Chapter 1: Last Wish

1.3K 107 12
                                    

Soleil de Minuit Hotel, Ruang Kerja Jihoon

Kim Junkyu.

Siapa yang tidak kenal dengannya? Pewaris Dream Launch Corp.— bisnis keluarga Kim yang bergerak di bidang properti dengan gedung terbaru mereka Dream Light Tower yang langsung menjadi TOP 10 destinasi wisata lokal bagi semua kalangan karena tempatnya yang indah dan instagramable.

Pria berdarah Korea ini memiliki mata indah, struktur wajah sempurna, badan tegap, berotot, tinggi semampai, serta kulitnya yang bersih, tidak ketinggalan senyum menawan— sedikit boyish yang selalu sukses menggoda baik wanita maupun pria.

Kim Junkyu merupakan tipe pria ideal. Atau begitu kata majalah Luxury Lifestyle Magazine yang sedang Jihoon baca tentang 'Seoul Most Wanted Bachelor' yang menjadi hot topik mereka bulan ini.

Namun semua itu tidak berarti bagi Park Jihoon. Ia tidak sengaja membeli majalah ini sepulang dari makan siang di salah satu kios yang ia lewati. Baginya, Junkyu adalah orang paling menyebalkan di muka bumi ini.

"Pak Jihoon— " panggilnya hati-hati.

Yoshinori, sekertaris yang sudah bekerja dengan Jihoon sejak dua tahun lalu. Yoshi sudah menemani Jihoon sejak pria Busan ini dinobatkan sebagai Asisten Manager — jabatan kedua tertinggi di hotel milik keluarga, Soleil de Minuit. Park Grup, merupakan bisnis keluarga Jihoon yang bergerak di bidang properti.

Perumahan, apartemen, gedung perkantoran dan masih banyak lagi karya Park Grup yang berhasil menempatkan mereka di deretan perusahaan properti bonafide.

Berbeda dengan Dream Launch Corp. yang sudah lebih dulu terjun di bidang perhotelan dan restaurant, keluarga Jihoon termasuk pemain baru di ranah ini. Hotel Soleil de Minuit, yang memiliki arti Midnight Sun dibangun oleh mendiang Kakek Park sepuluh tahun lalu.

Sebagai pendatang di kota Seoul, kedua keluarga memulai bisnis dari nol dan menjalin hubungan baik. Membangun sekutu, begitu kiranya. Di tengah persaingan bisnis yang tidak jarang kotor, sudah banyak lawan bisnis yang ingin menghancurkan bisnis mereka, apalagi kedua keluarga merupakan perantau di ibukota ini.

Dari persahabatan itu, kedua kakek sepakat untuk menjodohkan cucu mereka. Mereka memang tidak pernah menunjuk secara spesifik siapa yang akan dijodohkan, namun pilihan keluarga jatuh pada Junkyu dan Jihoon saat Kakek Park dipanggil terlebih dulu oleh Yang Maha Kuasa. Kakek Park harus menyerah pada penyakit jantung yang sudah lama ia derita. Saat itu pula Jihoon yang bekerja di luar negeri dijemput secara paksa untuk bekerja di hotel keluarga.

Sebulan sejak kepergian Kakek, Nenek Park memanggil Jihoon dan mengabarkan bahwa ia akan dinikahkan dengan Junkyu. Tentu saja selain permintaan kakek, hal ini dilakukan untuk memperkuat bisnis keluarga, mengingat Park Grup sempat terlibat kasus korupsi pembangunan perumahan mewah dengan konsep township.

Meskipun Doyoung— sepupu Jihoon, yang langsung mengambil alih posisi CEO berhasil melunasi hutang dan menaikkan kembali nilai saham perusahaan dalam waktu satu tahun, join bisnis dengan perusahaan sebesar Dream Launch dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan rekan bisnis mereka.

"Ini permintaan terakhir kakek, Jihoon,"

Begitu tutur nenek saat Jihoon menolak mentah-mentah perjodohan mereka. Jika ada istilah cucu kesayangan (walaupun kakek menyayangi semua cucunya tanpa kecuali) maka sebutan itu sangat cocok untuk Jihoon yang sangat dimanja oleh beliau. Hanya Jihoon yang berhasil membujuk kakek untuk bekerja di perusahaan lain, dan di luar negeri pula!

Jihoon memang bukan lulusan terbaik dari kuliah International Business-nya di New York, tapi ia cukup bangga bisa membuktikan diri, bahwa ia juga bisa menghasilkan uang sendiri tanpa bayang-bayang nama keluarga besar. Dan sekarang mereka menjual nama kakek untuk membuatnya kembali ke perusahaan dan mau dijodohkan.

stuck with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang