Chapter 1

152 19 1
                                    

"ARSHAKA SINI GAK LO!!" Teriak Shanika pagi - pagi sekali.

"Ck apasih" Kesal Shaka yang terganggu tidurnya. Setelah berjamaah dimasjid tadi laki - laki itu langsung kembali molor di kasurnya.

"Lo kemanain pasta gigi kemaren?" Tanya Shanika sambil berlarian dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit tubuhnya.

"Buang" Jawab Shaka spontan sambil memejamkan mata.

"Ihhh itu masih ada!" Protes Shanika yang merasa sayang dengan sisa pasta gigi yang sudah gepeng itu.

Shanika adalah tipe - tipe orang pelit yang berkedok hemat. Berbeda dengan Shaka yang memang boros tapi sok kaya. Nah itulah yang membuat keuangan rumah tangga selalu adem ayem. Berbanding terbalik dengan hubungan rumah tangganya.

"Bangun gak lo, ishhh mandi kek" Kesal Shanika sambil menggebuk Shaka dengan gulingnya.

"Ayo, tapi mandi bareng" Ujar Shaka dengan senyuman jahil setelah terduduk diatas kasur sambil tetap memejamkan mata.

"Dihh OGAH" Teriak Shanika kembali ngacir ke kamar mandi lengkap dengan gerutuannya.

Sementara Shanika mandi, Shaka turun dari ranjang dan melihat sarapannya sudah siap dimeja makan. Ini yang menjadi alasannya ingin cepat - cepat menikah. Istrinya itu hobi memasak dan membuat Shaka tidak bingung lagi soal makanan. Karena jujur saja lidahnya belum terbiasa dengan masakan warung di desa ini.

Dulu saat masih tinggal di rumah singgah, Shaka suka melipir ke kosan Shanika yang hanya berbeda RT untuk sekedar menumpang makan, tapi feels nya jauh berbeda kalau di rumah sediri. Rasanya damai, batin Shaka sambil senyum - senyum sendiri.

Shaka hanya melirik singkat ketika Shanika keluar kamar mandi lalu berlalu lalang melewatinya seakan barang yang ia cari tersebar diseluruh penjuru rumah. Mau bagaimanapun , Shaka sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Shanika yang heboh sendiri dan ia yang hanya diam memperhatikan.

"Ka nanti gue pulang sendiri aja" Ujar Shanika yang siap dengan setelan perawatnya.

Yup, benar Shanika disini bekerja di puskesmas yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Dia bersedia dipindah tugas karena ingin mendapatkan suasana baru yang jauh dari hiruk pikuk kesibukan kota.

"Oke, hati - hati" Jawab Shaka setelah meletakkan piringnya ke tempat cucian.

Laki - laki itu langsung masuk kamar mandi tanpa membawa handuk. Itu kebiasaan baru Shaka setelah menikah. Karena punya orang yang bisa dimintai bantuan, Shaka jadi banyak menggapangkan sesuatu. Alias sekarepe dewe.

"Shaaa ambilin handukk!" Seru Shaka dari dalam kamar mandi. Tak lama laki - laki itu menyembulkan kepalanya dari pintu dan cengengesan karena melihat Shanika yang sudah berdiri lengkap dengan handuknya sambil memasang tampang jengah.

"BURU" Pekik Shanika pada Shaka ketika laki - laki itu hilang ditelan pintu kamar mandi yang ditutup kembali.

Tak seperti Shanika, Shaka adalah tipe orang klemar - klemer yang mandi saja lama, apalagi persiapan berangkat kerja. LAMA SEKALI. Namun ketika disuruh cepat, laki - laki itu bisa menggunakan skill kilatnya.

"Mandi aja lama. Harusnya tuh ceweknya yang lama" Celoteh Shanika setelah menutup gerbang  dan menggemboknya.

"Ya kan elo cowoknya" Balas Shaka enteng sambil memakai helmnya yang membuat Shanika makin naik pitam.

"Ck udah deh buruan" Kesal Shanika sambil menepuk brutal pundak suaminya.

"Nyuwun sewu bu... Sugeng enjing...." Sapa Shanika disepanjang jalan pada warga yang ia kenal.

*(Permisi bu, selamat pagi)*

"Nggih kula sade bu....." Sapa balik Shaka yang menirukan gaya bicara Shanika dan langsung digeplak punggungnya oleh Shanika.

*(Iya saya jual bu)* biasanya diucapkan oleh pedagang pada pembeli.

"Salah salah" Kekeh Shanika yang tak habis pikir dengan guyonan garing suaminya itu.

Disini banyak warga yang mengenalnya, karena penampilan Shanika dan Shaka berbeda dengan pasangan muda disana. Kedunya tampak serasi dan memiliki positive vibes kalo kata murid Shaka. Ya, Shaka bekerja menjadi guru SMA disini. Ia mengajar pelajaran PJOK, alias guru olahraga.

Shanika juga masih bingung kenapa sahabatnya itu mau - mau aja dipindah tugaskan. Katanya biar cepet lulus CPNS. Padahal mengajar saja baru setengah tahun yang lalu.

"Kok bisa sedesa sih" Heran Shanika pada saat itu. Namun tak ambil pusing karena kebetulan seperti itu bisa muncul kapan saja.

"Ngelamunin apa bu?" Tanya Shaka pada Shanika yang masih diam melamun diatas motor vario maticnya.

"Hah?" Bingung Shanika lalu menatap ke bangunan puskesmas didepannya kemudian berpamitan pada Shaka.

"Yang bener cium tangannya" Peringat Shaka ketika Shanika sekedar menempelkan punggung tangan Shaka pada pipinya.

"Bawelll" Greget Shanika kemudian kembali mencium punggung tangan suaminya.

"Samalekom" Pamit Shaka yang dibalas istighfar oleh Shanika karena kebiasaannya mengucap salam dengan keliru masih belum hilang.

****

Hehe gimana gaiss. Ini cerita pertama yang aku tulis tentang married life. Genrenya masuk romantis harusnya. Tapi ngebayangin Sunghoon, bawaannya jadi komedi mulu😭

Thank u yang udah baca, see u next chapter

Perfect Lemonade || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang