PENJAHAT - 04

106 12 0
                                    

Ketika pintu dibuka, lonceng berbunyi. Nampak seorang laki-laki masuk, dengan nafas terengah-engah karena berlari.

"Napa lo, Kri? Kayak lagi dikejar aja lo."sahut Regi yang kebetulan baru juga datang.

"Gue takut telat. Kriminal menjawab setelah nafasnya kembali normal.

"Yaelah. Waktu masih banyak, santai aja kali."kali ini Raden yang berbicara.

Regi dan Kriminal bekerja sebagai waiters di Zappe Resto. Sedangkan Raden, dia bisa dikatakan sebagai orang kepercayaan dari pemilik restoran ini.

Setiap pulang sekolah Kriminal akan pergi bekerja. Dia tidak punya waktu luang untuk bermain seperti kebanyakan orang diusianya. Lalu setelah pulang dia akan belajar, paling tidak selama 30 menit.

Otak dan tenaga Kriminal benar-benar dikuras, sangat melelahkan. Tapi meskipun begitu dia tidak boleh menyerah, semua ini demi keberlangsungan hidup nya.

"Gue ganti baju dulu."Kriminal berjalan ketempat ganti baju, diikuti oleh Regi.

Setelah mereka berganti pakaian, mereka mulai melakukan tugasnya masing-masing.

Kriminal menghampiri meja yang terdapat beberapa perempuan. "Ini Mbak, buku menunya."

Bukannya melihat buku menu, mereka malah sibuk memperhatikan Kriminal dengan intens. Terpesona akan wajahnya yang tampan.

"Anjir, ganteng banget."perempuan berbando pink itu terpekik tertahan.

"Nyesel gue baru kesini, harusnya gue dari dulu mampir kalau ada waiters seganteng ini."tambah perempuan lainnya.

Melihat mereka bengong, membuat Kriminal sedikit jengah sekaligus risih karena diperhatikan. Lantas, dia berdehem pelan.

"Tidak ada yang ingin dipesan? Baik, saya permisi dulu."sebelum laki-laki itu berbalik, seseorang lebih dulu menahannya.

"Eh, jangan pergi dulu Kakak ganteng. Kita mau pesen kok, salahin Kakak aja kenapa harus ganteng, kita kan jadi bengong. Iya gak?."ucap perempuan berbandana, yang diangguki kedua temannya.

Ingin rasanya Kriminal memutar bola mata malas, namun dia harus tetap menjaga keramahannya.

"Baiklah, apa yang kalian pesan?."

Mereka mulai menyebut nama makanan dan minuman, tak lupa juga mencuri-curi pandang. Kriminal mencatat pesanan mereka, lalu bergegas pergi.

Melihat kepergian Kriminal, mereka mulai menggosipkan nya. Dan ketika Kriminal datang dengan membawa pesanan, mereka berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa.

Sangat menguras emosi ketika Kriminal melayani ketiganya, lantaran mereka selalu saja menggoda Kriminal.

Membuat masalah yang mau tak mau Kriminal menghampiri mereka. Seperti minuman tumpah, kurang micinlah, dan ini itu. Nampaknya ketiga perempuan itu berusaha untuk menahan Kriminal agar tidak pergi.

Regi dan Raden yang melihat bagaimana repot nya Kriminal tertawa kecil. Mereka bertiga benar-benar tidak membiarkan Kriminal bernafas.

"Sialan, gue repot begini mereka malah ngetawain gue."batin Kriminal dengan memberikan tatapan tajam kearah mereka berdua.

"Maaf, Kri."ucap Regi tanpa suara, dibalas dengusan malas dari Kriminal.

Setelah ketiga perempuan itu pulang, barulah Kriminal merasa bebas. Bahkan berharap mereka tidak lagi datang.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, saat ini sudah waktunya Restoran untuk tutup.

Kriminal membanting lap yang sedang dia pegang ke meja. Menghela nafas kasar, bahkan sampai terdengar oleh Raden dan Citra.

Setelah membereskan semuanya, mereka mengistirahatkan tubuh dengan duduk di salah satu kursi.

Citra, perempuan yang bekerja sebagai kasir itu tertawa terbahak-bahak, dia melihat bagaimana wajah masam Kriminal ketika dia digoda.

"Muka lo kocak banget tadi hahah."Citra mengusap sudut mata yang mengeluarkan sedikit air.

"Gimana Kri? Enak digodain ciwi-ciwi cantik?."Raden menaik turunkan alisnya, ikut menggoda Kriminal.

Kriminal mendengus dan memijat pelipisnya. "Bacot banget. Lo pada bukannya ngebantu malah ngetawain."

"Sorry, gue lagi males soalnya."ucap Raden. Sebuah lap melayang tepat pada wajahnya, Kriminal lah pelakunya.

"Makan tuh lap kotor,"pandangan Kriminal beralih pada Regi yang sedari tadi diam. "Tumben lo diem Reg."

Raden dan Citra ikut menatap Regi yang memperhatikan handphone nya dengan raut serius.

"Gue lagi baca berita ini. Kalian tau gak kasus yang lagi viral sekarang?."ucap Regi serius, seraya menunjuk ke layar handphone.

"Enggak, emangnya viral karena apa?."Citra mendekat lantaran penasaran.

"Santri yang menganiaya temennya sendiri ."jawab Regi.

"Serius lo? Mana gue liat,"Raden yang juga penasaran, ikut melihat handphone Regi. "Anjir, bener dong."

"Gara-gara apa emang?."tanya Kriminal.

Regi menatap pemuda itu sekilas, sebelum kembali menatap benda pipih ditangannya. "Karena masalah cewek. Dia gak terima cewek yang dia sukai, malah suka sama temennya sendiri. Alhasil dia aniaya korban sampe koma."jawabnya.

"Brengsek, demi cewek sampai segitunya. Kasian banget gue sama orang tuanya yang udah capek-capek pesantrenin dia, demi menjadi seseorang yang taat dan ahli agama. Tapi karena cewek, dia nekat berbuat hal keji kayak gitu? Kek, apa banget sih lo?!."Raden berucap secara menggebu-gebu.

"Mana mukanya kayak orang gak bersalah lagi, nyebelin."komentar Kriminal.

Citra mengangguk setuju, bibirnya terbuka untuk memberikan komentar yang sudah dia tahan. "Bener. Dasar bocah, kehidupan orang dewasa bahkan lebih sakit daripada masalah percintaan. Harusnya kalau umur segitu jangan mikirin cinta-cintaan dulu, belajar yang bener sana. Banggain orang tua, bukannya buat malu."

"Gue ya kalau jadi dia, gue bakal belajar sungguh-sungguh. Cinta itu gak penting, karena yang paling penting adalah bagaimana kita membuat orang tua bangga dengan prestasi, bukannya malah ngelakuin tindakan kriminal kayak gitu."ucap Regi.

"Bener lo Reg. Apalagi ini kan pesantren, orang-orang mandang pesantren bukan kayak sekolah biasa, pesantren itu tempat untuk mencari ilmu agama paling dalam. Takutnya orang-orang malah nyalahin dan berpikir kalau pesantren itu tuh gak bener."ungkap Kriminal.

"Nah, itu. Orang-orang jadi bertanya-tanya, gimana ini bisa terjadi. Dan karena hal ini pula, orang yang gak tau apapun jadi kena imbasnya. Miris banget liatnya."

Saking asiknya menggosip, mereka sampai lupa untuk pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang