jam menunjukan pukul 06.00 pagi, lian bergegas untuk melakukan aktivitas harinya selepas bangun tidur. membereskan rumah yang setiap harinya selalu berantakan.
lian tengah memasak makanan untuk adik adiknya, sarapan pagi, menyiapkan semuanya sendiri mengantikan peran sang ibu . karena semenjak kehilangan kedua orang tuanya,dunia seakan memaksa lian untuk selalu bersikap mandiri .
setelah semuanya selesai, lian bergegas mandi sesegera mungkin, pukul jam 07.00 ia sudah berada di tempat ia bekerja, jika telat beberapa menit saja lian akan kena ocehan berkepanjangan dari bosnya itu.
janu yang masih terlelap tidur padahal jam sudah menunjukan pada pukul 07.20, beberapa saat kemudian,janu membelalakan matanya terkejut karena ia lagi lagi harus terlambat.
janu menuruni anak tangga dengan perlahan, karna rasa kantuknya masih belum hilang sepenuhnya, ia menghampiri kamar sang adik, marelo dan juga marva.
marelo daniella, laki laki dengan tubuh setinggi 160, rambut yang ikal serta memiliki warna kulit sedikit kecoklatan, mata hazel yang di miliki anak laki laki ini sangat melengkapi wajah tampan yang ia punya, ia berusia 15 tahun, ya dia masih sekolah kelas 3 dan sebentar lagi, ia akan memasuki sekolah menengah atas.
marva bashira, gadis mungil, memiliki rambut yg sedikit kecoklatan, usia marva kini menginjak 12 tahun ia masih duduk di kelas 6sd.
…
mengetuk pintu dengan pelan pelan, ia tidak mau adik adiknya terbangun dengan kondisi panik bisa bisa ia juga yang repot harus menenangkan kepanikan mereka.
tok tok tok...
"marelooo, marvaaa ini udah telat, bangun!" ucapnya, tidak ada respon dari marelo maupun marva, sepertinya mereka masih tertidur pulas.
janu membuka pintu kamar marelo, dan terdapat marelo yang sedang tertidur dengan dengkuran yang cukup keras, membuat janu seketika tertawa melihat kelucuan marelo.
"mar lu udah kelas 3 smp masih aja kek bocah baru sunat masih tidur jam segini, BANGUN NAPA AH ELAH" cibirnya.
” bang izin ga sekolah sehari ajaa ngantuk banget, semalem abis begadang ” jawab marelo, dengan mata yang masih terpejam.
” uh boleh banget mar , besok besok gue suruh aja bang lian bangunin lu ya ” ucap janu, dengan senyum seringai nya, ia berjalan perlahan keluar pintu marelo.
marelo yang baru saja mendengar ucapan janu pun lantas segera beranjak , seketika rasa kantuknya hilang begitu saja.
” JANGAN WOI , iya nih liat gue bangun nih ” jawab marelo membukakan matanya, berusaha membuka matanya lebar lebar menunjukannya pada janu.
janu tersenyum menahan tawa, bagaimana tidak ia sangat tau bahwa marelo begitu takut pada lian, ia tertawa cekikikan mengingat kala dulu lian membangunkan marelo.
…
” jam berapa sekarang? ” tanya lian pada janu, janu mengecek jam di handphone nya, ” baru juga jam 06.30 ” jawab janu.
tak lama dari itu lian berjalan menghampiri kamar marelo, membuka pintu kamar marrelo dengan pelan.
ceklek...
” bangun ” titahnya dengan nada datar pada marelo yang masih tertidur pulas , marelo mendengar suara lian namun ia masih dikalahkan oleh rasa kantuknya.
” bangun ” ucap lian mengulang katanya kembali, namun marelo tak kunjung terbangun dari tidurnya.
lian yang kesal perintahnya tidak di gubris, seketika membangunkan marelo dengan paksa, mengangkat lalu mendirikan tubuh marelo yang masih setengah sadar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal Tak Berujung
Teen Fiction"kenapa kalian harus ada saat gua belum jadi apa apa?" lian kai albiyasya, pemuda yang di tinggal pergi selamanya oleh kedua orang tuanya, dan harus mengantikan peran sebagai abang sekaligus orang tua untuk ke 4 adik adiknya yang terbilang masih kec...