SATU

1 0 0
                                    


hari itu aku bertemu dengan lelaki yang sepertinya sedang sedih entah karena apa di taman dekat rumahku, lebih tepatnya rumah nenekku. awalnya aku tidak ingin menegurnya jika saja ini tidak tengah malam, bisa sakit dia karena ditaman tengah malam seperti ini tanpa jaket.

"sudah malam, apakah kamu tidak takut duduk sendirian di taman gelap seperti ini?" setelah mengucapkan itu aku baru berpikir, harusnya aku yang takut bukan? untuk apa aku mengkhawatirkan orang yang tidak ku kenal. bagaimana jika orang itu jahat? lalu aku di bunuh dan dibuang ke danau?

aku langsung menggelengkan kepala untuk membuang pikiran itu, walau sebenarnya aku memang harus waspada karena banyak kejadian seperti itu belakangan ini.

aku melihat lelaki itu mendongak sebentar menatapku lalu menundukan wajahnya kembali. aku sedikit terheran oleh sikapnya itu, apa-apaan lelaki ini? tidak sopan sekali diajak bicara.

"bukankah harusnya kamu khawatirkan diri sendiri? ini sudah malam tapi kamu masih berjalan sendirian"

aku tertegun, sedikit terdiam mendengar ucapannya. lalu aku mengambil duduk di sampingnya. "betul juga, harusnya aku memikirkan diriku. untuk apa aku menegur orang aneh yang duduk di taman tengah malam seperti ini. bagaimana aku diculik dan dijual di rumah bordir? hahh aku harusnya pulang saja dan tidur saja"

aku dengan santai membuka ice creamku, menjilatinya perlahan. aku pasti akan dimarahi nenek jika beliau mengetahui aku makan ice cream ditengah malam seperti ini. maafkan aku nenek.

aku melirik lelaki disampingku itu yang hanya diam dan menatapku dengan hm pandangan aneh? entahlah aku tidak mengerti, mungkin menurutnya memang aku aneh. aku menghawatirkan kesehatannya tapi aku sendiri malah makan ice cream di taman tengah malam seperti ini,

"kamu mau?" tanyaku menjulurkan ice cream yang berada di tanganku

lelaki itu menggeleng, membuang pandangannya kembali ke arah lain. aku mengedikkan bahuku tidak perduli, melanjutkan memakan ice creamku.

"apakah kau disini sedang liburan juga?"tanyaku tapi tetap tidak mendapatkan jawaban. "aku juga sedang liburan di rumah nenekku. aku selalu menyukai tempat ini, makanya sejak kecil aku selalu datang setiap liburan sekolah tiba. tapi aku sedih karena mama papa tidak ikut liburan bersama, mereka sibuk bekerja. tapi walau begitu aku tetap menyayangi mereka"

lelaki itu memandangiku sejak aku mulai menyebut bahwa aku menyukai tempat ini. entah kenapa aku santai sekali berbicara panjang lebar seperti ini dengan orang baru pertama kali aku jumpai belum ada satu jam itu.

"nenekku selalu menyuruhku untuk tinggal bersamanya disini karena aku pasti akan sendirian dirumah saat papa dan mama ku bekerja. tapi aku gak mau, karena aku takut mereka kesepian saat mereka pulang kerumah tapi tidak ada aku yang menyambutnya"

"tapi apa kamu gak merasa kesepian jika orang tuamu tidak dirumah?"

aku menatap lelaki di sampingku. akhirnya dia berbicara juga.

"pasti. siapa yang gak kesepian di rumah sendirian? tapi aku tetap ingin bersama kedua orangtuaku. dan juga mereka bekerja untukku juga"

"siapa namamu?"

"aisha, kamu?" aku sedikit bingung kenapa tiba tiba menanyakan namaku.

"aiden" 

aku mengangguk mendengar namanya. "kenapa kamu sendirian di taman tengah malam seperti ini?" tanyaku penasaran, karena sejak awal itulah pertanyaan yang ingin aku tanyakan

"cari angin"

aku menatapnya tidak percaya. angin apa yang dia cari malam malam seperti ini?

"yaudahlah aku pulang saja, semoga kamu menemukan angin yang kamu cari dari tadi ya" aku berdiri dan memasukan sampah plastik bekas ice creamku. "wah kayanya aku sudah lama keluar, bisa dimarahi nenek nih" ujarku lagi lalu berlari tanpa menoleh kearah lelaki itu.

tapi aku merasa dia masih menatapku. bodo amatlah, aku lebih mementingkan nenek yang pasti akan memarahikku karena keluar malam sendiri seperti ini. biar saja aiden mencari angin yang dia inginkan itu sendiri, dari pada aku dimarahi nenek jika masih menemaninya mencari angin.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝕾𝖊𝖎𝖗𝖎𝖔𝖘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang