Remember me.....
-Jeano Daniel AlexanderHati-hati typo bertebaran.
Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Seorang pemuda terduduk di ranjang rumah sakit dengan perasaan bingung, heran dan sedikit rasa takut terselip dihatinya.
Dia tahu dimana dia berada saat ini, dia berada di sebuah rumah sakit. Tapi dia tidak tahu alasan mengapa dia berakhir di tempat ini. Yang dia ingat adalah bahwa kemarin dia terbangun dengan perasaan aneh ini, dia juga melihat seorang pria menatapnya sedih dan terharu. Tapi dia tak tahu apa hubungan orang ini dengannya.
"Rein, kamu gapapa?"tanya orang itu padanya.
Rein sedikit mengerutkan alis saat melihat raut wajah perhatian yang di tujukan orang ini padanya.
"Kamu siapa? Kita saling kenal yah?"tanya Rein untuk ke sekian kalinya. Iya dari kemarin Rein sangat penasaran dengan orang ini, saat bangun dia sudah ada di depannya. Merawatnya dan juga menjaganya, yang membuat Rein bingung adalah dimana keluarganya. Ayah dan ibunya tidak ada disini menemaninya. Bukankah seharusnya orang yang pertama kali dia lihat saat bangun adalah mereka, bukan pria ini.
Rein menatap pria itu lagi dengan pandangan menuntut jawaban. Sedangkan pria itu yang kembali mendapat pertanyaan yang sama hanya bisa menarik nafas lelah dan menatap Rein sendu.
"Aku harus berapa kali jelasin. Nama aku Jeano dan aku suami kamu Rein. Kita udah nikah dan sudah bersama selama lima tahun ini"jawabnya dengan nada yang lembut.
Rein menyeringai dan berkata. "Ngaco kamu. Asal kamu tau aku itu belum nikah masih singel, ada-ada aja"
"Tapi aku bicara jujur sayang"
"Gak usah manggil sayang!"mata Rein melotot marah. Apa-apaan orang ini, Rein masih sedikit tak terima yah karena kemarin tiba-tiba di peluk dan di cium. Sekarang orang ini memanggilnya sayang, dia tidak terima. "Sekarang aku tanya, dimana orang tua aku. Kenapa mereka gak ada disini nemenin aku?"tanya Rein.
Jeano menatap Rein dengan perasaan bingung. Kondisi Rein baru saja pulih dan menjelaskan sesuatu tentang kebenaran bahwa orang tuanya meninggal pastilah sangat sensitif sekarang. Tapi sebelum Jeano membuka suara ada ketukan di pintu yang membuat keduanya mengalihkan perhatian.
Pintu terbuka dan sebuah kepala terlihat mengintip ke dalam, itu adalah seorang pemuda yang di kenal baik keduanya.
"YangYang!"
"Reinnn!!!"teriak Yangyang lalu berlari menyerbu Rein dengan pelukan erat membuat Rein sesak nafas. "Astaga aku kangen banget, syukur kamu udah bangun"ucap Yangyang terharu.
Rein juga merasa senang karena setelah beberapa hari akhirnya ada orang yang dia kenal. Tapi sungguh pelukan YangYang membuatnya tidak bisa bernafas.
"Iya-iya tau, tapi lepasin dulu pelukannya, aku gak bisa nafas"
Mendengar itu Yangyang melepas pelukannya dan kemudian dia menatap Rein yang kini membuka matanya dengan pandangan terharu sampai membuat matanya merah dan berkaca-kaca.
"Maaf karena baru bisa datang sekarang"ucap Yangyang mengusap air mata di sudut matanya lalu menoleh ke arah Jeano.
"Hai Jean, selamat karena penantian lo berakhir"kata Yangyang menatap Jeano tapi Jeano hanya tersenyum masam. Dia cemburu melihat istrinya sendiri memeluk orang lain dengan erat sementara saat giliran dia Rein terlihat enggan dan seperti memusuhinya.
Tapi mendengar ucapan Yangyang Jeano juga tersenyum bahagia, yah penantiannya kini berakhir. Bisa melihat Rein kembali membuka matanya dan tidak lagi tertidur dia merasa bahagia dan bersyukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You | NOREN
FanfictionSetelah terbangun dari komanya. Rein melupakan ingatan beberapa tahun kebelakang. Melupakan kematian orang tuanya. Melupakan statusnya. Melupakan janji pernikahannya. Melupakan orang yang mencintainya. Dan mungkin orang yang dia cintai. **** Aku tid...