Same as always, maap jika ada typo yaw 😋 and please enjoyy!
Happy reading y'all!! (◍•ᴗ•◍)
_______________
" Nona Aeri bilang kau tidak mengabari nya sama sekali. " Sunghoon menoleh, melihat seseorang yang paling malas dia hadapi saat ini. Lelaki itu memberikan sebuah map padanya, namun sebelum dia dapat bicara, Sunghoon mengangkat tangannya.
" Tidak bisa hari ini, atau besok, atau setidaknya sebulan ke depan. " Titah nya, membuat lelaki itu terlihat heran. Dia kembali memberikan map nya ke seorang bawahan, yang berjalan keluar meninggalkan mereka berdua.
Sunghoon menanggalkan jas nya, pun melonggarkan dasi yang melingkari leher nya erat. Melempar sembarang jas nya ke atas sofa yang ada di sana.
" Kenapa? Adakah sesuatu yang lebih penting dari pekerjaan mu ini? " Ucap nya datar, membuat Sunghoon mengangguk dengan ekspresi yang sama.
" Lebih penting dari perintah tuan besar dan nona Aeri? "
Sunghoon kembali mengangguk mantap, membuat lelaki itu menggertak gigi nya menahan kesal. Mengepalkan tangannya yang rapi di sisi tubuh.
" Aku punya kesibukan ku sendiri. Hidup ku tidak semena-mena hanya untuk pak tua dan putri manja nya. "
Bunyi nyaring tinjuan tangan polos yang beradu dengan permukaan meja kaca membuat Sunghoon tertawa, bertepuk tangan riuh. Dia melirik tangan kanan si lawan bicara yang dipenuhi luka-luka goresan karena kaca yang pecah.
" Jangan pernah menghina nona Aeri dan tuan besar! Kau berhutang nyawa pada mereka! Kau tidak akan seperti sekarang jika bukan karena belas kasihan tuan besar untuk memungut mu! Sialan! " amuknya, urat di leher menonjol kala ia berteriak pada Sunghoon. Yang sama sekali tidak takut, berdiri dengan kepala mendongak angkuh.
" calm down, Jihoon. Kalau kau begitu menyukainya, silahkan ambil tempat ku dan nyatakan perasaan mu. Lalu kalian akan jadi sepasang kekasih dan hidup bahagia selama nya, the end. " Ejek Sunghoon, sarkastik. Dia memang suka menyulut emosi Jihoon. Karena dia tahu Jihoon tidak akan berani macam-macam dengannya, setidaknya selama dia tahu Aeri menyukai nya.
Jihoon menggelengkan kepalanya, menahan diri untuk tidak menarik hunting knife nya dan menusuk jantung Sunghoon saat itu juga. Dia tidak mau Aeri nya sedih kalau si bajingan di depannya ini mati.
" Ayolah Ji, ini bisa menjadi kesempatan bagi mu untuk mendekati Aeri. Kau bisa bilang aku kurang pantas atau kompeten untuk pekerjaan kali ini, dan kau bisa membicarakannya dengan Aeri. Untuk pak tua, aku bisa mengurusnya sendiri. Lagipun, tanpa harus aku jelaskan, aku tau dia mengerti jika aku ingin istirahat. " Ucap nya, santai dan tanpa beban. Membuat Jihoon menatapnya, melempar tatapan tajam.
Sunghoon meraih tas berisi pakaian ganti dan helm nya yang terletak di atas sofa. Dia mengabaikan total Jihoon yang berusaha mencegahnya melangkah pergi. Di ambang pintu dia berbalik, melambaikan tangan pada Jihoon sebelum dengan cepat menutup pintu.
Jihoon menghela nafas, mengurut dahi nya yang dapat ia rasa berdenyut sakit.
Sunghoon akan selalu menjadi hal buruk bagi Jihoon.
____________________
Sunghoon mengecek jam tangan, dia sampai di cafe tepat jam 3 sore. Semalam dia dan Jake telfonan, dia yang tiba-tiba mengusulkan untuk mereka jalan. Keliling kota dan mungkin setelah itu cari tempat makan di sekitaran sana juga. Jake setuju-setuju aja, bilang kalau besok dia bakalan selesai kerja sekitaran jam 3 sore. And here he is, waiting for Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Guy [ SungJake ]
FanficWhen a Hitman fall in love, apa jadinya? Kalau Sunghoon jujur, dia juga tidak tahu. Jatuh hati pada pelayan Cafe manis bernama Jake Sim is out of his list. Dia harus bisa balance between pekerjaan rahasia nya, dan sosok cowok baik-baik yang ia per...