Prolog

3.2K 59 3
                                    

"Menunggu dan menunggu hingga pada akhirnya bisa merasakan kebahagiaan yang selama iniku inginkan"
-Zervan Gabriel Adams



"Semenjak kejadian itu saya membenci dia, dia hanya pembunuh yang membuat kehidupan saya berantakan"
-Denis Aldebaran



"Dia memang bukan terlahir dari rahimku, namun aku menyayanginya layaknya anak kandungku sendiri"
-Melinda



"Hanya bisa berharap dia akan tetap bertahan hingga kebahagiaan yang ia inginkan tercapai"
-Vano Fandisa Bhaskara

»»----> ✧✩✧ <----««

Terlihat ada dua orang anak kecil yang sedang bermain ayunan di sebuah taman, namun hanya satu anak yang duduk di ayunan sedangkan yang satunya membantu mendorong ayunan itu.

Mereka berdua asyik sekali bermain bersama dan diperkirakan jika mereka seumuran.

Mereka adalah Zervan dan Vano, dimana yang sedang duduk di ayunan itu ialah Vano dan yang mengayunkan ayunan itu ialah Zervan.

Di saat mereka bedua sedang asyik bermain tiba tiba saja tali yang mengaitkan ayunan itu terputus yang membuat Vano terjatuh.

Sontak saja hal itu membuat Zervan panik bukan main, antara khawatir dan juga takut akan di marahi oleh Papanya.

"Wuaaaa, kaki Vano atiitt haaaaaa" tangis Vano yang memegangi kaki nya yang terluka di bagian lutut.

"Vano, Zelvan tiup ya bial ndak atit agii" ucap Zervan kecil yang panik.

Zervan pun meniup niup luka di kaki Vano berharap luka itu akan sembuh, namun yang namanya luka akan membutuhkan waktu dalam penyembuhannya.

Mendengar suara anaknya yang sedang menangis membuat seorang pria yang diperikirakan umurnya sudah 30 tahun keatas menghampiri mereka.

Betapa terkejutnya beliau saat melihat di kaki Vano terdapat luka parut yang berdarah.

"Ya ampun Vano kamu gak kenapa napa nak? " tanya cemas pria itu.

Vano tak menjawab ia hanya bisa menangis menahan perih di kakinya sementara Zervan ia terus terusan meniup niup luka Vano.

pria itu yang tadinya fokus kepada Vano kini menatap tajam kearah Zervan.

"Kamu apakan Vano hah!, sampe luka begini" bentak Pria itu yang membuat Zervan semakin panik.

"Maapin Zelvan pah, tadi ayunnya gak hati hati telus talinya putus " balas Zervan yang kini sudah menundukkan kepalanya tak berani menatap kearah Papanya itu.

"Kamu ini bener bener ya, udah pokoknya kamu jangan masuk kerumah ini sebagai hukuman buat kamu."ujar Pria itu lalu menggendong Vano dan membawanya masuk kerumah untuk di obati.

Dan pada akhirnya Zervan hanya bisa duduk di teras menunggu Papanya itu kembali dan menyuruhnya masuk ke dalam.

Hingga sore harinya Zervan masih di teras, dan terdengar bunyi di perutnya yang menandakan bahwa dirinya kelaparan.

Namun meskipun begitu ia tetap akan berada di teras dan tak akan masuk ke rumah sebelum Papanya yang menyuruhnya masuk.

Dan tak lama kemudian pintu pun terbuka dan terlihat Papanya yang sudah siap untuk pergi.

Zervan hanya berharap jika papanya akan menyuruhnya masuk kerumah namun sayangnya harapan Zervan tak terwujud, bahkan papanya pergi begitu saja tanpa menyuruh Zervan masuk.

Dan semenjak saat itu Zervan menjadi anak yang pendiam dan berbicara seperlunya dengan keluarga berbeda jika sedang bersama teman nya.

Dan semenjak itupun juga Zervan jadi semakin rajin membantu ibu tirinya itu bersih bersih.

Melihat perubahan dan juga rajin nya Zervan membuat ibu tirinya merasa tersentuh dan juga sedikit demi sedikit mulai merubah cara pandang nya terhadap Zervan.

Namun meskipun ibu tirinya telah sedikit berubah Zervan masih saja merasa sedih terutama saat melihat Vano yang bisa dekat dengan kedua orangtua sedangkan Zervan tidak.

Zervan kecil selalu yakin dan percaya jika suatu saat nanti ia akan di sayang namun entah sampai kapan.

Bersambung.....

ZERVAN || By : MIFTAH_ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang