.
Hari ini, ia memohon kepada orang tuanya kembali untuk memasukkannya ke pesantren, tapi yang dia dapat adalah respon yang tak terduga dari ibunya. Ibunya yang sangat sangat jarang memarahinya atau bahkan tidak pernah, hari ini sangat marah karena mendengar permintaan Alisya lagi.
Alisya berjalan gotai menuju halte bis dekat rumahnya, kejadian hari ini membuatnya sedih, sakit hati, dan bercampur bingung. Tujuan utamanya hanya satu kali ini, rumah Hasna.
Setibanya di halte, Alisya bertemu dengan seorang perempuan yang menutupi kepalanya dengan hoodie sedang mengotak atik ponsel.
Semenit
Lima menit
Sepuluh menit
Bis tak kunjung datang, hanya terjadi keheningan diantara keduanya. Bunyi ponsel berdering, ternyata itu dari ponsel si perempuan tadi.
"........"
"Hah?! Aduh... kok bisa ketauan si?"
"......."
"Oke oke, ana pulang sekarang, jagain di tempat biasanya."
"......."
"Siapa suruh mau bantu ana kabu---"
Perempuan itu menyadari dia tidak sendiri, dia langsung memotong ucapannya dan mematikan ponselnya. Ia tadi main ponsel sambil menunduk, saat menoleh ke arah Alisya membuatnya sedikit terkejut.
"Nama kamu siapa?" Ucap Alisya mengawali pembicaraan.
Perempuan tadi tak kunjung menjawab, dia masih memikirkan orang di hadapannya ini mirip dengan orang yang familiar baginya.
Sangat mirip.
Siapakah dia?
............
KAMU SEDANG MEMBACA
Düz Yol
Teen FictionAlisya berhasil memenangkan olimpiade Matematika tingkat internasional, lalu sekolahnya memberikan beasiswa untuk melanjutkan studynya ke London. Ternyata, perjalanannya tidak begitu mulus. Sudah berjalan selama 6 bulan di London, dia malah mendapa...