1 - Transmigrasi ke Dunia 21+

50.9K 352 8
                                    

Aku menatap layar laptop penuh konsenstrasi. Jariku bergerak mengarahkan pointer mouse kepada dua pilihan yang muncul. Di layar ada gambar dua pria, yang pertama adalah karakter seorang Pangeran yang tampan, berambut hitam dengan mata indigo, sementara di sebelahnya adalah seorang Duke, berambut pirang dan bermata biru gelap.

Karakter yang kumainkan adalah MC perempuan bernama Vivian. Gadis cantik berkulit pucat dengan rambut hitam bergelombang. Sangat cantik dan tubuhnya indah. Sial, aku merasa iri dengan karakter 2D satu ini, hidup enak dikelilingi banyak pria tampan. Walau itu cuma di dalam game.

Saat ini, aku sedang berada di tahap akhir game otome dewasa, dimana sang MC akan memilih hidup bahagia bersama Pangeran atau sang Duke. Tentu pilihanku jatuh pada sang pangeran. Aku suka pria berambut gelap.

Layar berganti menampilkan dialog Vivian dan Pangeran. Mereka berciuman dan melakukan adegan ranjang. Kemaluanku terasa berdenyut saat melihat adegan persetubuhan yang ditampilkan dengan eksplisit.

Di atas ranjang besar dan mewah itu, Pangeran membaringkan vivian dan membuka dress putihnya. Tubuhnya yang tak mengenakan apa pun ditindih oleh Pangeran. Pangeran memasukkan kejatanannya ke dalam vagina Vivian. Mereka bercinta dan terdengar suara 'plok plok' di headset yang kugunakan. Desahan Vivian sangat seksi dan menggoda.

Aku yang perempuan saja sampai terangsang mendengarnya, tidak heran Pangeran itu menidurinya dengan penuh nafsu.

"Aaah.. Pangeran," desahku, tidak tahan hanya menyaksikan adegannya. Tanganku masuk ke celana pendek dan mulai menggesek klitorisku pelan. Gigiku menggigit ujung sweater, menariknya ke atas hingga payudaraku yang berukuran sedang tersingkap. Aku tidak pernah pakai beha di rumah. Tanganku mulai memilin putingku sendiri, terkadang aku meremas payudaraku dan memelintirnya lembut.

"Yaaah aaahh aaaahh aaaaah!" Desahan Vivian terdengar makin cepat di headphone.

"Vivian.. Aaah aaah!" Pangeran itu berseru lantang dan menjambak Vivian. Penisnya menyemburkan sperma ke vagina MC itu. Aku ikut bernafsu, membayangkan bahwa aku adalah Vivian yang mendapatkan klimaks luar biasa seperti di dalam game.

Jariku menjepit keras puting dan menekan klitoris di saat bersamaan. Ledakan nikmat membuncah, tubuhku menggelinjang dan kurasakan sensasi lega berputar di kepala. Aku menghela nafas panjang, kepalaku tertunduk dan nafasku terengah-engah.

Masturbasi memang yang terbaik. Aku bisa masturbasi 10x dalam sehari dan bisa segera bugar kembali. Itu adalah salah satu kelebihanku (yang sayangnya), tidak terpakai dalam kehidupanku.

Game itu pun tamat. Aku langsung menutup layar game dan berpindah ke halaman website tempat biasa aku menulis cerita 21+. Adegan di dalam game itu sangat menginspirasi sehingga aku menuliskannya ke dalam cerita.

Namaku Fanny. Aku pengangguran berusia 25 tahun. Biar pun begitu, aku mendapatkan cukup banyak penghasilan dengan menjual konten 21+ di website menulis. Satu-satunya keahlianku adalah: mudah horny. Pikiranku juga sangat kotor. Imajinasiku tentang seks setinggi langit walau pun tubuhku tidak bisa mengimbanginya.

Cita-citaku sebenarnya menjadi penulis skrip film bokep. Dulu ingin jadi artinys juga, tetapi aku tidak mau kena penyakit kelamin. Itu juga alasanku kenapa masih tetap perawan sampai sekarang.

Tubuhku juga tidak seindah tokoh-tokoh cerita dewasa yang biasa kutulis. Dadaku berukuran sedang dengan puting kecoklatan, kulitku putih, tetapi tidak terawat. Rambutku panjang hitam dan kusut. Wajahku pas-pasan, kurang polesan make up dan kantung mata hitam karena aku jarang tidur.

Hah... di dunia ini. Orang yang mudah horny sepertiku tidak mendapatkan tempat yang layak. Kadang, aku bermimpi bisa lahir di dunia dimana seks adalah segalanya. Kekuatan seks itu nomor satu dan aku bisa mempermak diriku menjadi wanita-bomb-seks yang didambakan semua pria.

"Aku ingin seks. Ingin merasakannya, ingin melakukannya setiap hari." Gumamku sambil mengetikkan kalimat itu ke dalam narasi di cerita.

Ceritaku yang berjudul The Countess' Secret mendapat sambutan luar biasa dari penikmat cerita dewasa. Sebagian adegannya memang terinspirasi dari game yang tadi kumainkan, tetapi aku mengimprovisasi beberapa adegan. Termasuk endingnya. Ya, aku sedang menuliskan bab terakhir yang menjadi endingnya. Aku tersenyum membayangkan adegan persetubuhan panas di akhir cerita.

Blip!

Aku termangu. Lebih tepatnya bengong karena layar laptopku tiba-tiba mati.

"Anjing! Kok mati!" umpatku, panik. Aku bangkit, mengangkat laptop dan mengguncangnya pelan. "Nyala woi! Nyala!"

Blip!

Laptop itu kembali menyala, tetapi gambarnya buram seperti tivi rusak. Aku khawatir, apa laptopku kena virus?

Layar itu berkedip sekali dan muncul tulisan.

Apa kau merasa tidak cocok di dunia ini?

Ada pilihan jawaban di bawahnya. Ya dan Tidak. Aku tidak bisa mengkliknya, jadi aku menjawab dengan gumamam.

"Ya."

Layar itu berkedip lagi dan muncul tulisan lain.

Bagaimana jika kau tinggal di dunia dimana seks bisa menjadi kekuatanmu?

Aku seketika tertawa konyol. Muncul pilihan lagi, Tertarik dan Tidak Tertarik. Tentu saja, bagiku itu menarik.

"Aku tertarik. Walau itu konyol sekali pun, aku akan lebih memilih hidup di dunia seperti itu," ucapku, bermonolog.

Blip! 

Layar laptop itu kembali mati, tetapi kali ini diikuti dengan padamnya seluruh listrik di kamar.

"Aku suka jawabanmu, Fanny!" Aku mendengar suara pria membahan di kepalaku. Layar laptop kembali menyala, tetapi hanya ada cahaya putih di sana. Dari dalam layar, sebuah kepala muncul.

Tidak, itu seorang pria. Wajahnya tampan dengan rambut putih panjang. Matanya merah dan hidungnya mancung dengan ujung tajam. Ia merekahkan senyum bahagia dan menatap ke arahku.

Apa aku bermimpi? Tidak. Dia benar-benar nyata. Aku tahu ini nyata.

"Aku akan membawamu ke duniaku!" seru pria misterius itu. Sekelilingku tiba-tiba bergetar hebat. Ruangan kamarku berubah menjadi kotak, tubuhku melayang di udara dan laptopku terlepas dari tangan.

Seluruh benda di sekitarku menghilang dan kegelapan kembali menyelimuti. Penglihatanku menjadi gelap, lalu di ruang kosong itu aku melihat layar transparan berwarna merah muncul.

[Selamat datang di Kerajaan Crimson].



****

Terima kasih sudah membaca.

Jika berkenan, silakan mampir ke ceritaku yang lain di: 

https://www.wattpad.com/story/360621535-priestess-temptation-vol-1

(Genre: fantasi, mature, 21+)

Penulis Cerita 21+ Transmigrasi sebagai Villainess dengan Kekuatan SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang