[ 02 ]. Bullying

37 8 1
                                    

Karang mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Dia terlambat ke sekolah karena bangun kesiangan. Itu karena efek dia minum-minum semalam.

Tapi baginya tidak masalah. Ia siap jika nanti diberi hukuman. Karang sudah terbiasa.

Ketika Karang sampai di depan gerbang sekolah, benar saja. Gerbangnya sudah tertutup rapat, pertanda bahwa bel masuk sudah berbunyi sedari tadi.

Ia turun dari motornya, lalu mengintip dari sela-sela gerbang. Karang mengguncang gerbang itu dan memanggil satpam yang berjaga di pos.

"Pak Yono tolong bukain gerbangnya pak! saya telat ini. Cepet pak!"

Satpam dengan nametag Yono Kasino itu pun langsung mendekati gerbang saat mendengar pekikan Karang.

"Kamu lagi kamu lagi. Heran saya tuh, kerjaannya kalau gak bolos, terlambat, buat rusuh. Anak siapa sih kamu Karang?" Ucap satpam itu menggelengkan kepalanya seraya membukakan gerbang.

Satpam itu mengenali Karang, karena saking terkenalnya Karang disekolah. Terkenal pembuat masalah.

"Anak orang lah pak, masa anak setan. Udah ya saya duluan, makasih pak Yono ganteng!"

Karang menghidupkan motornya lalu membawanya menuju parkiran.

"Dasar anak monyet," Gumam satpam itu lalu kembali menutup gerbang.

Sementara itu, setelah Karang memarkirkan motornya diparkiran belakang sekolah. Ia berlari di sepanjang koridor menuju ke kelasnya. Ia berharap guru yang akan mengajar di jam pertama belum masuk.

Tetapi sepertinya harapannya tidak terwujud. Karena saat Karang tiba di depan pintu kelas, disana terlihat seorang guru yang sedang mengajar menjelaskan materi.

Tok tok tok

"Assalamualaikum, permisi bu?" Karang mengucapkan salam setelah mengetuk pintu tiga kali.

Kehadiran Karang membuat perhatian guru dan seluruh murid dikelas itu teralihkan.

"Waalaikumsalam. Telat lagi?" Tanya guru perempuan yang memiliki tubuh berisi itu, menatap Karang kesal dan penuh intimidasi.

"Iya maaf bu, saya kesiangan." Karang hanya menampilkan cengirannya.

"Kamu dihukum tidak boleh mengikuti pelajaran saya. Dan berdiri di lapangan sambil hormat ke tiang bendera sampai istirahat pertama!" Perintah sang guru menunjuk ke arah lapangan.

"Ibu masa gak kasian sama saya? kasih saya keringanan gitu, toleransi dong."

"Gak ada. Cepat sana. Kalau kamu berani membantah, saya tambahkan hukuman kamu!"

Dengan terpaksa, Karang pergi menuju lapangan untuk melaksanakan hukuman yang diberikan.

Saat Karang sudah menjauh, para siswa dikelas itu justru berbisik-bisik membicarakan Karang.

"Sekolah seenaknya banget dia."

"Iya sok keren."

"Ngapain sih dia sekolah disini. Mencemarkan nama sekolah aja!"

"Tau tuh. Seneng banget gue kalau dia pindah."

"Semoga deh, dia pergi dari sekolah ini."

"Sudah, ayo kita lanjutkan materinya," Ucapan guru itu seketika menghentikan obrolan mereka.

KARBU | You And The Rain That DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang