01. diary

69 19 5
                                    

"kamu adalah orang yang berpengaruh banyak di hidupku, aku selalu ingin berada di sampingmu dan apakah takdir dipihak kita?."

"tidaklah mudah untukku jalanin namun manusia hanya bisa berdoa Dan terus menjalani takdirnya, akankah semesta membiarkan kita bahagia bersama? aku harap begitu, semesta terkadang berpihak pada kita namun tidak jarang pula semesta berada di pihak lain."

"perlakuannya sangat membedakan aku dengan yang lain, aku merasa dispesialkan, aku merasa dianggap ada dari sekian banyaknya pria yang mengacuhkan keberadaaanku tapi kamu orang yang menganggapku ada, bahkan menjadi peran penting di hidupku."

"indah sangat indah, tapi apa itu untukku? terciptanya dia membuatku bahagia namun apakah dia untukku?."

"sulit di artikan namun teka teki itu membuatku terhanyut untuk memecahkannya, tidak mudah namun butuh kesabaran yang sangat luas."

"aku-kamu adalah mimpi terindahku."

"tetaplah bersamaku."

***

*kringg~

bell pulang sekolah berbunyi, pelajar telah selesai waktunya untuk siswa/siswi untuk ber-istirahat di rumah. semua murid segera membereskan buku-bukunya untuk pulang. aera menutup buku diarynya lalu memasukan kedalam tas miliknya, hari ini ntah mengapa begitu terasa membosankan bahkan aera sedari tadi hanya mencoret-coret buku Dan menulis untung saja guru tidak memberikan tugas pada murid jadi aera tidak akan mendapat hukuman karena tidak mengerjakan tugas. apa kalian tau? mengerjakan tugas saat sedang bosan ataupun di mood yang tidak baik sangatlah menyebalkan, itu juga yang aera pikirkan, namun Tuhan memberikan kesempatan aera untuk tidak mengerjakan tugas, syukurlah.

"huh akhirnya pulang." aera menghela nafas seraya memakai ranselnya di pundak.

ia keluar gerbang sekolah menuju halte bus yang berada di dekat sekolahnya, lama aera berada di halte bus itu namun tidak kunjung datang bus yang ia biasanya ia naik saat pulang sekolah. hah apakah bus nya sedang berlibur? pikirnya.

aera merogoh kantong almet sekolahnya, ia mengambil ponsel lalu menyalakan ponsel miliknya namun sayangnya niat aera untuk memesan taxi online gagal karena baterai ponsel aera hanya sisa satu persen, tak selang lama ponsel aera pun mati total. aera berdecak kesal namun tidak ada yang bisa ia lakukan, sekolah mulai sepi bahkan ia lupa membawa kabel charge ponselnya ia pikir ponselnya akan bertahan sampai ia pulang kerumah namun aera memakai ponselnya untuk menonton saat jam istirahat.

dengan lesu aera berjalan menuju rumahnya, ia sudah sangat muak dengan hari ini, ada apa hari ini? mengapa terasa begitu menyebalkan gumamnya. baru beberapa menit berjalan aera berhenti di pinggir jalan Dan menoleh kebelakang saat namanya disebut oleh seseorang dari belakangnya.

pria berpakaian serba hitam dengan motor sport hitamnya serta helm full face membuat aera tertegun, ia takut kalau itu adalah orang jahat, dengan hati hati aera menunggu orang yang ia tidak kenali itu membuka helm nya.

pria itu kemudian melepas helm lalu merapihkan rambut hitam lebatnya serta tersenyum tipis ke arah aera yang terlihat kebingungan akan kehadiran pria asing itu. pria itu kemudian turun dari motornya manaruh helm itu di atas motornya Dan ia berjalan mendekati aera yang jaraknya Dua hingga tiga meter jauhnya, lalu mengulurkan tangannya bermaksut untuk berkenalan.

aera masih melongo bingung, siapa pria ini? pikiran aera ntah pergi kemana hingga ia mengabaikan tangan pria itu begitu saja.

"ga mau kenalan?." buyar sudah lamunan aera saat pria itu membuka suara.

"e-eh? o-oh iya, gue aera" membalas jabatan tangan pria itu yang sedari tadi ia abaikan sambil terkekeh canggung.

"gue Leonard arjeanta panggil aja Leo." sambungnya lalu melepas jabat tangan itu.

"gue satu sekolah sama lu, tapi beda kelas gue dari kelas Xll IPA." lanjut pria yang menyebut namanya Leo.

"o-oh gitu ya, emm..ada apa manggil?." tanya aera langsung.

"tadi gue liat lu kaya nunggu bus atau jemputan gitu di halte tapi malah jalan, gue abis dari minimarket sebrang makanya liat lu, yaudah gue buru-buru ke parkiran buat susul lu deh." jelasnya, tampak aera mengangguk paham namun masih terlihat bingung.

"ayo pulang bareng?." ajak Leo.

"gue?." pertanyaan itu langsung diangguki oleh leo.

"ayo, kunci motor gue masih nyantol tuh dimotor, ayo ra." ajaknya lagi tapi kali ini Leo sambil berjalan menuju motornya Dan mulai memakai helm full face yang kaca helmnya ia buka Dan menaiki motor sportnya.

aera yang mendengar itu langsung membuntuti Leo namun ia tak langsung naik ke motor Leo, melainkan melempar sebuah pertanyaan yang masih dipikirannya. "emang lu kenal gue darimana? ga macem macem kan?." tanyanya mematikan.

terkekeh, itulah yang aera lihat respon pertama dari Leo. apa pria ini gila? pikir aera terheran saat pertanyaannya direspon dengan kekehan. Leo sadar kekehannya makin membuat aera termelongo, Leo pun menjelaskan.

"gue kenal lu udah lama, tapi ya gitu gue ga pernah berani buat ngajak kenalan, gue takut lu risih tapi tadi gue liat lu pulang jalan gue inisiatif buat ngajak bareng, makanya tadi gue ajak kenalan dulu biar lu ga takut tiba tiba di ajak pulang bareng orang asing kan?." penjelasan Leo cukup melegakan aera, aera sudah memikirkan hal yang tidak-tidak ia hanya takut hidupnya berakhir dengan sadis. maklum aera kemarin baru baca berita anak SMA diculik Dan di b*nuh jadi parnoan hahaha.

Leo tidak mengetahui respon aera baik pun segera memberikan helm ke aera agar aera memakainya. aera menerima dengan sopan lalu memakai dikepalanya namun ia kesulitan saat akan memesukan rambut panjangnya juga kedalam helm bersamaan dengan kepalanya agar rambut panjangnya tidak tergerai, sialnya ia tidak membawa ikat rambut.

"sini gue bantu." ucap Leo yang sedari tadi merhatiin aera yang kesulitan.














TBC.
jangan lupa di vote yaww, semoga menikmati ceritanya💗


piw piw🔫 gimana part pertamanya?..

seru ga??? semoga seru yaaaa

hmm ga targetin banyak sih tapi kalo cerita ini banyak vote & Komen aku bakal semangat selesaiinnya.

kalau dari awal ga suka ceritanya skip aja ya jangan hate komen 😤🤸...

happy reading🤳💗.


AARAV & AERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang