" Aku hanya butuh dia yang menjadi tujuan dan alasan aku hidup sampai detik ini. "
~ Zeeva ~
" Zeeva, sini lo cepetan! "
Teriakkan Dava dari dalam rumah membuat Zeeva yang sedang memandikan Macho terpaksa menghentikan aktivitasnya. Ia berlari sambil menggendong Macho yang telah dibalut handuk kecil ke dalam rumah. Ternyata Dava sudah bangun dari tidurnya dan sedang mondar-mandir di ruang tamu seperti orang yang sedang menahan amarah.
" Kenapa kak? "
" COCO!! "Dava berjalan cepat mendekati Zeeva dengan maksud untuk merampas Macho. Tapi sebelum itu Zeeva duluan memeluk Macho dengan erat.
" Apa-apa,nih? "
" Kucing lo udah berani masuk ke kamar gue. Bulunya lengket di kasur!!! " Dava meningkatkan volume suaranya dan berkacak pinggang. " Enaknya diapain lo,huh? Kecil-kecil cabe rawit lo kucing. "
" Meow! "
" Apa meow, meow? Sini lo! " Dava dengan kasar mengambil alih menggendong Macho.
" Kakak, mau di apain Macho nya? Kembaliin sini! "
" Enggak. Dia mau gue --hanchii! Buang. "Zeeva berlari dengan kencang untuk mengikuti langkah kaki Dava yang cukup besar. Ia pun merampas Macho dari gendongannya Dava. Saat itu juga Macho tampak kedinginan dan bersembunyi di balik lengan Zeeva.
" Jangan pernah sentuh Macho. Masalah kasur,kan cuma hal kecil. Sebagai gantinya biar Zeeva yang bersihin asal kakak nggak buang Macho. Kakak gak kasian apa liat dia? " Zeeva mendekatkan Macho ke wajah Dava.
" Hatchi,hatchiii!! " Dava mundur beberapa langkah. " Gue udah gak tahan lagi. "
" Terus mau gimana? Kasian banget dia gak punya keluarga kayak Zeeva. Kalau kakak buang Macho, sama aja kayak kakak buang Zeeva. Huh!!Zeeva pura-pura membuang mukanya di hadapan Dava agar pria itu mau menurut dan berikan Macho yang imut ini tetap tinggal di rumah ini.
Dava mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia sama sekali lemah terhadap gadis di depannya ini. Setelah mengatur napas berkali-kali, Dava mengangguk sebagai jawaban.
" Ini kesempatan terakhir. Jaga Macho baik-baik. Beban tau nggak? "
" Siap pak bos! "Ketika Dava berbalik ingin masuk kembali ke dalam rumah, dia mengeluh sakit pada punggungnya. Pria itu kembali berbalik melihat Zeeva sedang mengeringkan tubuh Macho.
" Zeev, kok badan gue sakit semua? Yang lebih anehnya lagi, pagi-pagi gue udah tidur di lantai aja. "
" Dl. Siapa suruh tidurnya lasak? Emang sakit banget, ya badannya? "Dava mengangguk, lalu kemudian pikiran jahilnya terlintas begitu mudah. Sepertinya ini adalah kesempatan bagus untuk mencuri perhatian Zeeva. Dava berjalan mendekati Zeeva dan menggenggam tangan gadis itu untuk merayunya dengan kata super lembut dan wajah imutnya.
" Zeeva, lo,kan bilang mau bertanggung jawab karena ulah kucing sialan itu, "
" Macho! " Zeeva memperjelas nama kucing itu.
" Ya, gitu, lah. Sebagai gantinya, gue doble hukuman lo. Nih, urutin badan gue. " Dava menaikkan sebelah alisnya.
" Hah? Zeeva gak salah denger,kan? Enggak, enggak. Zeeva gak mau. " Zeeva pergi meninggalkan Dava dibelakang.Dava tersenyum miring lalu dengan cepat dia menahan tangan Zeeva agar gadis itu berhenti.
" Hatchi! Kalau lo gak mau, si coco gue buang."
" Meow! Meow!! " Macho tiba-tiba melompat kebawah dan berlari ke taman.
" Tuh,kan Macho jadi takut. Kakak jahat banget,sih? "
" Suka-suka gue. Tugas lo cuma nurut. Itu aja gak lebih. Gimana? "
" Upah! "
" Lo tenang aja. Udah gue siapin. Lo mau pelukan, ciuman, kecupan, atau hal lain mungkin? Mau? " Senyum Dava.Plakk
Dava langsung terdiam setelah ditampar oleh Zeeva. Bahkan telapak tangan gadis itu sampai berbekas di pipinya. Dava menciut dan ingin menangis sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...