Karang berjalan santai menuju kantin sekolah. Ia merasa lapar dan lelah sehabis dihukum membersihkan seluruh toilet laki-laki.
Sebenarnya saat sedang diadili diruangan bimbingan konseling tadi, guru sempat memutuskan untuk memanggil orang tua Karang dan Yuda besok. Tetapi Yuda lah yang memohon agar masalah ini dibicarakan secara baik-baik dan jangan sampai melibatkan keluarga.
Mendengar keputusan Yuda, akhirnya guru itu luluh. Tapi tetap saja ia diberi hukuman dan dikenakan dua point. Ia harus meminta maaf dan berterimakasih kepada Yuda, lalu diperintahkan untuk menjalankan hukuman yaitu membersihkan seluruh toilet laki-laki.
Tentu saja Karang meminta maaf dan berterimakasih kepada Yuda, walau tidak niat sama sekali. Ia tau Yuda itu orang yang manipulatif dan suka playing victim, maka dari itu ia sangat membenci Yuda.
Ia tau niat busuk Yuda yang sengaja mengejek Karang agar Karang terpancing emosi lalu memukul dirinya. Dengan begitu Karang akan dihukum, dan ia akan berpura-pura baik didepan guru. Begitulah otak licik Yuda. Rasanya Karang ingin sekali memberikan Bogeman lagi pada laki-laki itu, tetapi diurungkan karena pasti akan menambah masalah baru.
Saat Karang melewati gudang sekolah, samar-samar ia mendengar suara rintihan seseorang yang begitu lirih. Sontak, Karang menghentikan langkahnya dan mencari sumber suara itu.
Ketika menyadari sumber suara itu dari arah gudang, Karang bergidik ngeri sembari mengusap tengkuk lehernya.
"Masa beneran sih kata orang-orang, gudang tuh angker ada setannya? heran deh gue sial mulu dari kemaren, sekarang pake segala ketemu setan lagi."
Karena rasa penasaran, ia melawan rasa ketakutan itu dan berjalan pelan menuju gudang. Dan benar saja, ketika Karang mendekat, suara rintihan itu semakin terdengar jelas.
Dalam hati ia terus berdoa sembari membuka pintu gudang itu secara perlahan.
Saat pintu gudang itu sudah terbuka lebar, Karang terbelalak ketika ia melihat ada tubuh seorang perempuan yang tergeletak dilantai.
"Ini siapa lagi, setan bukan sih?"
Perempuan itu mengenakan seragam sekolahnya, tetapi penampilannya sangat berantakan dan tercium bau amis yang sangat menyengat. Itu membuat Karang berpikir kalau perempuan itu adalah hantu.
"H-heh... ini orang apa bukan?" Tanya Karang seraya mendekati tubuh perempuan itu dengan waspada.
Karang memperhatikan wajah perempuan itu, dan seketika ia membelalakkan matanya terkejut ketika merasa tak asing dengan perempuan itu.
"Lo?! ngapain disini anjir?!"
"To-long aku..." Buih menatap sayu Karang yang ada dihadapannya. Ia belum menyadari laki-laki yang ada dihadapannya itu, adalah laki-laki yang menolongnya kemarin.
Karang kebingungan, ia tak tau harus melakukan apa. Karena tak ada pilihan lain, ia pun membantu Buih berdiri, dan memapah tubuh Buih dengan hati-hati.
"Lo bersihin dulu kepala lo, gue anter ke kamar mandi. Pantes bau amis, ada telor ceplok di kepala lo tuh. Nanti habis itu ke uks, gue obatin."
Buih hanya mengangguk pelan sebagai respon. Lalu Karang mengantar Buih sampai ke toilet wanita, dan ia menunggu diluar selagi Buih membersihkan dirinya.
Setelah selesai, Karang kembali memapah Buih menuju UKS.
"A-aduh... "
"Kenapa?"
"Sebentar, kaki aku sakit..."
Mendengar itu, tiba-tiba saja Karang berlutut didepan Buih. Dan Buih yang kebingungan hanya bisa terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARBU | You And The Rain That Day
Ficção AdolescenteInilah kisah laki-laki bernama Narendra Laksamana Karang yang jatuh cinta pada seorang gadis yang saat awal pertemuannya sungguh tidak terduga. Buih Kirana Ashella. Gadis yang hidupnya selalu menderita. Tidak peduli akan hidupnya yang juga kacau be...