Canis Minor Penthouse, Kediaman JunkyuJihoon baru saja sampai di rumahnya— ralat penthouse mewah milik Junkyu. Tentu saja sebagai anak pemilik gedung, Junkyu mendapatkan lahan terluas, di lantai teratas dengan pemandangan Sungai Han yang terlihat jelas dari kaca besar yang mengelilingi seluruh unit.
Jihoon duduk di kursi santai yang menyajikan pemandangan indah Sungai Han saat matahari terbenam. Spot ini selalu menjadi tempat favoritnya.
Seperti sekarang, capek setelah seharian bekerja, menikmati me time -nya sambil selonjoran dengan segelas ice lemon tea yang ia beli di coffee shop yang ada di lantai bawah.
Akhir-akhir ini hotel selalu sibuk. Jihoon mengusulkan ide untuk mengadakan wedding expo sekalian promosi ballroom hotel mereka— Helios Ballroom.
Selain itu Jihoon juga dan bekerja sama dengan beberapa wedding organizer yang tentunya sudah terpercaya kinerjanya. Setiap klien yang menggunakan jasa WO tersebut bisa mendapatkan diskon khusus jika menyelenggarakan pernikahannya disini.
Begitu juga sebaliknya. Ballroom tua itu sudah di renovasi (juga atas ide Jihoon) dengan nuansa yang lebih modern, dilengkapi area private outdoor yang terpisah dari tamu hotel lain. Hal ini sukses menjadikan hotel mereka sebagai tempat menikah paling diminati.
Setiap minggu hotelnya selalu melaksanakan pernikahan. Hari ini pun Jihoon habis meeting dengan beberapa wedding organizer. Karena ini pure idenya, semua kendali ada di tangan Jihoon ia bersyukur Junkyu tidak mengganggunya untuk urusan satu ini.
"Hey, cutie," terdengar suara yang paling tidak ingin Jihoon dengar dari arah belakang.
Satu hal yang Jihoon tidak suka dari penthouse Junkyu adalah, pria ini memiliki indoor hot tub dengan jendela dan pintu kaca, tepat di sebelah ruang TV.
Transparan.
Orang waras mana yang mau berendam di tempat terbuka dan di ruang tengah?! Siapapun yang sedang duduk menonton TV bisa melihat kegiatan di dalam ruangan hot tub .
Karena posisinya di belakang tempat duduk Jihoon saat ini, ia sama sekali tidak sadar kalau Junkyu sudah pulang, dan kini pria itu duduk di kursi sebelahnya, hanya mengenakan bathrobe!
"Bisa gak, sih, nggak usah ngagetin?!" protes Jihoon.
"Gak bisa banget liat gue tenang kayaknya!"
"Hello! Gue udah pulang dari tadi kali. Lu yang ngagetin! Pulang diem doang gak ada suara, gue kira tadi tuyul yang duduk di sini," ucap Junkyu sambil menyilangkan kakinya membuat bathrobe yang hanya mencapai betisnya itu tersibak, dan memperlihatkan paha berotot yang berkilau di bawah cahaya senja.
Jihoon hanya bisa menarik nafas dalam-dalam. Ia sudah capek dan lagi nggak mood untuk ngeladenin Junkyu.
"Oh shut up! Pake baju yang bener bisa gak?!" Jihoon sama sekali nggak ngeliatin badan Junkyu yang hanya tertutup jubah mandi. No, never!
"Namanya juga habis berendem, kenapa? Keganggu? Atau mungkin gue terlalu sexy sampai-sampai seorang Park Jihoon gak bisa mikir jernih?" tanya Junkyu dengan senyum ala fuckboy- nya— begitu kata Jihoon— dan ia sangat membencinya.
"Gak usah mimpi deh, satu-satunya orang sexy di sini ya gue. Lu sendiri, kan, yang bilang," Jihoon tersenyum menang.
Jihoon ingat saat ia baru pindahan dan barang-barangnya belum sampai, ia terpaksa memakai celana boxer miliknya yang dipadukan dengan kaos kebesaran milik Junkyu untuk tidur. Begitu melihat Jihoon keluar kamar.
"Wow sexy ... " adalah hal pertama yang keluar dari mulut Junkyu tanpa bisa difilter terlebih dahulu. Begitu sadar akan ucapannya Junkyu langsung meralatnya dan mengumpat tiada henti, dan berakhir dengan acara saling lempar bantal.
"Waktu itu gue lagi capek, kurang tidur lu gak usah ge-er,"
Tidak menghiraukan ucapan Junkyu, Jihoon kini hanya memikirkan bagaimana caranya supaya orang disebelahnya ini bisa diam dan tidak mengganggu sorenya yang (hampir) sempurna,
"OOPS!" pekik Jihoon tiba-tiba.
Junkyu itu orang yang sangat menyukai kebersihan dan sangat rapi. Satu fakta yang sukses membuat Jihoon terkejut saat mengetahuinya. Dan kini Jihoon dengan sengaja menumpahkan ice lemon tea yang sedang diminumnya ke kursi kesayangan Junkyu. Sofa berbahan kain dengan warna abu-abu.
"You —"
"Sorry, baby , tangan aku licin. Liat, baju aku basah semua. Dingin deh, aku mandi dulu, yaa," ucapnya dengan suara imut dibuat-buat. Mengejek dengan panggilan sayang sudah seperti makanan sehari-hari.
Sarcasm. It's their way to mock this arranged marriage.
"Park Jihoon. Bersihin sofa gue," ekspresi dan suara Junkyu kini berubah serius.
"Tapi aku kedinginan! Liat nih es batunya nempel..." tanpa memperdulikan Junkyu, Jihoon beranjak dari duduknya membuat semua cairan itu mengalir ke lantai, lalu berjalan menuju kamar tamu yang sekarang menjadi kamarnya.
"Jihoon."
"Apa lagi, sih? Kamu mau nemenin aku mandi? Biar badan aku tambah anget?" tanya Jihoon santai,
"Jangan lama-lama, ya," ucapnya lagi sambil mengedipkan sebelah mata lalu membanting pintu kamar sekuat tenaga. Sukses membuat Junkyu teriak frustasi.
"ARGHHH PARK JIHOON! LIAT AJA, YA! TUNGGU PEMBALASAN GUE!"
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
stuck with you
Romancecompleted. guess who will fall first? a treasure's kyuhoon short fic. kim junkyu and park jihoon. ⚠️ arranged marriage.