Tinggalin vote^^
Tandain jika ada yang typo/kesalahan dalam setiap paragraf.
...
Sesampainya Dina, Umma dan Abah disebuah pesantrend ternama dijawa barat. Dengan terpaksa gadis itu menuruti perkataan Umma yang menyuruhnya untuk mengenakan hijab dan pakaian syar'i. awalnya Umma menyuruh Dina untuk memakai cadar tetapi dengan keras Dina menolak lantaran tak sanggup menjadi ninja, membuat pernafasan nya terganggu. Padahal tak seperti itu, sungguh Dina blum sepenuhnya menerima semua ini.
"Umma, Dina ga betah dengan pakaian ini" adu Dina berbisik tepat di telinga sebelah kanan Umma. Membuat Abah yang melihat itu menghela nafas dan menepuk pundak sang istri lalu pergi ke dalam ndalem berniat menghampiri pemiliknya.
Umma yang mengerti hanya tersenyum memahami akan Dina yang belum terbiasa dengan semuanya.
"Tenanglah Din, Umma mengerti. Tetapi dengan berjalannya waktu kamu pasti akan terbiasa. Cukup bersabar dan memulai semua itu dengan bismillah. "
Dina hanya menampilkan senyum di bibirnya dengan paksaan tentunya.
"Baiklah, untuk saat ini gue turutin"
ucap nya yang pasti tak didengar oleh Umma yang sudah berjalan mendahuluinya....
Sedangkan diatas gedung pesantrend santri putri. Beberapa Santri tengah berbisik bisik akan Dina yang tampak asing bagi mereka. salah satunya yang berapa pada ujung sebelah kiri yang bertepatan langsung kearah ndalem.
"Ukhty tau tidak, itu gadis yang mengenakan gamis berwarna coklat siapa? " tanya Fira menunjuk kearah ndalem kepada teman disebalahnya.
"La Ukhty, tapi saya rasa dia adalah santri baru yang ustazah Rina katakan."
balas Ririn yang mendapatkan anggukan oleh kedua temannya."Saya rasa juga begitu" setuju teman satunya, aini.
"Yasudah, kalau begitu. Mari kita menyusul yang lainnya kebawah " saran Ririn mengajak kedua temannya.
Mereka pun berjalan bersama kebawah. menuruni tangga satu persatu. Gedung santri putri terbagi menjadi 3 tingkat dan 2 gedung yang berapa pada kanan dan kiri kawasan santriwati. sedangkan putra hanya 2 tingkat tetapi ada 3 gedung yang berada pada bagian depan pesantrend dan kanan kiri. cukup luas pesantrend ini begitu juga dengan tembok yang menjulang tinggal di setiap pinggir pesantrend agar para santri tak mudah untuk kabur dan juga fasilitas di pesantrend ini dapat dikatakan lengkap. Tak lupa peraturan yang ketat membuat para santri selalu mendapatkan hukuman.
...
"Baiklah, semua sudah kami urus. Jadi, silahkan membetahkan diri diasrama ini ya nak. Abah dan Umma akan kembali ke Jawa Tengah" ucap Abah berpamitan hendak memasuki mobil miliknya.
"Umma mengharapkan perubahan dari kamu,Assalamu'alaikum Dina"
Pamit Umma.Dina hanya mengangguk pada keduanya dan tak lupa mengalami mereka. Trakhir hanya lambaian tangan yang ia berikan. Dengan sekoper pakaian yang ia gerek mengikuti langkah salah satu santri yang akan bersebelahan kamar dengannya.
Sesampainya Dina didepan kamar yang akan dirinya tempati. Tiba tiba seorang santri tanpa rasa bersalah menyenggol bahu Dina cukup keras membuat sang empu meringis. "haiss, sabar " gumam Dina melirik sinis santriwati itu.
"Ini kamar kamu, saya duluan ya, Ukhty. Assalamu'alaikum " pamit santri itu lalu meninggalkan Dina.
"Ukhty? siapa itu Ukhty? nama gue Dina kali bukan ukhty, gimana sih" bingung Dina seraya membuka pintu kamar itu.
Ceklek.
Pintu berhasil dibuka lebar, menampilkan tiga santriwati yang tengah merapikan pakaiannya. Sontak melihat kearah Dina tentunya mereka sangatlah terkejut lantaran Dina yang membuka pintu tiba tiba. Sebelumnya tak ada yang berani membuka pintu kamar santriwati tanpa mengetuk dahulu dari luar. Tapi mengapa dia sangat lah berani?
Ketiganya saling menatap satu sama lain, sedangkan Dina dengan santainya menggerek koper miliknya masuk kedalam kamar.
Fira menanyakan keberadaan Dina dengan lirikan. Namun kelihatannya kedua temannya juga sama sama tak tahu. dan akhirnya Aini pun bertekat bertanya kepada Dina.
"Hai ukhty, kamu siapa ya? kok bisa asal masuk ke kamar ini. boleh dijelaskan?" tanya Aini dengan ragu.
Namun, bukannya membalas Dina hanya menolah dan kembali menaruh bawaannya di lemari sudut kosong yang memang sudah diletakkan untuk dirinya.
Mereka bertiga sudah selesai dengan kegiatannya melipat pakaian sedang kan Dina masih sibuk merapikan peralatan make up yang cukup banyak ia bawa dari rumahnya.
"Loh kok tu anak berani banget bawa begituan ke asrama" tanya Fira kepada kedua temannya dengan bahasa yang tak bisanya santri gunakan membuat Dina menaikan alisnya, keheran.
"Mana gue tau, mungkin dia blum tau aturannya. ntar juga tau sendiri" jawab Ririn santai. Semakin membuat Dina membulatkan matanya.
"Bahasa kalian! " tegur Aini tiba tiba.
"AFUWWAN, UKHTY! " seru mereka berdua meminta maaf kepada Aini.
Aini hanya berdehem menanggapi sikap kedua sahabatnya yang tak kunjung bertaubat akan bahasa yang suka berubah ubah. Padahal sudah mendapatkan teguran mberulang ulang.
Dina menghampiri mereka bertiga, ikut duduk mengisi tempat yang kosong tepat disamping Fira.
"Lo orang jakarta? " tanya Dina kepada Fira tiba tiba.
"Gue kira lo bisu, eh. bisa ngomong juga ternyata" sinis Ririn.
"Rin! " tegur Aini lagi, kala mendengar ucapan yang tak seharusnya dari sahabatnya itu.
"Iya gue orang jakarta, Ririn juga. Cuma Aini yang asli sini" ucap Fira yang hanya mendapatkan anggukan dari Dina.
"Trus kalo lo? " kini Ririn yang bertanya pada Dina.
"Gue juga dari jakarta. "
Mereka bertiga mengangguk dan sangat faham mengapa gadis itu bisa berada disini. Terlihat dari sikap yang ia tunjukan semua sudah mereka alami.
"Pasti kamu kesini, karena terpaksa ya? " tanya Aini menebak nebak.
"hm" Dina berdehem malas.
"Sama dong kaya kita berdua" timpal Ririn merangkul pundak Fira.
"Ya ya ya.., ini sudah takdir kita ikutin aja alurnya, ntar juga bersyukur bisa terhindar dari dunia luar yang dapat dikatakan buruk itu" ucap Fira pasrahan membalas rangkulan Ririn.
Sedangkan Aini hanya dapat menggelengkan kepalanya. Menandakan dirinya sudah biasa akan prilaku mereka berdua.
"By the way nama lo siapa? " tanya Fira penasaran.
"Gue Aleza Dina, Kalau lo? "
Dina kembali bertanya."Kenalin gua Fira hanaya dan disamping gue ini Ririn rauniza dan di sebelah nya Syhakira Aini"
Selesai berbincang membicarakan banyak hal merekapun berhasil menjadi teman yang dapat dikatakan serfekuensi namun tidak dengan Aini yang kewalahan lantaran temannya yang susah untuk diatur bertambah lagi. Alhasil dirinya pergi dahulu meninggalkan kamar lantaran ustadzah Rina memanggilnya.
_________________________________
Hiw, ael sayang kalian. Semoga tetep mau untuk membaca cerita ini dan ngedukung trus.🌷
#Tobecontinued
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Membawa ku Kesurga
Teen FictionSiapa yang pernah menyangka jika gadis urakan seperti Dina harus dengan terpaksa menyetujui wasiat kedua orang tuanya. untuk belajar di asrama untuk akhiratnya kelak. Dengan terpaksa Dina membetahkan diri dipenjara suci itu dan tak lupa masalah yan...