingga 1 km dari tujuan, jadi mereka berhenti lebih jauh, membiarkan Haechan melakukan tugasnya dengan pergi ke villa sana sendirian sedangkan Jaemin dan Jeno akan menyusul nantinya. 

"Kau sudah siap?" kepala Haechan mengangguk sebagai jawabans embari memakai sepatu barunya, 

"Ingat target utama kita adalah mengambil alat itu dan mengamankannya, paham?" tanya Jaemin,

"Baik Tuan," Haechan kini sudah siap, setelah mengambil beberapa isi peluru dari kotak persediaan, ia masih menggunakan jaket dengan persenjataan lengkap, toh tadi dia tidak mengeluarkan banyak peluru. 

Haechan keluar dari mobil mengambil nafas sejenak sebelum berlari kencang melewati bangunan dan menjauh dari CCTV sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Jeno lewat earphone. 

"Hindari jalan besar, belok kiri," 

Haechan mengikuti arahan dengan baik, memasuki wilayah pepohonan rindang Haechan bersembunyi dibalik pohon besar ketika sudah dekat dengan tujuan. Pintu masuk berada di depan, Haechan ada di pintu belakang sekarang, yang tentunya tidak ada pintu belakang dan hanya ada tembok belakang. 

"Kau bisa melewatinya?"  

Haechan terdiam sambil melihat tembok tinggi dihadapannya kemudian mengangguk, dia bisa melakukannya. 

"Ya, aku masih bisa mengatasi jika setinggi ini," Haechan menjawab, ia mulai mengambil ancang-ancang sebelum berlari ke arah tembok tinggi itu untuk memanjatnya, dan benar saja jika hybrid cheetah itu berhasil memanjat tembok 7 meter itu dan masuk dengan mudah. 

Haechan mengawasi sekitar

"Ada kamera dibawahmu, kau bisa lewat pohon di Timur,"  

Haechan menuruti arahan dari Jeno, berjalan mengendap-endap ke timur dan turun dari balik pohon. Haechan mengedarkan pandangannya, tidak terlalu banyak penjagaan disini lantas Haechan kembali mengendap-endap. Langkah kakinya tak terdengar sama sekali, saat ia berhasil mencapai salah satu jendela Haechan membuka jendela itu dengan hati-hati setelah memastikan tidak ada orang. Jeno sudah berhasil menyadap CCTV dirumah itu, jadi Haechan bisa lebih leluasa, hanya tinggal memperhatikan sekitarnya dan menunggu Jeno untuk memadamkan listrik seluruh villa. 

"Dimana?" Haechan bertanya lokasi target, Jeno nampak terdiam sejenak mungkin sambil mengecek pergerakannya disela penyadapan. 

"Lantai dua, kamar tengah," 

Setelah mendengar jawaban itu Haechan tak lupa mengunci jendela lagi dan masuk ke dalam villa. Ada beberapa penjaga yang muncul secara tiba-tiba tapi untungnya Haechan berhasil bersembunyi, insting untuk bertahannya memang patut diacungi jempol. Ia harus mengulur lebih banyak waktu agar tidak terjadi keributan, rencananya adalah menyusup dan membunuh target. 

Begitu sampai di lantai dua, lampu villa padam. Terdengar suara teriakan dari dalam kamar yang ada di depan Haechan sekarang, 

"Itu dia?" tanya Haechan, 

"Ya, brangkas ada di dalam kamarnya, di lantai bawah meja yang ada di pojokan," 

Setelah mendengarkan penjelasan Jeno, Haechan membuka pintu kamar dengan perlahan, ia bisa melihat cahaya dari ponsel dan sosok yang menjadi targetnya. 

Yuta. 

Namun nyatanya belum sempat pisau milik Haechan mengenai pria itu, sebilah pedang menghalanginya. 

Rendezvous (Nahyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang