Genap sudah sebulan sejak Shaka dan Shanika menikah, namun belum terjadi apa - apa diantara keduanya. Shaka yang sibuk mengurusi nilai akreditasi sekolah yang kudu diperbaiki dan Shanika yang harus stay lama di puskesmas karena shiftnya yang padat.
"Lo gak ngerayain one month married gitu?" Tanya teman Shaka disela makan siangnya.
Dia Erza, teman Shaka yang sekarang menjadi staff TU setelah tahu perempuan yang dia kejar pindah ke tempat Shaka kerja. Benar, Shaka tidak pindah sendiri, begitupun dengan Shanika yang sudah mengenal 3 orang pindahan dari kota yang sama.
"Jangankan ngerayain, s word aja belom" Ujar Shaka setengah berbisik takut - takut ada murid atau guru yang lewat.
"The fuck.... Really?!" Kaget Ezra sama berbisiknya. Laki - laki itu memajukan wajahnya kearah Shaka sambil melotot.
"Hmm" Dehem Shaka sambil kembali meminum es tehnya.
"Wihh kalo Rey tau, beneran dibully lo" Ujar Ezra dengan tawa yang meneguar.
"Rey tau, sialan" Maki Shaka ketika mengingat respon sahabatnya yang lain persis dengan respon Ezra.
"Lo sampe kapan sih disini? Nita kayaknya gak minat lagi tuh lo deketin" Ujar Shaka yang tau temennya cuma main - main jadi staff TU disini.
Dan bodohnya Ezra langsung diterima karena pengalaman kerja laki - laki itu yang pernah bekerja sebagai kepala staff keuangan di perusahaan besar. Padahal Ezra sudah masuk jajaran direksi karena perusahaan itu milik keluarganya, tapi Ezra mengaku kalo dia bekerja disana karena nasib baik.
"Dih kata siapa?" Sewot Ezra merasa diremehkan.
"Ya elo tuh cupu. Sahabatan dari lama tapi gak berani ngap- Akhh ackk" Pekik Ezra diakhir karena Shaka menendang betisnya.
"Bangs- Abang Shaka maksudnya" Kekeh Ezra ketika beberapa murid yang lewat mencuri pandag kearahnya.
"Susah banget ya jadi guru" Gumam Ezra yang memang susah mengontrol untuk tidak mengumpat.
****
"Tumben, pulang jam berapa?" Tanya Shaka ketika melihat istrinya udah standby di teras rumah sambil menyiram bunga.
"Barusan, bareng Mbak Rika tuh" Terang Shanika sambil menunjuk rumah tetangga depannya.
"Mbakk!" Sapa Shanika sambil dadah - dadah ketika bumil itu menatapnya degan senyuman.
Shaka ikut membalikkan badan menatap Mbak Rika yang tengah menemani suminya, Mas Mahesa yang mencuci mobil digarasi samping teras rumah.
"Nyuci mobil yuk" Ajak Shaka random.
"Apasih gausah aneh - aneh" Ancam Shanika yang siap menyiramkan air dari selang yang ia bawa pada Shaka.
"SHAKA GAUSAH ANEH - ANEH. MOBILNYA MASIH BERSIH" Teriak Shanika ketika mendengar suara mesin mobil.
"Cuma manasin woeee. Galak bener" Gerutu Shaka namun tak dapat dipungkiri perasaannya membaik begitu melihat Shanika yang kesal dibuatnya.
"Kak Shasa sama Bang Shaka gak malu nih dilihatin Sena?" Tanya seseorang yang tubuhnya sudah menempel pada gerbang.
"Eh Sena ngapain kesini?" Tanya Shanika pada guru PPL yang mengajar di SMA Shaka.
Mahasiswa semester 5 itu dekat dengan Shaka dan Shanika karena Sena adik tingkat yang dibimbing Shaka dulu waktu awal masuk. Dan kebetulan mereka juga berada dikosan yang sama, membuat keduanya menempel kemanapun. Mereka juga masih satu fakultas di fakultas pendidikan, karena Shaka yang memutuskan berpindah jurusan setelah 2 semester di Manajemen.
Gitu deh memang kalau ikutan teman. Rey dan Ezra yang memilih bisnis dan manajemen karena masa depannya sudah ditentukan. Sedangkan Shaka yang tidak minat jadi apa - apa pun ikut - ikutan. Utungnya dia gak malu - malu in karena lolos jalur SNMPTN dengan prestasinya dibidang non-akademik. Berbeda dengan Rey dan Ezra yang masuk jalur SNMPTN, karena rekap rapor mereka bagus.
"Kebaca tuh Sha. Dia numpang makan tuh pasti" Ujar Shaka yang selesai memanasi mobil.
"Hehe tau aja Bang Shaka" Kekeh Sena yang sudah melepas sepatunya di teras.
"Ayo - ayo, kakak panasin dulu" Ujar Shanika yang suka menganak manjakan Sena yang sudah seperti adiknya sendiri.
"Berapa lama PPL Sen?" Tanya Shaka ikut mendudukkan diri dikursi meja makan.
"Yaelah bang, belum seminggu disini" Celetuk Sena yang melenceng dari pembahasan.
"Yee bocil. Orang nanya apa dijawab apa" Sebal Shaka menatap Sena datar.
"Ya sama aja, 3 bulan bang" Ujar Sena sambil mengangkat tanda peace ditangannya, membuat senyum selucu mungkin sampai matanya hilang.
"Wahh masih lama ya. Tapi betah nggak dikosan situ?" Tanya Shanika lagi.
Sena dan teman - teman PPLnya yang tidak mau tinggal dirumah singgah memilih untuk ngekos saja. Kosan Sena aad pas dipojok komplek, lurus saja dari rumah Shanika dan Shaka lalu beberapa meter sudah sampai. Hampir seperti asrama kampus namun lebih kecil dan ruangannya lebih besar dari pada kamar biasa.
"Betah sih. Tapi gak bisa masak kak disana" Ujar Sena memulai sesi curhatnya.
"Kenapa gitu Sen?" Tanya Shanika yang menyiapkan nasi diatas piring.
"Hehe gaada bahannya" Ujar Sena sambil terkekeh. Ia sudah sering mengeluhkan tidak bisa memesan makanan online karena terlalu jauh.
"Makan aja disini" Ujar Shaka sambil melirik masakan yang baru dihidangkan Shanika.
"Ya masa Sena kesini tiap kelaperan malem - malem. Ekhem entar ganggu kegi-" Gantung Sena dengan mata yang udah takut - takut melirik Shaka yang sudah melotot kuat.
"Emang ya lo minta di geprek" Kesal Shaka sambil ancang - ancang menggetok Sena dengan sendoknya.
****
Niatku castnya tuh full member enhypen. Jadi tunggu habis ini muncul semua 7 member😍. Untuk visualisasi Shanika kalian bisa bayangin sendiri aja yaw.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Lemonade || Park Sunghoon
FanfictionTentang rumah tangga Shaka sebagai guru olahraga dan Shanika si perawat cantik yang dibangun secara tiba - tiba. Park Sunghoon ENHYPEN an Alternative Universe by. livienme✨